Dunia kerja terutama di industri perfilman enggak banyak orang yang tahu kalo jam kerjanya bisa terbalik, atau bahkan bisa hampir seharian penuh menghabiskan waktu di lokasi syuting. Itu pun semua tim hanya punya waktu istirahat beberapa jam saja.
Pola kerja seperti ini di industri perfilman memang menjadi sebuah kultur yang kuat dan enggak bisa dibantah lagi, agar semuanya selesai sesuai timeline produksi. Kembali lagi bagaimana tiap individu harus pintar mengambil cela untuk menjaga pola kerjanya tetap stabil.
Di MLDPODCAST episode ke-88, Ayushita (AS) selaku host, bakal ngebahas tentang pola kerja tersebut bareng para pelaku yang terjun langsung di industri film, yaitu Joko Anwar (JA) dan Adinda Thomas (AT).
(AS) Kalo menurut abang Joko dan Dinda, yang masing-masing sebagai produser/sutradara dan pemain harus ningkatin apa saja untuk memajukan industri perfilman Indonesia?
(JA) Dari produksi, dari sutradara gitu ya.
(AS) Iya betul.
(AT) Oh, jadi dari aku dulu nih bang. Oke, pressure hahaa.. Kalo dari aku sih karena pengalaman aku di industri film belum terlalu banyak, cuma sepengalaman aku di berbagai proyek kayaknya paling utama yang dibutuhkan tuh untuk kreatifnya tetap terjaga waktu istirahat mungkin ya, sama concern tentang perjalanan lokasi misal kita ke luar kota, ke luar negeri gitu, jarak dari lokasi, sampai waktu istirahat totalnya sehingga kita mulai bekerja lagi itu kadang-kadang suka missed tuh. Menurut aku manusia ketika dihajar dengan kondisi fisik dan kerja yang kurang maksimal, akhirnya kreatifnya kurang juga. Tapi ya itu baru beberapa pengalaman produksi yang aku alami aja sih bang.
(JA) Jadi pola kerjanya ya?
(AT) Kayaknya itu yang bisa mendukung talent-talent yang lain ke-fresh-an mukanya tetap terjaga, terus juga ke hafal dialog, dan lebih ke fokus.
(JA) Kenapa kamu lihat ke dia kalo hafal dialog, emang dia main film gak hafal dialog?
(AT) Gak gak, itu aku butuh pembelaan aja “Itu bener gak sih kak?” Hahaa.. Nah, aku juga pengen tahu kayak tim-tim dibalik layar kayak bang Joko as a Producer dan Directors gitu apa sih yang harus lebih ditingkatkan?
(JA) Mungkin kalo selama ini aku kerja sama talent-talent yang memang dari awal tuh bukan cuma kerja secara profesional yang business only, jadi seperti yang aku bilang ada pendekatan dari awal dulu ya. Biasanya aku misalnya persiapan dengan pemain, berbulan-bulan itu kebanyakan kita interaksi. Jadi kalo misalnya aku bikin film, karakter aku kasih, setiap aktor aku kasih karakter sheet. Mulai dari mereka lahir, bahkan tanggal lahirnya berapa, mereka masuk sekolah TK-SD-SMP-SMA-Kuliah, terus ada full biografi mereka dari mulai lahir sampai masuk ke film, dan beberapa kejadian yang membentuk karakter mereka. Jadi kayak milestone atau beberapa hal yang sangat memorable itu akhirnya kemudian aku bahas sama aktor, jadinya ya komunikasinya secara langsung. Bahkan ketika syuting aku gak duduk di monitor, tapi di set gitu. Menurut aku call for action sama cut tuh sakral banget, jadi gak boleh orang lain yang mengatakan itu kecuali aku, karena aku tahu persiapan yang dibutuhkan oleh aktor-aktornya sebelum masuk ke scene itu seperti apa jadi aku tahu dia harus bener-bener di set. Selama ini pemain-pemain yang biasa terlibat udah aku sayang banget sama mereka sih. Yah mudah-mudahan kita bisa kerja bareng dan berkolaborasi ya.
(AS) Iya, nanti kita berdoa bersama ya.
(AT) Iya, plis nanti di belakang kita berdoa ya haha..
(JA) Tapi kalo dilihat dari secara industri aku berharap gitu lebih banyak lagi pemain dan orang-orang di belakang layar, jadi aku dan teman-teman di PH aku misal mau bikin film kita belajar lagi. Biasanya kalo bikin film ada beberapa challenge yang berbeda dari segi teknik atau estetika, dan kita belajar kayak baca buku, betul-betul ikut workshop, masterclass segala macam either offline maupun online. Kalo misal setiap saat kita gak pernah puas, termasuk aktor jadi spare waktu antara produksi satu dengan yang lainnya bisa diisi dengan peningkatan skill. Itu sih yang dibutuhkan untuk para pelaku industri film di Indonesia, jadi betul-betul upgrade our skill. Karena banyak bukan cuma pemain, tapi juga kru, ketika mereka sukses dalam sebuah film artinya filmnya mendapat pujian atau penonton yang banyak, mereka mengira berarti itu tuh cara untuk bekerja di film dan stop learning. Itu yang membuat film kita gak maju karena gak ada eksplorasi dan peningkatan skill.
Mulai dari sini, mungkin lo yang pengen banget jadi aktor ataupun bekerja sebagai tim sukses dibalik layar sebuah production house, bisa banget ikutin tips dari pengalaman dari Joko Anwar dan Adinda Thomas. Tapi perlu diingat juga, kalo semuanya enggak mungkin didapatkan secara instan, karena butuh proses panjang untuk mencapai impian lo.
Masih banyak pembahasan seru lainnya yang bisa lo simak langsung di sini, hanya di channel YouTube MLDSPOT TV. Dengerin juga versi audionya di sini, Bro.
Sila mampir menuju mldspot.com dan follow Instagram @mldspot agar lo enggak ketinggalan aktivitas ataupun konten-konten seru dari MLDSPOT. Pengen dapetin iPhone, AirPods, PS5, Nike Air Jordan, dan official merchandise lainnya? Kumpulin MLDPOINTS lo sebanyak-banyaknya!
Comments