Pierre Gagnaire, The Michelin Chef
Tahun lalu, industri majalah Perancis mengadakan polling untuk menentukan 100 chef terbaik yang pernah dianugerahi penghargaan Michelin. Nama Pierre Gagnaire lah yang muncul pada peringkat pertama. Secara nggak langsung, hal tersebut pun membuatnya menjadi chef terbaik di dunia. Nggak mengherankan sebetulnya, mengingat bahwa tahun ini, Gagnaire bakal merayakan karirnya dalam industri kuliner yang udah berjalan selama 50 tahun. Hal-hal apa aja yang membuatnya begitu sukses?
Menganggap Bisnis Kuliner sebagai Seni
Bagi Gagnaire, bisnis kuliner yang ditekuninya kini merupakan sebuah seni. Ia dan tim restaurannya selalu memulai percakapan dengan para tamu sejak mereka masuk hingga selesai menikmati hidangan. Gagnaire percaya bahwa setiap piring yang disajikan selalu mengandung emosi. Seiring dengan image dan prestige bisnisnya yang meningkat, tentu semakin banyak saingan yang muncul dalam industri kuliner. Namun, hal tersebut justru membuat Gagnaire makin terpacu untuk memberikan kualitas yang lebih baik.
Keluarga Kedua di Dapur
Ketika seseorang mengunjungi restauran dan keluar dari sana dengan wajah puas, ia akan memuji kemampuan sang chef dalam meracik makanan. Dan itulah yang membuat Gagnaire sadar bahwa pengalaman santap makanan di restauran nggak cuma bergantung pada kemampuan chef, melainkan seluruh tim. Penghargaan Michelin yang ia dapatkan pun nggak lepas dari kerja keras timnya, mulai dari pihak manajemen hingga para pelayan.
Itulah mengapa Gagnaire selalu bersikap sederhana dan memperlakukan timnya dengan baik. Ia bahkan menganggap mereka sebagai keluarga kedua. Pada Natal tahun lalu, Gagnair mengajak timnya berlibur ke Dubai sebagai ungkapan terima kasihnya karena telah bekerja sama dengannya selama ini. Gagnair bahkan cukup sering mengajak beberapa dari mereka untuk travelling berkeliling dunia dan mengunjungi restauran-restauran miliknya yang tersebar di sana.
Karir Menanjak Sejak Pindah ke Paris
Kesuksesan yang diraih Gagnaire bukannya nggak pernah mengalami hambatan. Saat masih bekerja di St. Etienne, Perancis, restaurannya sering sepi pengunjung. Padahal review dan kritik yang ditujukan pada restaurannya cenderung positif. Tetapi, untunglah kondisi tersebut berubah sejak ia pindah ke Paris pada tahun 1996. Hidangan-hidangan khas Perancis yang disajikannya berhasil membuatnya mendapatkan lebih banyak penghargaan di industri kuliner.
Beberapa waktu lalu kita pernah menulis soal penjual daging termahal di dunia. Inspirasi tersebut bisa untuk lo yang berniat untuk berkarir sebagai chef, dan juga Gagnaire berpesan bahwa kunci utama yang harus selalu lo pegang adalah bersabar. Manfaatkan setiap kesempatan yang datang dan optimalkan semaksimal mungkin. Jangan lupa untuk selalu menjadi diri sendiri dan menikmati setiap fasenya. Siapa tahu lo bakal menjadi the next Pierre Gagnaire, kan, Urbaners?
Source:
khaleejtimes.com
www.hoteliermiddleeast.com