Trending
Rabu, 14 Februari 2018

Polisi di Tiongkok Gunakan Kacamata Face Recognition untuk Deteksi Penjahat

  • Share
  • fb-share
Polisi di Tiongkok Gunakan Kacamata Face Recognition untuk Deteksi Penjahat

Tiongkok memang berbeda dengan negara lainnya, termasuk dalam urusan teknologi. Jika Google masih menunda pengembangan Google Glass, maka Tiongkok sudah diaplikasikan di kepolisian. Dilansir dari theverge, kepolisian Tiongkok mulai tahun 2018 ini akan memakai kacamata pintar untuk mendeteksi wajah penjahat dengan bantuan face recognition.

Bertujuan untuk mendeteksi wisatawan Imlek

Tiongkok diprediksi akan kedatangan lebih dari satu juta wisatawan ketika Tahun Baru Imlek 2569 pada pertengahan Februari mendatang. Untuk mengatasi hal tersebut, kepolisian di Zhengzhou akan mencoba menggunakan kacamata pintar untuk mendeteksi para wisatawan yang terkena banned. Untuk percobaan pertama, para polisi di Zhengzhou ini akan menggunakan kacamata pintar di setiap stasiun. Hasilnya, polisi berhasil mendeteksi tujuh orang buronan dan 26 orang yang nggak mempunyai identitas.

Kacamata pintar yang dipakai oleh kepolisian di Zhengzhou ini dikembangkan oleh LLVision Technology Co. Perusahaan yang dipimpin oleh Wu Fei ini mengatakan bahwa kacamatanya memang didesain khusus untuk keperluan kepolisian.

“Kacamata pintar ini menggunakan teknologi AI yang memungkinkan setiap polisi melaporkan dan bisa langsung bertindak sesuai arahan pimpinan,” ujar Wu Fei.

Tiongkok bersiap menjadi negara full teknologi

Ternyata nggak hanya kacamata pintar yang menjadi andalan dari Tiongkok ini. Menurut rencana, pada tahun 2020 Tiongkok akan menahbiskan diri menjadi negara paling berteknologi karena mereka akan memasang 600 juta CCTV di seluruh penjuru kota. Nantinya nggak akan ada lagi space untuk orang-orang di Tiongkok buat berbuat kejahatan karena langsung terekam.

Walaupun begitu, ternyata masalah kacamata pintar dan CCTV ini berbuntut panjang, Urbaners. Beberapa lapisan masyarakat mengatakan privasinya akan dilanggar jika ini dilakukan di seluruh Tiongkok. Untuk sementara, memang nggak ada tindakan apapun dari pemerintah Tiongkok untuk masalah regulasi. Tetapi jika ini diteruskan, tentu akan merugikan masyarakat.

Hmm, ternyata nggak semua teknologi ini ramah bagi masyarakat, ya. Jika nggak ada regulasi yang mengatur, tentu akan menjadi batu sandungan. Semoga ada jalan keluar dan sisi positifnya bisa diambil oleh Indonesia.

 

 

 

Source: theverge.com

Comments
Susiana Saputri
Mantap banget
Rio Ardianto
wah keren nih