Trending
Kamis, 26 Oktober 2017

Success According to JMono

  • Share
  • fb-share
Success According to JMono

Adhika Prabu Aprianto (born April 23, 1986), better known by his stage name JMono, is an Indonesian musician. He is best known as the founder and the only member of the band Neurotic, and also former bassist, co-founding member, and one of the composers of the rock band ALEXA. He has also played with Souleh and Soulehah, MARCH, and many others.” Begitulah profil seorang  JMono yang dilansir dalam blog pribadinya http://mononeurotic.blogspot.co.id

Bila membaca paragraph-paragraf selanjutnya dalam blog tersebut, kamu akan disuguhkan perjalanan karir dan portofolionya di dunia musik. Tapi sepertinya ia belum berhenti di situ, Ia akan terus berkarya. Ia menikmati segala proses perjalanan hidupnya, terutama di dalam dunia musik.

Kami mengunjungi kediamannya. Tempat dimana belakangan ini menjadi wadah musisi lain untuk menghasilkan karya-karya selanjutnya. Kebetulan tempat ini dinamakan “Weird Mansion”. Kami berbincang santai-santai-serius mengenai bagaimana Weird Mansion ini menjadi kanal menyalurkan ide-ide kreatif dan bagaimana seorang JMono yang selalu bisa beradaptasi dengan skena musik Indonesia.

Kediaman lo ini belakangan memiliki andil besar dengan apa yang kalian hasilnya belakangan ini?

Rumah ini bisa dibilang engga buat keluarga gue doang, sejak bulan puasa tahun kemarin, jadi dikelilingi orang kreatif, ada studio (musik), ada yang nato (membuat tato), ada kantor juga di atas, kebetulan kantor blog-nya istri gue. Kalo gue sebut kaya potlot tapi hipster itu aneh ga sih, kaya potlot dulu gitu. Kan selain Slank ada band-band lain juga.

Ada Neurotic, Petra Sihombing, Rock and Roll Mafia, Priyanka Alexandra, banyak yang mau keluar (rilis) nih ada Adrian Halif, terus ada Yosaviano bassist kita, kemarin sempet di Elephant Kind juga.

Sebenernya dari dulu sih, Neurotic jadi semacam host bandnya anak-anak sinilah gitu. Kami semacam community aja sih. Kami namainnya Weird Mansion.

 

Apakah formasi Neurotic ini sudah final?

Nah itu dia, sebenernya secara format juga sekarang kami melebar jadi 8 orang. Ada vokalis 3 orang sebagai (vokalis) tamu, ada Ben Sihombing, Priyanka sama Adrian. Tapi mereka itu juga solois juga di label, dan mereka ada produknya juga, cuman baru Ben yang udah dirilis.

Sebenernya Neurotic itu kan bukan band, tapi kolektif. Makanya koneksi rumah ini sama Neurotic itu sangat erat –selain emang karena gua tinggal di sini-, kaya kalo di luar itu ini Gorillaz, LCD Soundsystem gitu, ini semacam parade sirkus. Akhirnya bengkak jadi 8 orang tapi timnya tetap 5 orang. Untuk beberapa bulan ke depan kami manggung akan berdelapan.

Tidak takut hanya dianggap selalu sebagai “side project”?

Engga sih, ada gua yang jaga gawang. Jadi ini semacam musical ensemble yang dipimpin oleh gua. Kaya kalo dulu Srimulat, Asmuni Cs, ya kira-kira gitulah, hahaha.  Pokonya lo dulu nonton Srimulat, lawak kan, mau Timbul-nya lagi ada atau engga, nah ini Neurotic itu kaya gitu, it’s all about the menu, the concept, tapi pasti ada gua. Itu sih yang ditawarkan, experience itu.

 

Project selanjutnya?

Pokoknya gua nularin ke anak-anak arus rutin manggung, rutin bikin lagu, rutin latihan band. Tapi harus ada seneng-senengnya juga, haha. Semenjak tongkrongan yang ini, ini Neurotic benar-benar menjadi rilisan pertamanya di rumah ini. Sebelumnya itu ada Black Teeth, itu juga di sini dan mereka bagian dari sini juga. Dan ketika kita ngobrol nih, si Petra lagi ngurung diri di kamarnya –jadi ga jauh dari sini rumahnya Petra- di studionya, matiin handphone, lagi ngelarin albumnya. Dia men-deadline-kan dirinya sendiri. Si Ben kemarin udah kelar satu lagu, kita-kita juga yang ngerjain, si Andra lagi ngerjain project sama bassist Neurotic yang lama.

