Making Music: Analog vs Digital
Saat ini kita memang berada di zaman yang semuanya sudah serba digital karena teknologi yang ada sudah semakin berkembang. Dalam dunia musik juga mengalami perkembangan, proses rekaman pun sekarang sudah digital. Tapi, ada beberapa hal yang mungkin akan lebih memuaskan jika rekamannya secara analog. Buktinya, nggak sedikit juga musisi-musisi yang masih menggunakan perangkat analog dalam proses rekamannya.
Rekaman analog adalah sebuah teknologi rekaman suara yang penggarapannya menggunakan pita rekaman. Gelombang audio yang terekam kemudian ditransfer ke pita rekaman. Dengan rekaman analog, hasil suara yang direkam lebih hangat dan lebih hidup. Selain itu, data rekamannya juga bisa disimpan sampai kapan saja, karena hasil master-nya berbentuk fisik. Tapi, rekaman analog memiliki keterbatasan track per lagunya, lo juga harus rawat pita master lebih ekstra lagi supaya hasil rekamannya tetap bagus, waktu pengerjaannya juga lebih lama dan lebih ribet. Pita rekaman di Indonesia sendiri sudah jarang banget dijual, dan mungkin sudah jarang juga ada studio rekaman yang menyediakan jasa rekaman dengan analog. Namun, rekaman analog bisa mengasah kemampuan dan menambahkan ilmu bagi musisi atau pun pengarah suaranya.
“Ketika sedang rekaman lalu salah di tengah-tengah, untuk melakukan rekaman dengan cara menyambung di tengah-tengah akan lebih sulit, jadi harus ngulang dari awal. Tapi, dengan begitu kemampuan bermusik artis atau musisi jadi lebih terasah”, tutur Rishanda, bassist band DREW yang juga merupakan music producer.
“Untuk zaman digital dan mobile ini, hasil dari rekaman digital setelah di-mixing dan mastering bisa lebih cepat didistribusikan secara digital, karena nggak perlu proses pen-digital-an lagi”, ucap Rishanda.
So, kalau Urbaners disuruh milih dengan kualitas suara yang sama. Mau pilih yang mana?
- Analog
- Digital