Kebebasan dalam berkarya dan berekspresi membuat dunia musik makin dipenuhi berbagai macam genre. Munculnya genre-genre ini bisa dibilang adalah hasil eksperimen para musisi dalam nyiptain nada-nada baru.
Beberapa dari mereka malah sampai bikin eksperimen lagu pakai suara doang, yang ternyata bisa memikat banyak orang. Ini nih awal mula terbentuknya genre musik noise. Beberapa orang yang terpikat lalu bikin sebuah komunitas bernama Jogja Noise Bombing.
Ternyata, ada sisi seni yang enggak terukur seperti kebisingan dalam musik noise, loh. Mau tau apa itu? Simak hasil obrolan gue bareng Rio selaku pentolan Jogja Noise Bombing berikut ini!
Genre Musik yang Luas Banget
Obrolan bareng Rio bikin gue jadi tahu kalau genre noise itu ternyata luas banget. Kalau kata Rio nih, noise itu adalah musik yang mencerminkan diri dan lingkungan sekitarnya.
Komposisi musik noise biasanya juga pakai suara sampling dari hasil field recording. Para pelaku noise kadang malah sampai ngunjungin suatu tempat demi mendapatkan suara yang diinginkan dan dimasukin ke dalam komposisi.
“Kebanyakan dari teman-teman sih emang menggambarkan keseharian mereka. Ada juga yang mainnya harsh, ketika kami tanya, ‘sebenarnya kalian ngapain sih main noise?’, jawabannya ya untuk meluapkan emosi.” jelas Rio.
Rio mulai tertarik sama musik noise sejak akhir tahun 2014. Pencariannya dimulai dari platform Soundcloud dan nonton gigs noise. Sembilan tahun terjun di dunia noise bikin Rio jadi tahu nih sisi seni dari genre ini.
“Seninya adalah dalam menemukan karakter kita. Kalau gue lebih senang ketika recording ketimbang pas performing. Kita kan nyampurin hal yang abstrak, nah itu susah tuh.” kata Rio lagi.
Enggak ada cara khusus yang lo perlu tahu buat bisa nikmatin musik noise, khususnya sub-genre harsh noise. Rio malah nyaranin buat datang ke gigs noise dan nonton langsung, biar terbiasa sama ‘kebisingannya’.
JNB Fest yang Mempererat Komunitas
Ternyata nih, aktivitas Jogja Noise Bombing udah mulai berkurang dalam beberapa tahun terakhir karena kesibukan masing-masing anggota. Tapi ada satu momen yang bikin mereka jadi menyatu lagi, yaitu Jogja Noise Bombing Festival.
JNB Fest selalu hadir setiap tahun, kecuali pada 2021 karena pandemi. Nah, sampai pas bulan Januari kemarin, JNB Fest hadir lagi di Yogyakarta secara offline. JNB Fest kali ini hadir dengan konsep ‘Desentralisasi’.
Konsep ini nih yang bikin JNB Fest jadi makin menarik. Jogja Noise Bombing kerja sama bareng beberapa kolektif di Yogyakarta, bikin JNB Fest di empat titik berbeda.
“Kalau usulan awalnya 10 venue. Dibikin dua hari. Trus gue mikir, ‘tenaganya gak ada nih!’ Hahaha! Dibikin lah empat venue. Karena konsepnya Desentralisasi, jadi JNB ngasih delegasi ke teman-teman yang lain,” cerita Rio.
“Kami kolaborasi bareng empat kolektif. Ada Ruang Gulma, Kombo, Tempuran Ambient Spasial, sama Lifepatch,” sambungnya.
Ibarat masakan, bahan utama JNB Fest ini yang jadi unsur street bombing-nya. Jadi dulu Jogja Noise Bombing sering turun ke jalan buat perform. Tapi khusus di tahun 2023 ini, konsep itu dihilangin buat menghormati pengguna jalan.
“Tahun 2023 ini street-nya dihilangin. Diganti pakai empat tempat berbarengan. Kebetulan tiga tempat ini berdekatan dalam satu kampung.”
Menarik Perhatian Mancanegara
Meski pun mengusung genre yang segmented, JNB Fest ternyata enggak hanya menarik perhatian dari dalam negeri, loh! Rio udah sering ngelihat pengunjung dari Singapura mau pun Taiwan yang beramai-ramai datang ke Indonesia demi nonton JNB Fest.
Bahkan ternyata, Jogja Noise Bombing tuh juga pernah diajak main ke Amsterdam buat ngisi di acara Holland Festival.
“Tahun 2017 memang bertepatan sama konsep yang diangkat Holland Festival itu tentang Indonesia. Ada satu program yaitu, kalau gak salah, ‘A Night in Indonesia’. Jadi, banyak performer Indonesia yang diajak ke sana. Salah satunya JNB.”
“Kalau dari segi crowd di sana enggak sebrutal di sini ya. Kalau di sini kan ada audiens yang deket banget sama mejanya dan ikut main. Kalau di sana enggak, performer ya performer. Audiens ya audiens,” kata Rio lagi.
Apresiasi yang dikasih penonton Belanda juga enggak beda jauh sama penonton Indonesia. Kata Rio, bentuk apresiasinya biasa terlihat setelah mereka beres manggung. Beberapa orang Belanda menghampiri anak-anak JNB buat ngobrol bareng dan nawarin minuman.
Selain Belanda, anak-anak JNB juga pernah manggung dua kali di Jepang buat event Asian Meeting Festival. Nah, ini ngebuktiin kalau nama Jogja Noise Bombing udah diseganin sampai ke level internasional!
Harapan Rio enggak banyak, sih. Buat Rio nih, Jogja Noise Bombing udah mencapai banyak hal dalam industri musik. Dia cuma berharap komunitas ini bisa bertahan selama-lamanya.
Itu dia obrolan inspiratif gue bareng Rio dari komunitas Jogja Noise Bombing. Nah, buat lo yang mau tahu lebih lanjut soal Jogja Noise Bombing, langsung aja meluncur ke official Instagram mereka, ya!
Di MLDSPOT, lo bisa dapetin cerita seru dari local greatness seputar produk, tempat, hingga people lainnya yang juga inspiring.
Lo juga bisa dapetin rewards keren dengan jadi member dan ngumpulin MLDPOINTS lewat website MLDSPOT. Baca terus MLDSPOT untuk mendapatkan info-info ter-update lainnya!
Comments