Windy Hariyadi dikenal karena suaranya yang khas dan aksi panggungnya yang selalu menjiwai lagu. Nggak heran, musisi asal Malang ini berhasil menjadi pemenang dalam ajang MLDJAZZPROJECT Season 3 pada 2018 lalu. Beberapa lagu cover yang dibawakannya memberikan warna baru dalam tembang-tembang lama. Salah satunya adalah “Di Dadaku Ada Kamu”, yang populer dinyanyikan oleh musisi legendaris Vina Panduwinata.
Setelah keluar sebagai pemenang, karir Windy di dunia tarik suara makin gemilang. Simak perjalanannya hingga Windy memutuskan memilih berfokus pada genre musik jazz!
Mengenal Musik Sejak Kecil
“Papaku adalah musisi jazz dan beliau pemain piano, bisa dibilang sejak kecil aku udah terpapar musik, terutama jazz,” Windy memulai cerita. Kalau mengingat kilas balik ke belakang, Windy mulai bernyanyi secara profesional sejak kelas 3 SMP dan honor pertamanya adalah Rp350.000 saat itu.
Percaya nggak percaya, walaupun sering terpapar dengan musik jazz, dulunya Windy punya cita-cita lain, yaitu menjadi arsitek. “Aku senang banget kalau diajak ke rumah saudara, karena bisa memperhatikan interior dan eksteriornya, kemudian membayangkan rancangan dan pengembangannya. Hal itu adalah sesuatu yang menarik buat aku pribadi,” kenang Windy.
Walaupun begitu, Windy menganggap jalan hidupnya di musik sebagai berkah. Bagaimanapun, musik adalah hobinya, dan sangat jarang orang yang bisa memiliki pekerjaan sesuai dengan hobi ataupun kesenangannya. “Makanya gue selalu terlihat happy saat bernyanyi karena gue menyenangi apa yang gue lakukan,” tambahnya lagi.
Tentang MLDJAZZPROJECT Season 3
Perjalanan Windy memenangkan MLDJAZZPROJECT Season 3 ternyata berawal dari dorongan teman-temannya. Sebelumnya, teman-teman Windy sudah pernah mengikuti ajang MLDJAZZPROJECT dari Season 1. Mereka pun menyarankan Windy untuk mencoba keberuntungan di ajang ketiga. Karena talenta musiknya, Windy berhasil menyabet gelar juara. “Alhamdulillah banget. Ada banyak pengalaman luar biasa semenjak bergabung di MLDJAZZPROJECT Season 3. Aku bisa ketemu orang-orang hebat dan berkolaborasi dengan musisi-musisi handal,” katanya bersemangat. Beberapa musisi ternama yang pernah berkolaborasi bareng Windy adalah Randy Pandugo, Marcell, Iwa K, hingga Kunto Aji.
Dalam album MLDJAZZPROJECT Season 3, Windy dan teman-teman membawakan beberapa lagu lama yang di-cover ulang. Buat Windy, ini menjadi tantangan tersendiri, bagaimana membuat lagu lawas bisa diterima oleh masyarakat tanpa harus dibayang-bayangi oleh penyanyi pendahulunya.
Pada lagu “Di Dadaku Ada Kamu” contohnya, menurut Windy aransemen yang dilakukan oleh Indra Perkasa sangat unik, bahkan susah untuk dinyanyikan. “Bukan 4/4, 6/4, tapi ada sedikit 5/4-nya. Lagu ini lagu lama tapi terdengar asing buat aku,” ceritanya.
Mempelajari Jazz Sepenuh Hati
Menurut Windy, musik jazz itu nggak bisa dipelajari dalam setahun, dua tahun, tetapi perlu kurun waktu yang lama. Lo harus memperbanyak referensi, mengikuti perkembangan musik jazz, tapi bukan berarti meniru musisi lain. Tetap temukan warna lo dan banggalah dengan musik karya lo sendiri!
“Aku melihat ada pandangan eksklusif tentang musik jazz, musik yang susahlah, terkesan sok karena jazz, padahal ya kalau yang namanya kesenangan itu personal kan. Dan musik itu adalah panggilan, aku nggak bisa memaksakan suka satu genre padahal sebenarnya itu bukan panggilan hati,” imbuh Windy.
Syukurnya, sekarang ini eksistensi musik jazz di Indonesia sudah makin membaik, terutama dengan banyaknya musisi perempuan yang terjun di genre ini. Ada semakin banyak event jazz yang mempopulerkan genre ini ke masyarakat luas, seperti Jazz Gunung, Java Jazz, MLDJAZZPROJECT, dan lain-lain.
“Kalau setahuku sih musisi perempuan jazz di Malang sudah banyak yang pindah ke Bali, karena di sana mereka lebih diapresiasi dan bisa mendapatkan ruang berkarya yang lebih luas, nggak hanya acara wedding,” cerita Windy.
Dedikasikan 70% Waktu di Musik
Ketika ditanya mengenai totalitas di dunia musik, Windy mengaku persentasenya adalah 70%, sedangkan 30% sisanya diberikan pada aktivitas lain. “Aku ikut bantu usaha calon mertua di bidang layanan pembuatan SIM, jadi tetap ke kantor dari jam 8 pagi sampai 3 sore,” terangnya. Selain itu, ia juga mengaku punya proyek-proyek lain, ada band Virtual Soul yang base-nya di Malang, dan Yesterday Afternoon Boy (YAB) yang kerjaannya membantu anak-anak muda Malang untuk membuat karya musik dan video klip.
“Aku merasa punya panggilan untuk Malang, mungkin karena asalnya dari sana ya. Jadi aku ingin mendukung anak-anak muda Malang berkarya dan berkarir di dunia musik, terutama musik jazz,” cetus Windy.
Sebelum menutup percakapan, Windy sempat menghaturkan harapan semoga ke depannya, musik Indonesia semakin berkembang, maju, dan dengan tangan terbuka siap menerima kehadiran musisi-musisi baru. Untuk harapan pribadi, tentu Windy ingin bisa merilis lagu-lagu yang diciptakannya sendiri. Sudah ada beberapa lagu bikinannya yang direkam, namun belum dirilis. Salah satu lagu bikinan Windy ada di album MLDPROJECTJAZZ Season 3 dengan judul “Sendu Sendiri”.
“Aku berharap, mungkin tahun ini atau tahun depan bisa merilis lagu sendiri, tapi nggak mau terlalu terburu-buru. Yang terpenting tetap bermusik dan tetap memberikan semangat kepada musisi-musisi muda lainnya,” tutup Windy mantap.
Buat lo yang penasaran, seperti apa warna suara dan penampilan Windy? Lo bisa cek aktivitasnya di akun Instagram @windyhariyadi, Bro!
Comments