Beberapa tahun belakangan ini, bisnis barber shop cukup menjamur di Indonesia, khususnya di Ibu Kota. Hal ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran pria akan penampilan dan kebutuhan merawat diri. Bisnis barber shop pun mulai ‘naik kelas’ dan dinilai semakin menjanjikan, sedangkan profesi barber semakin diapresiasi karena keahlian dan kreativitasnya.
Namun demikian, membuka sebuah barber shop dengan layanan maupun fasilitas yang berkelas dan berkualitas nggak semudah itu, Urbaners. Kira-kira itulah yang dialami Nikasius Dirgahayu di awal kiprahnya. Melalui Nick The Barbership, pria yang akrab disapa Nick ini membangun karirnya dari nol.
Awalnya, Nick hanya mencukur rambut teman-teman kuliahnya di Institut Kesenian Jakarta. Saat itu, dirinya masih mendapatkan bayaran berupa makan, minum, dan sebagainya. Jadi, bisa dibilang saat itu dia melayani permitaan cukur secara gratis.
Berlanjut saat Nick sudah bekerja, suatu hari dia melihat teman kantornya membeli pomade. Dia pun tertarik untuk berjualan pomade dan dari situ barulah dia mulai mencari tahu lebih lanjut tentang barber shop. Dia lalu memberikan bonus berupa cukur rambut gratis bagi para pembeli pomade-nya.
Saat Hobi Menjadi Passion
Hingga akhirnya, apa yang dianggap Nick hanya sekadar iseng dan kesenangan belaka mulai dia jalani secara serius. Dari yang tadinya hanya melayani teman kuliah, kantor, dan komunitas sepeda melalui promosi word of mouth, dia kemudian benar-benar terjun ke bisnis barber shop pada tahun 2012.
Tapi, Nick nggak langsung membuka sebuah barber shop. Dengan modal awal Rp2,5 juta, dia mengawali kiprahnya secara online melalui barber delivery haircut service alias jasa cukur rambut panggilan. Semacam jemput bola dulu gitu deh, Urbaners.
Kenapa online? Well, menurut Nick, memulai sebuah barber shop itu butuh dana yang cukup besar. Untuk satu kursi saja misalnya, dia perlu mengeluarkan uang sekitar Rp20 juta. Oleh karena itu, dia memilih untuk menjadi “single fighter” terlebih dahulu sebelum akhirnya membawahi orang lain di sebuah barber shop.
Kini, Nick berhasil mewujudkan impiannya dengan memiliki sebuah barber shop di kawasan Grand Wijaya Center, Jakarta Selatan. Dia pun memutuskan untuk lebih fokus memberikan pelayanan bagi para pelanggan di barber shop tersebut. Dia melihat bahwa dirinya justru
lebih dapat menjangkau pelanggan dan memberikan pengalaman yang berbeda saat stay di barber shop ketimbang saat delivery.
Meski begitu, sejak pertama kali menekuni jasa barber, Nick selalu percaya satu hal. Baginya, menjadi seorang barber bukan sekedar memangkas rambut pelanggan, tapi sekaligus memberikan potongan terbaik untuk penampilan orang tersebut. “Biasanya gue tanya dulu mau gaya rambut apa atau nyamannya bagaimana. Tapi kalau mau coba gaya baru, gue liat lagi bentuk kepala dan wajahnya,” ujar Nick.
Bukan cuma itu, Nick juga terus meng-update pengetahuannya seputar gaya rambut terbaru, baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk memberikan hasil terbaik dan maksimal, dia juga menggunakan produk-produk impor untuk alat atau perlengkapan lainnya.
So, what’s next for Nick The Barbership? FYI, untuk target mendatang, pria yang baru saja dipercaya menjadi salah satu perwakilan dari Brand Ambassador Andis untuk Indonesia ini masih ingin sekolah barber dan mengembangkan usahanya sampai ke luar negeri. Secara khusus, dia berharap bisa melebarkan sayap ke Singapura, yang menurutnya lebih menjanjikan ketimbang di Indonesia.
“Menurut gue bisnis ini masih akan terus berkembang, karena cukur rambut itu sudah menjadi sebuah kebutuhan. Apalagi kalau hasil cukuran kita membuat konsumen puas, pasti dia akan menggunakan jasa kita kembali,” tutup Nick.
Gimana, masih penasaran sama Nick The Barbership, Urbaners? Langsung tonton aja cerita lengkap Inspiring People ini di YouTube channel MLDSPOT. Nggak usah nunggu lama lagi. Buruan subscribe, and get yourself inspired!
Comments