Ular lebih sering dikenal manusia sebagai hewan yang mengancam keselamatan. Nggak hanya punya bentuk yang menyeramkan, racun dan gigitan ular juga punya dampak fatal buat tubuh manusia. Ketika bertemu dengan ular, seringkali masyarakat cenderung panik, yang kemudian berakhir dengan ular yang terbunuh atau manusia yang tergigit.
Hal inilah yang menjadi latar belakang Aji Rachmat, Irwan Febriansyah, Edwin Firdiansyah, dan Lydia untuk mendirikan Yayasan Sioux Indonesia. Tujuan mereka jelas, yaitu mengajak masyarakat untuk lebih peduli dengan ular. Bagaimanapun, ular merupakan hewan yang perlu dilindungi. Karena itu, yuk ngobrol lebih lanjut bareng komunitas ini, Urbaners!
Ingin Hapus Paradigma Buruk tentang Ular
Nama Sioux diambil dari bahasa Suku Indian, Amerika yang memiliki arti ular. Sioux juga merupakan nama salah satu Suku Indian atau penduduk asli Amerika. Komunitas pecinta ular yang menetapkan diri sebagai yayasan ini berdiri pada tahun 2003, dengan mengusung misi untuk mengubah paradigma yang salah di masyarakat tentang ular, sehingga masyarakat dapat menjaga kelestarian ular di ekosistemnya.
Mau nggak mau, manusia dan ular akan selalu hidup berdampingan. Pasalnya, ular hidup di daerah yang dekat dengan sumber air, yang juga menjadi daerah yang dipilih manusia untuk mendirikan pemukiman. Nggak heran, banyak ular kerap ditemukan ‘nyasar’ ke pemukiman. Apalagi, belakangan banyak habitat ular yang hilang karena maraknya pembangunan. Seringkali, rumah warga dipilih ular sebagai tempat persembunyian, terutama di musim hujan ketika mereka sedang ada di musim bertelur.
Jangan Bunuh Ular!
Sebagai komunitas pecinta ular, Sioux getol mengkampanyekan pada masyarakat untuk tidak membunuh ular ketika berhadapan langsung. Kalau lo tiba-tiba menemukan ular, jangan panik dan hindari memegang ular langsung, Urbaners. Langkah paling tepat dan aman adalah memanggil tim rescue ular yang terlatih. Lo juga bisa memanggil tim rescue dari Sioux yang sudah tersebar di 12 provinsi dan sekitar 40 kota di Indonesia. Mereka standby 24 jam untuk melakukan penanganan rescue ular. Alternatif lain, lo bisa juga memanggil petugas pemadam kebakaran untuk membantu.
Sebagai komunitas pecinta ular, tentunya Sioux juga punya tim untuk melakukan rescue ular di berbagai daerah. Hingga saat ini, yayasan Sioux memiliki total 750 relawan snake handler yang disebut Muscle Sioux. Tapi, Muscle Sioux ini bukan untuk mengusir atau memanggil ular, apalagi memberikan kekebalan pada gigitan ular. Sioux ini bukan pawang ular, melainkan tenaga terlatih yang dapat dipanggil untuk merelokasi ular ke habitatnya yang lebih aman.
Selain menyediakan tim Muscle Sioux, Yayasan Sioux Indonesia juga mengadakan berbagai pelatihan untuk masyarakat umum agar dapat bertindak bijak saat bertemu dengan ular. Mereka bisa dipanggil oleh masyarakat umum, perusahaan, sekolah, atau komunitas untuk memberikan berbagai program edukasi yang diperlukan.
Program Yayasan Sioux Indonesia
Yayasan Sioux Indonesia memiliki 3 program utama, yaitu snake rescue, snake education, dan snake handler program yang diadakan untuk masyarakat umum maupun calon anggota Muscle Sioux. Nggak hanya itu, Yayasan Sioux juga punya berbagai agenda seru seperti pameran ular, sesi sharing ringan, hingga terapi untuk mengobati fobia terhadap ular.
Yayasan Sioux dapat dipanggil oleh perusahaan, sekolah, komunitas, ataupun warga perumahan atau cluster. Sesi ini berlangsung selama 2 jam untuk mengenalkan aspek biologi ular, cara-cara menghadapinya, hingga cara penanganan terhadap gigitan ular. Untuk snake handler program, sesinya berlangsung selama 5 jam dan bisa dihadiri oleh snake handler profesional dan bersertifikat juga. Khusus untuk training bagi calon Muscle Sioux, sesinya berlangsung selama 12 jam. Untuk menjadi anggota, lo nggak harus jago menangani ular, karena Sioux akan mengajarkan semua tekniknya dari dasar, Urbaners!
Menjadi Muscle Sioux
Muscle Sioux adalah relawan untuk rescue ular dan bukan pawang ular. Muscle Sioux akan dilatih untuk menangani ular dengan menggunakan metode logika dan berpandu pada ilmu pengetahuan yang memiliki dasar penelitian atau riset.
Sebagai tenaga profesional, Muscle Sioux juga punya kode etik tersendiri yang ditetapkan Yayasan Sioux Indonesia. Selain itu, mereka juga memiliki prosedur tersendiri untuk mengelompokkan Muscle Sioux dalam level-level tertentu, dengan level tertinggi yang disebut Purwa Sioux. Seorang Muscle harus mengikuti training khusus untuk menaikkan level mereka.
Cara untuk bergabung dengan tim Muscle Sioux juga cukup mudah, Urbaners. Lo bisa mengikuti training BTM (Basic Training Muscle) dan membayar biaya administrasi sebesar Rp300.000. Biaya tersebut sudah termasuk buku panduan dasar mengenai ular, pelatihan intensif selama 12 jam, makan siang dan malam, snack, juga kaos Muscle Sioux. Selain melakukan rescue ular, tim ini juga memiliki berbagai agenda rutin seperti latihan internal, herping ular, hingga Jambore Sioux sebagai ajang perkumpulan Muscle Sioux di seluruh Indonesia.
Nah, buat lo yang tertarik untuk menjadi Muscle Sioux, ingin mendapatkan edukasi mengenai ular dari Sioux, atau ingin mencari informasi lebih banyak mengenai Sioux, Lo bisa follow sosial media mereka di IG @ular_indonesia, FB Ular Indonesia, atau website ww.siouxindonesia.org.
Yuk, lebih peduli dengan ular!
Comments