Sebentar Lagi Warga Jakarta akan Merasakan Efisiansi MRT!
Urbaners yang tinggal atau kerja di Jakarta tentu merasa jengah dengan kemacetan. Waktu banyak tersita habis di jalanan. Menjengkelkan bukan? Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mengurai kemacetan di Ibu Kota. Salah satunya dengan memperbaiki sistem transportasi umum melalui pembanguan Mass Rapid Transit (MRT).
Pembangunan MRT direncanakan selesai sebelum Asian Games 2018 Jakarta berlangsung. Salah satu titik krusial dari proyek ini adalah pembuatan terowongan di kedalaman 30 meter di bawah sesaknya Jakarta. Pengeboran dilakukan mesin bor yang dinamakan Presiden Joko Widodo sebagai Antareja saat groundbreaking pada 21 September 2015 lalu.
Nantinya, MRT akan dijalankan secara double track, membentang sepanjang 110,8 km. Terbagi dalam dua koridor yaitu Selatan-Utara (sekitar 23,8 km) menghubungkan Lebak Bulus hingga Kampung Bandan dan Barat-Timur (sekitar 87 km) dengan target operasi sekitar 2024-2027.
Mimpi menghadirkan MRT di Jakarta adalah perjalanan panjang. Tercatat, sejak 1980 studi mengenai kemungkinan dibangunnya MRT telah dimulai. Tapi, pembangunan MRT mengalami penundaan lantaran krisis ekonomi periode 1997.
Proyek MRT dibiayai pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta didukung Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA). Dukungan JICA diberikan dalam penyediaan dana pembangunan berbentuk pinjaman. Komitmen yang telah diberikan JICA terhadap bantuan pembangunan MRT sekitar 125 miliar yen atau sekitar Rp 14 triliun.
Pembangunan MRT sebenarnya didasari mobilitas manusia yang tinggi di Ibu Kota. Setiap hari, lebih dari empat juta warga daerah sekitar Ibu Kota masuk ke Jakarta. Kecenderungan perluasan Kota Jakarta dan sekitarnya yang begitu tinggi dan kurang terkontrol secara signifikan meningkatkan biaya transportasi, mengurangi tingkat mobilitas, dan menurunkan kualitas hidup.
Alhasil, sebagai megapolitan yang terus tumbuh, isu transportasi menjadi masalah yang tidak terelakkan. Diperkirakan bahwa pada 2020, tanpa adanya terobosan berarti dalam sistem transportasi, Jakarta akan terbelenggu kemacetan luar biasa. Dampak kerugian ekonomi diperkirakan sebesar Rp 65 miliar per hari.
Ketika MRT sudah beroperasi, operasional dimulai sejak pukul 05.00 hingga 24.00 WIB. Waktu tunggu atau headway MRT dijadwalkan setiap lima menit pada tahun pertama operasi. Ketika jumlah penumpang meningkat, tentu saja jumlah perjalanan dapat ditingkatkan.
Perjalanan MRT dapat terukur lantaran tidak terkena simpangan jalan, seperti KRL di Jabodetabek. "Diharapkan, tahun-tahun berikutnya headway ini dapat dipersingkat menjadi setiap empat atau tiga menit," tutur Direktur Proyek MRT Jakarta dari salah satu kontraktor, Shimizu Corporation, Osako Kazuya.
Duh tak sabar rasanya melesat menuju tempat kerjaan menggunakan MRT layaknya dilakukan di negara-negara maju.
Source: Republika.co.id