Inspiring People
Jumat, 26 Februari 2021

Mengulik Perjalanan Leonard Theosabrata di Industri Kreatif

  • Share
  • fb-share
Mengulik Perjalanan Leonard Theosabrata di Industri Kreatif

Beberapa tahun belakangan ini emang industri bisnis Indonesia sedang naik-naiknya – terbukti dengan muncuknya brand-brand lokal baru dan mulai go international. Naiknya industri lokal ini juga jadi salah satu pembuktian kalau kemajuan teknologi internet dan sosial media emang masih masif digunakan dan jadi sumber kekuatan bagi bisnis lokal untuk bisa tetap survive – terlebih di era new normal ini.

Beberapa minggu lalu, MLDSPOT berkesempatan untuk ngobrol dengan Leonard Theosabrata – Co-Founder dari Goods Dept, Co-Founder dari Brightspot Market yang sekarang udah jadi Direktur Utama SMESCO Indonesia.

Berkecimpung di dunia bisnis – terlebih dalam mengembangkan brand lokal emang bukan hal yang mudah, dari Co-Founder sampai sekarang menjadi Direktur Utama, apa sih yang membuat Leo bisa terus bertahan di Industri Kreatif ini?

Langsung aja simak obrolan seru MLDSPOT dengan Leo di bawah ini ya, bro!

Perkembangan Industri Kreatif dari Perspektif Leo

Leonard Theosabrata

Memasuki dunia industri kreatif di saat pasif – atau yang dikatakan Leo masih Prematur, membuat Leo menyadari bahwa masih banyak hal yang harus dibenahi dari industri kreatif Indonesia. Memulai dari awal dengan sedikitnya hal yang bisa di-explore bukanlah suatu hal yang mudah.

Menurut Leo sendiri, hal yang menarik dari industri kreatif Indonesia adalah banyak kemungkinan yang dianggap tidak mungkin, justru menjadi hal yang baik – seperti industri kreatif dengan menjamurnya brand lokal seperti sekarang ini.

Melihat progress dan berkembangnya industri kreatif seperti sekarang inilah yang membuat semakin menarik dan harus terus dikembangkan agar dapat menjadi hal yang sustainable untuk ke depannya.

Prinsip Leo dalam Berkarya

Untuk bersaing dalam industri kreatif emang bukan hal yang mudah. Buat terus bisa berkarya, Leo menerapkan prinsip yang cukup kuat dan nggak relate banget dengan keadaan yang ada saat ini dihadapi.

Dalam berkarya, Leo sebisa mungkin melihat sesuatu dengan skala yang lebih besar – hal ini dilakukan agar ia dapat menciptakan karya yang berbeda dan dapat peluang dari setiap fenomena yang sedang diminati saat ini.

Prinsip ini juga menjadi hal yang membuatnya ikut terjun ke dalam dunia pemerintahan – yaitu agar dapat melihat sesuatu dalam perspektif yang lebih luas dan melihat skala yang lebih besar. Dari prinsip ini, Leo selalu berusaha untuk menciptakan karya yang baru.

Baru yang dimaksud dalam hal ini ialah – kita harus bisa menciptakan trademark dari brand Indonesia sendiri, nggak harus meniru atau berkaca dari pasar luar negeri aja. Trademark ini nantinya akan menjadi budaya dan tradisi baru.

“Kalau dulu para leluhur bisa menciptakan budayanya sendiri, kenapa sekarang kita nggak?” ujar Leo dengan mantap.

Tantangan dalam Industri Kreatif

Leonard Theosabrata

Dari menjadi Co-Founder sampai Direktur Utama hingga saat ini, Leo berharap bisa memiliki waktu yang lebih banyak agar dapat berkontribusi lebih banyak pada perkembangan industri kreatif Indonesia saat ini.

Menjadi beda emang penting, tapi terlalu beda juga nggak bagus – karena akan menjadi over dan melampaui kemauan pasar. Dalam menjadi beda, Leo berprinsip bahwa progress dan proses adalah dua hal yang berbeda. Maka untuk menjadi beda, pastikan selalu kedua hal ini harus terus berjalan.

Leo memiliki keinginan dan mimpi yang cukup besar pada perkembangan industri kreatif Indonesia, tapi sayangnya dalam membagi waktu Leo pun masih sangat kesulitan. Baginya, time is money – tapi, menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih juga nggak boleh dilewatkan dan nggak bisa diputar kembali, apalagi di beli oleh uang.

Harapan bagi Bisnis dalam Industri Kreatif Indonesia

Dalam menjawab pertanyaan terakhir ini, Leo memberikan filosofi hidup menurutnya. Bagi Leo, hidup adalah sebuah lingkaran – yang disebutnya sebagai circle of life dan memiliki titik equilibrium yang membuat sesuatu bisa lebih maju, hal ini diibaratkan sebagai negara-negara maju.

Indonesia sendiri masih terlampau jauh di belakangnya. Pada posisi Indonesia di lingkaran ini, Leo berharap Indonesia bisa memasuki titik equilibrium itu bisa dicapai oleh Indonesia jika bisa mengembangkan budaya-budaya yang dimiliki.

Menurut riset yang dipaparkan oleh Leo – Indonesia memasuki peringkat ke-8 sebagai negara dengan tingkat hidup sosial, artinya masih banyak harapan bagi industri kreatif Indonesia untuk terus berkembang dan memasuki titik equilibrium yang disebutkan Leo sebelumnya.

Wah, insightful banget obrolan MLDSPOT sama Leo kali ini ya, bro – banyak hal inspiratif yang bisa lo dapatkan dari perbincangan ini. Untuk mendapatkan hal inspiratif lebih dalam lainnya dari Leo, langsung aja meluncur ke Spotify MLDPODCAST atau bisa lo nikmati di bawah ini.

Comments
Riza Astuti
Makasih infony
Budi Santoso
Nice info bro