Jadi nongkrongnya kaya gini, “hari ini mau bikin apa? Siapa duluan yang rilis?”  semuanya harus punya produk. Jadi hampir tiap hari gua bikin rame aja.

Bagaimana perkembangan album terbaru Neurotic “Dimensi Alternatif”?

Pas banget hari ini albumnya kelar, mastering kelar, gue lagi nunggu dikirim.

Lagu ke lagu nyambung itu tentang “alternate reality”. Kami kaya terinspirasi band-band classic rock jaman dulu kaya Yes, Deep Purple, Rush, Genesis. Kami engga bisa buat kaya mereka, cuman kami engga bisa main kaya mereka, tapi kami cobanya buat karya kaya mereka, sok mikir kaya mereka aja. In a musical way jadi engga, ya pengen sih kaya mereka, haha, cuman lebih ke membuat karyanya ke dalam satu rangkaian.

 

Lo menguasai berbagai alat musik. Instrumen yang paling lo nyaman apa sih? Atau bahkan nyanyi?

Gue seneng banget nyanyi, tapi gue tau diri gue bukan penyanyi yang merdu, haha.

Gue bener-bener tenggelam dalam musiknya sih. Emang gue seneng ngulik aja sih, tapi effortless aja sih, kaya lagi nongkrong-nongkrong “oh, ini gitarnya gini”. Gue tuh sama anak-anak selalu challenge gitu kaya, coba kejar aja gitu, bikin lagunya kejar, cari karakter sendiri. Akhirnya kalo lo mempelajari itu, lo mesti belajar semuanya. Biasain jadi habit aja sih, cuman gue berusaha harus bisa aja.  Gue pengen jadi musisi, gue pengen berusaha se-proper mungkin menjadi musisi aja sih, hehe.

Genre musik yang didengar JMono luas dan bervariasi sekali. Ada album tertentu yang membuat lo jatuh cinta dengan musik?

Genesis, Queen. Terus engga tau kenapa, dulu waktu gue TK harus tidur siang, terus dikasih dengernya Stevie Wonder mulu, haha, cuman gua rasa itu fondasi yang baik.

 

Dalam salah satu video tentang JMono, ada komentar dari salah satu musisi lo menjalani “lembaran baru” dengan semangat baru. Bagaimana sejauh ini menjalani “lembaran baru” itu?

Gua berusaha jalanin aja sih, yang kemarin-kemarin yang aneh-aneh, ya emang harus terjadi, maju aja terus. Terus gua sekarang kalo ama anak-anak jadi gini sih, kalo punya plan jangan muluk-muluk, tahun depan mau ini-itu, langsung aja, minggu ini mau ngapain, minggu depan mau ngapain, hari ini mau ngapain. Dan itu diisinya balik ke basic: latihan band-bikin lagu-ngumpul-latihan band-hangout-ngumpul-manggung gitu aja terus. Dan itu nikmat sih.

 

“Sukses” dalam musik menurut JMono apa?

Stabilitas. Kesuseksan itu lo yang set up sendiri, lo stabil ga ngeluarin karya, karya lo diterima orang engga. Lo makan dari karya lo engga.

Harus tahu diri juga, jangan marah-marah. Jangan misalnya lagu 25 menit mau masuk radio, ya maksudnya ada hal-hal yang emang udah begitu, ikutin aja, diasikin aja.

Sekarang sebenernya kan, menurut gua kan eranya udah engga ada sidestream vs mainstream. Sekarang eranya working dan engga working. Temen-temen gua di Barasuara lagunya susah, tapi orang suka. Temen-temen gua di Elephant Kind, (lagunya) susah juga. Kaya anaknya Sule juga engga suddenly jadi booming, gua tau dia hardwork juga pasti.

Comments
Susiana Saputri
Mantap banget
Ruri
Mantap poll