Trending
Jumat, 24 April 2015

Magno The Wooden Radio

  • Share
  • fb-share
Magno The Wooden Radio

Urbaners mungkin tidak menyangka kalau perangkat unik ini berasal dari Indonesia tepatnya di Jawa Tengah. Adalah Singgih Susilo Kartono, cowok kelahiran Temanggung sosok dibalik kesuksesan radio kayu “Magno” dipasaran dalam dan khususnya luar negeri. Produk ini menjadi pembicaraan hangat di mancanegara khususnya dikalangan kolektor.

Radio kayu dengan berbagai desain unik ini bermula waktu Singgih yang merupakan lulusan Seni Rupa ITB ini mencoba membuat desain asing radio dari bahan kayu dan mengisinya dengan peralatan radio merk Panasonic yang dibelinya dari sebuah toko elektronik. Sejak saat itu idenya terus berkembang sampai akhirnya tercipta aneka model dan bentuk radio kayu, Urbaners!

Karena sekarang ini media internet bisa digunain buat apa aja, Singgih pun mulai mencoba memasarkan produknya secara online. Nggak disangka dalam waktu singkat, produknya pun menarik perhatian banyak orang dan ia mulai kebanjiran pesanan. Tapi doi nggak pengen menikmati hasil jerih payahnya sendiri. Singgih juga mulai memberdayakan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya untuk ikut membantu proses produksi radio ini.

Keunikan radio buatan Singgih ini adalah bahan bakunya yang murni dari kayu, tanpa sentuhan pelapis apapun baik itu cat, vernis ataupun politur. Menurut Singgih permukaan kayu sudah memiliki keindahan tersendiri, guratan urat kayu, warna dan tekstur adalah fenomena yang menarik untuk ditampilkan secara natural. Ternyata nggak gampang buat nentuin kayu yang dipilih sebagai casing radionya, untuk ini Singgih benar-benar mempelajari setiap karakter kayu yang akan dipergunakan, baik tingkat keindahannya, keawetannya dan sebagainya.

Kalau lo ingin melihat secara langsung workshop radio “Magno”, lo bisa berkunjung ke Dusun Krajan, Desa Kandangan, Kecamatan kandangan, Kabupaten Temanggung, Jawa tengah. Dari tempat itu, setiap bulannya Singgih mampu mengirimkan sekitar 400 unit radio “magno” ke berbagai negara dengan harga per unit 1,5 juta rupiah, hebatnya, diluar negeri harga produk ini mampu mencapai 260 euro atau sekitar 5,2 juta rupiah. Nah kan, siapa bilang produk dalam negeri kalah saing di pasar internasional?

 

 

 

 

Comments
Susiana Saputri
Mantap banget
Sandi Widiyantoro
Inspiratif sekali 😍