Udah pada nonton bioskop lagi belum, bro? Pasti kalo lo udah nonton di bioskop lagi, lo sadar kalo makin banyak film Indonesia yang seru-seru banget dan bikin penasaran ada apa sebenarnya sama industri perfilman Indonesia. Atau mungkin lo tipe orang yang lebih suka di rumah aja gara-gara lebih nyaman nonton di streaming service?
Kali ini host MLDPODCAST Reza Alqadri (RA) bakal ngobrol banyak soal berbagai aspek di industri perfilman Indonesia bersama Naya Anindita (NA) seorang sutradara muda dan Marthino Lio (ML) seorang aktor yang belakangan melejit melalui karakter Ajo Kawir dari film “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas.”
Obrolan dimulai dengan bacain berbagai jawaban dari followers di Instagram @mldspot dari pertanyaan; “Lo lebih nyaman nonton di bioskop atau di streaming services?”
@adityap28 enakan di bioskop, lebih puas, ambient semuanya mendukung.
(RA) Kalian setuju gak kalo enakan di bioskop untuk menonton film?
(ML) Iyalah. Layar lebih gede, suhu lebih dingin, kita bisa lebih fokus aja gitu, dengan surround sound.
(NA) Gue lebih suka nonton di bioskop karena experience-nya beda ya. Lo ke bioskop lo tuh beli experience menurut gue. Kalo lo di rumah ya lo cuman entertainment, lo butuh suatu hiburan lo tinggal nonton layanan streaming yang ada. Ketika lo nonton dengan layar besar dan kualitas suara maksimal lo tuh immerse ke dalam filmnya. Tapi ketika lo di rumah kan, ntar ada tukang tahu bulat lewat lah, emak lo ngetok lah, banyak banget distraction-nya. Gue juga kan anaknya ADD ya, jadi bioskop itu menuntut gue bisa duduk in one sitting nonton satu sampai selesai. Jadi itu sih kenapa gue lebih prefer nonton di bioskop.
@fiqyfdllh Streaming, soalnya bisa rebahan sama colongan di tengah kerja.
(ML) Cuma ya gitu jadi fokusnya kepecah. Emang lo dapet keleluasaan untuk ambil minum dulu, pause dulu ah, WC dulu ah, cuma ya tetep aja gak berada di experience di big screen.
(NA) Apalagi yang nonton di hape, kualitas 4k tapi nonton di hape, nangis gue.
(RA) So far sih lebih banyak yang suka nonton di bioskop, tapi ada juga yang suka nonton lewat streaming service sambil beraktivitas macem-macem. Gapapa lah ya, intinya mereka semua ini menghargai dan menonton film. Apalagi film-film Indonesia yang kalian produksi dan bintangi. Pertanyaan berikutnya, jadi menurut kalian gimana industri film Indonesia dari kalian berdua?
(ML) Semakin bagus sih. Justru dengan adanya pandemi juga mungkin semua orang under pressure, dan potensi orang banyak keluar ketika di bawah tekanan. It’s a good thing. Semakin variatif lah. Semakin banyak warna ya semakin maju.
(NA) Yang gue rasain sendiri ya sesimpel ketika teater biasa ditonton di teater, musikal biasa berbentuk teatrikal kita nonton di GKJ segala macem. Namun dengan adanya pandemi ini kita di-push untuk bikin sesuatu yang baru yang bisa dinikmati penonton tapi di rumah. Sampai akhirnya banyak para pembuat musikal teater mulai memberanikan diri menarik experience nonton teater dibawa ke rumah.
(RA) Perkembangan jaman juga bagus ya, di satu sisi banyak kemajuan terjadi. Makin banyak akses buat kita bisa ngeliat berbagai karya yang agak segmented. Kalo sekarang kita masuk ke layanan nonton streaming selain bioskop, bisa dibilang streaming service musuhnya bioskop gak sih?
(NA) Menurut gue tetep gak apple to apple sih, beda platform dan experience nya juga beda. Misalnya Youtube sama streaming service mungkin iya, karena behavior nontonnya sama. Tapi kalo bioskop sih beda ya menurut gue. Sebenarnya semakin banyak pilihan malah semakin bagus sih.
(RA) Jadi sekarang balik lagi ke pelakunya ya di industrinya sendiri, bagaimana caranya memanfaatkan berbagai pilihan yang ada?
(NA) Bener, by the way dulu nih ya kita susah banget buat nonton film festival, tapi sekarang kita bisa nonton “Penyalin Cahaya” dengan mudah melalui streaming service.
(RA) Tapi gini deh, dengan bertambahnya akses ngebuka kesempatan orang juga buat berkarya dan berakting. Kita ambil contoh jaman dulu sebelum jamannya sosial media selebriti, lo mau jadi aktor lo kudu sekolah akting segala macem, sekarang dengan adanya sosial media selebriti, mereka bisa dengan gampang dipilih buat main di film, lo ngerasa itu threat buat lo gak?
(ML) Engga. Biar gimana pun juga gue ngerasa gue bawa bobot yang beda.
Masih banyak nih bro keseruan obrolan Reza Alqadri bareng Naya Anindita dan Marthino Lio soal era baru industri perfilman Indonesia yang lagi seru-serunya. Simak versi lengkap obrolan mereka di Youtube MLDPODCAST di sini, atau versi audio di Spotify di sini.
Jadi, lo tim nonton film di bioskop atau di layanan streaming nih? Jawab di kolom komentar atau share artikel ini buat dapetin MLDPOINTS lo!
Comments