Kalau lo punya hobi cari baju branded bekas alias thrifting, ada satu kabar buruk. Beberapa waktu lalu, pemerintah sempet mempertegas kalau mereka bakal bener-bener ngelarang impor baju bekas beserta penjualannya. Alasan utamanya karena thrift store dianggep bisa matiin industri garmen lokal Indonesia. Emangnya, kenapa bisa gitu?
Kenapa thrift store bisa rusak industri lokal?
Kalau lo mau tahu kenapa thrift store dianggep bisa ngerusak industri lokal, lo harus tahu dulu kenapa baju bekas impor ini disukain masyarakat. Simpel aja, jawabannya karena baju bekas ini berkualitas, tapi harganya murah meriah.
Bayangin aja lo bisa dapet celana brand Amerika Serikat dengan harga Rp100 ribuan aja, dan bukan KW! Padahal, harga aslinya bisa sampai jutaan Rupiah! Siapa yang enggak tergiur dengan tawaran kayak gitu?
Nah, kalau harga segitu udah dapet celana branded yang kualitasnya bagus, gimana industri lokal bisa bersaing? Rasanya, enggak masuk akal aja kalau industri lokal harus bisa bikin celana dengan kualitas setara brand luar, tapi dengan harga jual Rp100 ribuan atau bahkan kurang. Belum lagi, industri lokal juga wajib bayar PPN yang ngebikin harga jual barang makin naik.
Baca juga:
5 Brand Lokal Keren dan Berkualitas yang Wajib Jadi Koleksi Lo!
Akhirnya, orang-orang pasti lebih milih beli baju bekas branded, just because harganya lebih murah. Apalagi, buat tipe-tipe orang yang pengen keliatan stylish di tongkrongan, tapi enggak mau rugi.
Padahal, sebenernya impor baju bekas ini udah dianggap ilegal sama pemerintah, lho! Enggak percaya?
Sebenarnya kegiatan impor baju bekas termasuk kegiatan ilegal
Ternyata, Kementerian Perdagangan sudah melarang impor pakaian bekas lewat Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 40 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Permendag Nomor 18 Tahun 2021 tentang Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor. Selain itu, ada juga Permendag No.51 Tahun 2015 tentang Larangan Impor Pakaian Bekas.
Bahkan, Kemendag sudah pernah memusnahkan ratusan bal pakaian bekas impor yang dikatakan bernilai Rp8,5 miliar di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Kalau emang dilarang banget, kok masih bisa masuk?
Ternyata, pakaian impor bekas ini masih bisa masuk ke Indonesia lewat pelabuhan-pelabuhan tikus alias pelabuhan kecil yang tersebar di Sumatra, Riau, dan Kalimantan. Pakaian ini masuk dari negara-negara tetangga kita, yaitu Malaysia dan Singapura. Jadi saking banyaknya demand dari masyarakat Indonesia, para pelakunya berani ambil risiko buat masukin barang ilegal itu ke thrift store di Indonesia.
Terus, gimana nasib para penjual?
Buat nunjukin ketegasan mereka, pemerintah berjanji bakalan negur dan menindaklanjuti kalau ada thrift store yang masih berjualan baju bekas impor. Enggak cuma untuk toko-toko offline, ancaman itu juga disampaikan kepada para penjual baju bekas impor di e-commerce maupun media sosial.
Tapi, pemerintah enggak bakalan nutup toko-toko tersebut. Mereka percaya, para pelaku UMKM bisa banting setir berjualan pakaian-pakaian produksi lokal atau jenis pakaian lain yang enggak ngelanggar peraturan.
Baca juga:
5 Brand Lokal Streetwear yang Bikin Outfit Lo Makin Stand Out!
Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM, bilang kalau UMKM ini cukup adaptif buat ngadepin beragam masalah yang ada. Beliau ngasih contoh waktu pandemi kemarin, banyak pengusaha yang bisa banting setir dan sukses. Misalnya aja pembuat bendera yang banting setir jadi pembuat masker.
Enggak semua orang sepenuhnya setuju
Soal pelarangan thrift store buat ngejual baju bekas impor ini, ternyata ada beberapa pihak yang kontra. Udah pasti, salah satunya adalah pedagang baju impor bekas itu sendiri.
Menurut seorang pemilik thrift store, bakal sulit buat banting setir dari ngejual pakaian bekas impor ke bisnis fesyen yang membutuhkan skill, relasi, dan modal yang lebih gede. Bahkan, dia juga enggak percaya kalau pelarangan ini bakal ngedukung majunya industri garmen lokal. Menurutnya, orang-orang masih bisa berbelanja pakaian impor lewat toko online yang melayani pengiriman dari luar negeri. Terus, gimana solusinya?
Kalau kata Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Centre for Economics and Law Studies, pemerintah enggak boleh kalau cuma ngelarang aja, tapi juga bertanggung jawab. Salah satu saran yang diajukan oleh beliau adalah peningkatan kualitas pakaian lokal melalui program permodalan dan pendampingan. Selain itu, pemerintah juga wajib mengusahakan pembuatan produk fesyen yang seluruh prosesnya di dalam negeri biar enggak mengambil bahan baku impor sama sekali.
Jadi, gimana menurut lo? Masih mau mampir ke thrift store atau nyobain produk fesyen lokal? Mungkin ini saat yang tepat buat lo untuk mulai eksplor produk-produk fesyen dari brand lokal yang kualitasnya enggak kalah bagus dari brand luar. Kalau butuh rekomendasi, gue udah pernah bahas dikit di sini!
References:
- https://www.merdeka.com/peristiwa/polemik-larangan-bisnis-thrifting-gibran-kasihan-industri-lokal.html
- https://www.bbc.com/indonesia/articles/c4ndrwez973o
- https://www.cnbcindonesia.com/news/20230316103151-4-422141/aneh-ternyata-impor-pakaian-bekas-ada-datanya-resmi
- https://republika.id/posts/38602/produk-pasar-thrifting-ganggu-produksi-dalam-negeri
- https://lifestyle.zigi.id/pengertian-dan-alasan-orang-pilih-thrifting-kini-dilarang-jika-impor-14657?page=1
- https://narasi.tv/read/narasi-daily/pakaian-bekas-impor-dinilai-ganggu-umkm-pemerintah-diminta-jangan-cuma-bisa-melarang?ref=artikel-narasi
- https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6616996/impor-baju-bekas-bakal-diberantas-nasib-pedagang-thrift-di-pasar-senen-cs-gimana/1
Comments