Login
Bro, kalian pernah denger ekspresi “biar gambar yang berbicara”, kan? Gambar atau foto adalah media yang punya pesan di baliknya. Pesan ini kadang bisa dengan gampang dimaknai sama yang ngelihat foto atau kadang ada juga pesan tersirat di balik sebuah foto. Sebenernya, skill fotografer juga diuji di sini untuk bisa kasih foto yang bukan cuma indah, tapi bermakna.
Pesan di balik foto ini menarik banget buat dikulik. Buat lo yang penggemar fotografi, mungkin lo pernah ngobrol bareng temen soal satu foto selama berjam-jam saking menariknya foto itu. Ditambah lagi, banyaknya genre dan aliran fotografi bikin diskusi soal fotografi enggak ada habisnya. Selalu ada topik yang bisa diomongin.
Itulah yang melatarbelakangi komunitas fotografi, Kumis Betmen singkatan dari Kumpul Iseng Bareng Temen-temen. Punya jadwal kumpul rutin sebulan sekali di tempat yang beda-beda, Komunitas Kumis Betmen adalah salah satu komunitas yang fokus kegiatannya membahas cerita di balik sebuah foto dan kasih ruang buat fotografernya untuk bercerita.
“Ngomonginnya soal fotografi, tapi yang kita bahas adalah story-nya bukan fotografinya. Kita cuma pengin bisa belajar dari pengalaman orang,” fotografer dan salah satu inisiator Kumis Betmen Felix Daritan jelasin soal napas dari dari komunitas ini.
MLDSPOT sempet ikutan salah satu sesi mereka di M Bloc Space, Melawai dan lihat sendiri antusiasme para anggota Kumis Betmen waktu sharing cerita fotonya. Sebagai komunitas, mereka sendiri enggak membatasi pembahasan di satu genre fotografi spesifik.
Sedikit Jejak Fotografi Panggung di Kumis Betmen
Meski inklusif sama fotografer dari semua bidang, Kumis Betmen tetap punya kedekatan tersendiri sama fotografi panggung dan musik. Ini karena komunitas ini digawangi orang-orang di manajemen musik dan komunitas fotografi Anti Kendor Kendor Club yang sering dipekerjakan memotret acara musik.
Seperti salah satu inisiator komunitas Kumis Betmen lainnya, Robby Suharlim yang mengepalai divisi dokumentasi festival musik Jazz di Indonesia atau Rendy Raditya yang tergabung di Reiproject Music Management dan mengelola musisi seperti Endah N Rhesa dan Adhitia Sofyan.
Namun pada akhirnya, latar belakang para fotografer ini bukan penentu yang paling penting untuk mereka bisa bergabung. Keinginan untuk membagikan pengalaman dan mendapatkan softskill soal fotografi. “Dari belajar storytelling, jadi lo enggak cuma ngambil foto doang tapi bisa ngejelasin lagi,” ujar salah satu peserta yang MLDSPOT temui setelah sesi.
Melatih Fotografer Buat Public Speaking dan Berjejaring
Di Komunitas Kumis Betmen, fotografer diajak buat latihan berbicara di depan umum waktu ngejelasin cerita dari fotonya. Ini adalah tantangan tersendiri buat narasumber atau peserta yang sharing apalagi yang belum terbiasa menjelaskan karyanya di depan orang banyak yang belum terlalu dikenal.
Situasi selama sesi diskusi juga dibuat sesantai mungkin dan yang terpenting tidak intimidatif atau menghakimi orang yang lagi ngomong di depan. Salah satu narasumber yang pernah mengisi sesi diskusi Kumis Betmen, Yose Riandi mengapresiasi gimana Kumis Betmen adalah wadah positif untuk berbagi pengalaman.
“Kumis Betmen itu punya pengaruh karena enggak banyak wadah yang ngasih kesempatan diskusi, tapi tanpa menghakimi.”
Sama kayak komunitas lainnya juga, Kumis Betmen juga jadi ajang networking antara fotografer-fotografer ini. Yose dan Robby mengiyakan kalau dari sini, para peserta bisa saling bertukar informasi soal pekerjaan. Robby juga mengakui kalau sebagai fotografer panggung, ia sudah merekrut beberapa peserta Kumis Betmen ke dalam timnya dua tahun belakangan.
Kesempatan yang menarik banget, enggak sih? Ketemu temen-temen baru buat ngisi waktu luang, networking, dan bisa dapet kesempatan buat direkrut jadi fotografer untuk beragam proyek nantinya. Nonton dulu MLDSPOT TV Season 6 Episode 4 ‘Dari Pinggir Panggung’ buat lihat liputan kita soal Kumis Betmen. Siapa tahu dari situ kalian makin tertarik buat ikutan. Jangan lupa subscribe channel YouTube MLDSPOT TV and get yourself inspired!
Comments