Kalo lo ingat sama band lokal berbau musik retro, klasik, vintage, jadul, atau apapun itu sebutannya, pasti gak jauh dari satu nama; White Shoes & The Couples Company (WSATCC). Para alumni dari kampus kesenian Jakarta ini memang menjadi trendsetter anak muda masa kini untuk berdandan fashion ala 70an. Nggak dipungkiri juga kalo dari segi musik, WSATCC selalu melahirkan rilisan album-album handal. Dari bulan Februari 2021 masih melalui Demajors Records, WSATCC merilis album penuh ketiganya yaitu 2020 yang berisikan 21 lagu.
Dalam sesi Inspiring People, MLDSPOT TV nggak mau ketinggalan buat ngebahas dan membedah salah satu lagu menarik yang ada di album 2020 yaitu Variasi Barongko bareng tiga member WSATCC yaitu Sari, John, dan Ricky.
Songwriting
Ngomongin soal pembuatan lagu, di sesi pertama MLDSPOT TV Ricky mengungkapkan kalau awalnya menamakan lagu Variasi Barongko sebagai Cha Cha Hustle. Notasi tangga nadanya pun lebih tinggi satu atau dua oktaf dibanding yang dipakai sekarang. Ide pertamanya mengambil dari nada dengan tensi yang cepat, kemudian diolah lagi bagaimana caranya biar lebih ada musik ala Indonesia.
Reference
Ricky mengambil referensi musiknya dari band Indonesia jaman dulu bernama Eka Djaja Combo. Buat Ricky band tersebut punya kegilaan tersendiri dan dia kagum mereka bisa bikin album seperti itu dengan kualitas yang bagus. Referensi lainnya Ricky mendengar satu album kompilasi band-band Colombia yang didapatkan dari satu piringan hitam rilisan Soundway Records. Menurut Ricky, tipikal musik dari band-band yang ada dalam kompilasi tersebut punya karakter musik latin namun lebih liar yang cocok buat dimasukkan ke dalam materi lagu Variasi Barongko.
Lyrics
Ngobrolin soal lirik, Sari sang vokalis ngerasa penulisan lirik memang sedikit tricky, terutama buat mengambil topik apa yang mau ditulis karena Ricky membebaskan temanya. Akhirnya setelah berdiskusi bareng manajer mereka, Ameng, muncul wacana tentang makanan. “Lo kan lagi seneng masak, gimana kalo tentang makan?”, kata Ameng saat itu. Sari kemudian mulai bereksperimen tentang bagaimana menyambungkan menu makanan dengan pemilihan konsep musik yang sarat akan bunyi-bunyian instrumen khas Indonesia. Dari situlah muncul ide di mana Sari memilih jajanan tradisional yang kemudian diolah menjadi sebuah lirik yaitu Nagasari. Menurut Sari, nggak ada arti spesial dalam liriknya, namun lebih kepada gimana caranya bisa mudah dicerna bahwa yang disampaikan adalah resep makanan.
Composition
Selanjutnya dari sisi musik, John lebih memilih ketukan drumnya dengan rhythm 1/16 yang menggabungkan teknik single stroke, double stroke, paradiddle agar terdengar tidak membosankan. Komposisi seperti itu sengaja dipilih karena pesan resah dan kacau bisa tersampaikan. Sedangkan dari gitar, Ricky memberikan referensi musik kepada gitarisnya si Ale dari karya orkes Kumbang Tjari. Ricky pengen sesuatu yang berbau surf rock tapi tetep ada komposisi musik yang Indonesia banget. Dengan mengadopsi instrumen bebunyian alat musik dari Minang yaitu saluang, akhirnya part gitar yang dihasilkan berhasil dikemas secara cermat oleh Ricky dan Ale.
Impression
Kesan secara visual yang ditampilkan album ini seperti membayangkan adanya scene pembunuhan, karena lagu ini berawal dengan judul Cha Cha Hustle yang punya arti tergesa-gesa atau resah, ungkap John. Lalu Sari juga menambahkan bahwa kalo lo mendengar dalam segi lirik, lagu ini bisa dinikmati oleh keluarga karena banyak mengangkat tema memasak. Namun di sisi lain, twistnya adalah ketika setelah memahami secara penuh lagu Variasi Barongko bisa mempunyai formula yang berbeda dari tiap ceritanya.
Cerita di balik layar pembuatan lagunya aja udah bikin penasaran banget nih. Ada yang sudah dengerin lagu Variasi Barongko? Tulis di kolom komentar gimana sih kesan lo soal lagu ini. Lo bisa juga cek video Bedah Lagu Variasi Barongko dari White Shoes & The Couples Company di Youtube MLDSPOT TV di sini.
Comments