Hujan Esok Hari Cerita Tentang Perpisahan di Album Baru Searah
Bro, maraknya kegiatan bullying yang terjadi semakin meresahkan dan mengkhawatirkan semua orang. Berbagai cara untuk melakukan stop bullying terus dilakukan. Grup band Hujan Esok Hari adalah salah satu penggiatnya. Uniknya, cerita pembentukan grup band ini justru lahir dari rasa kekeluargaan antara masing masing personilnya.
Sejak terbentuk hingga kini, Hujan Esok Hari tetap fokus pada kampanye stop bullying yang banyak terjadi saat ini. Selain itu, grup band asal Bandung ini juga kerap membuat lagu bertema perpisahan dalam berbagai peristiwa kehidupan. Penasaran dengan proses kreatif mereka dalam menciptakan lagu dan cerita apa yang ada di balik album baru mereka? Simak kisah selengkapnya di sini!
Kampanye Stop Bullying dalam Setiap Album
Terbentuk pada 1 Juni 2017, band asal kota kembang Bandung ini beranggotakan enam orang, yakni Ican (gitar), Gilda (gitar), Emil (bass), Haekal (bass), Bayu (drum), dan Vicca (vokal). Walaupun usianya terbilang baru, Hujan Esok Hari sudah dikenal sebagai grup band yang cukup produktif. Band dengan aliran neo soul dan pop ini sudah merilis 3 single dan 1 /album yang berisi 9 lagu.
Single perdana Hujan Esok Hari bertajuk “Teman dan Pijar”. Bagi para personelnya, Teman dan Pijar memiliki makna yang cukup mendalam, yakni sebagai sepasang mata. Bukan sekadar untuk melihat, sepasang mata juga dapat dinilai sebagai sudut pandang seseorang yang mengalami bullying dan berusaha untuk bangkit dari sebuah persepsi buruk.
Di single kedua, Hujan Esok Hari mengambil tajuk telinga. Hal ini menggambarkan bahwa Hujan Esok Hari siap mendengarkan cerita dari siapapun yang di-bully. Di single ketiga yang merupakan bagian dari rangkaian single pertama dan kedua, Hujan Esok Hari memilih single berjudul “Without You” yang bermakna kepercayaan akan sebuah keberadaan hal baik yang menunggu korban bullying, tanpa diketahui satu orang pun.
Ketiga single yang sudah diluncurkan Hujan Esok Hari ini sangat terasa positif karena mengajak masyarakat luas untuk stop bullying. Melalui lagunya, Hujan Esok Hari menyampaikan pesan dan alasan agar korban bullying selalu kuat dalam menjalani kehidupannya. "Kami mengibaratkan hal ini seperti derasnya air hujan tak akan selamanya turun terus menerus. Akan ada waktunya hujan berhenti dan datang mentari bersama pelangi yang akan membuat hari-hari semakin indah," cerita Ican, gitaris sekaligus Music Director Hujan Esok Hari.
Lirik Lagu Bercerita Tentang Akhir yang Tak Bahagia
Salah satu keunikan band Hujan Esok Hari terletak pada tema lagu yang dibawakan setiap kali perform. Lagu lagu yang dibawakan hampir sebagian besar bertemakan kisah sedih sebuah hubungan yang berakhir dengan perpisahan. Tema-tema sendu dan melankolis percintaan ini adalah kekuatan utama dari setiap lagu yang dibuat. Cerita yang disampaikan memang bervariasi, namun inti dari cerita dalam lirik lagu tersebut selalu mengarah pada hubungan yang tidak bisa bersatu.
Tema lagu yang dipilih dan dibawakan di setiap pertunjukan musiknya nyatanya selalu membuat para penonton yang hadir jadi terbawa suasana lagu yang sendu. Soal inspirasi, biasanya ide untuk membuat lagu terinspirasi dari curhatan teman teman dan fenomena sosial tentang hubungan asmara yang selalu berakhir kandas. Menarik, ya?
Proses Panjang Pembuatan Single Baru
Setelah sukses dengan 3 single sebelumnya, grup band yang mengidolakan Caspian, Boniver, Novo Amor, dan grup band Dewa 19 ini muncul kembali dengan karya terbaru di album baru bertajuk “Searah”. Di album Searah, Hujan Esok Hari sendiri sudah berhasil meluncurkan single perdananya yang berjudul “Pisah” pada 31 Januari 2020 lalu. "Single pisah ini bisa dibilang single spesial karena di sini kami menawarkan musik yang cukup berbeda dari single sebelumnya. Kalau single sebelumnya kami banyak menawarkan aliran musik neo soul pop kali ini kami lebih banyak menghadirkan musik pop yang cukup kental di album baru ini," ungkap Ican.
Ican menuturkan bahwa single Pisah menceritakan tentang satu hal yang tidak menyenangkan dalam sebuah hubungan. Meski menggambarkan kesedihan, Hujan Esok Hari tetap membawa pesan positif di lagu ini. Bagi mereka, perpisahan memang jadi sesuatu yang menyakitkan tetapi jika pilihan berpisah dirasa lebih baik dan lebih membahagiakan satu sama lain, mengapa tidak ditempuh?
Proses pembuatan album baru searah ini diakui para personil sebagai proses pembuatan album yang cukup lama, yakni sepanjang tahun 2019. Para personil mengakui bahwa mereka harus melakukan perjalanan pulang-pergi ke studio rekaman dari Padalarang ke Bandung. Jika ditanya, semuanya kompak menjawab bahwa kendala yang ditemui ketika mengerjakan album Searah ada pada proses pembagian waktu antara kesibukan dan kesamaan jadwal di antara mereka. Di balik tantangan dan kendala yang dihadapi para personil ini, mereka selalu menjaga kekompakan, kepercayaan, dan tim work. Tiga hal inilah yang menjadikan Hujan Esok Hari tetap eksis di tengah ketatnya industri musik Indonesia.
Penasaran dengan info terbaru dari Hujan Esok Hari? bisa cek Instagram mereka di @hujanesokhari ya, Bro!