Inspiring Places
Rabu, 26 Februari 2020

101 Olahan Jamu Indonesia di Acaraki

  • Share
  • fb-share
101 Olahan Jamu Indonesia di Acaraki

Tren kembali ke alam telah membuat jamu sebagai produk herbal Indonesia semakin naik daun. Kalau dulu jamu identik dengan mbok-mbok penjual jamu dan peminumnya dari kalangan orang tua, kini jamu jadi salah satu minuman kekinian dengan pengolahan yang jauh lebih modern. Kebayang nggak kalau jamu saat ini bisa diolah menggunakan mesin kopi?

Salah satu pionir yang mempromosikan jamu sebagai minuman modern adalah Acaraki. Kafe jamu ini menggunakan teknik-teknik familier dari proses pembuatan kopi, mulai dari V60, Pourover, Rokpresso, Flairesso, Infusion French Press, Aeropress, Syphon, Mokapot dan Cold Drip. Pingin tahu cara bikin jamu di Acaraki? Simak ceritanya di sini!

 

Menghilangkan Stigma Negatif Jamu

Acaraki membuka gerai pertamanya di Kota Tua setahun yang lalu, tepatnya di Gedung Kerta Niaga 3. Lokasinya sedikit tersembunyi, makanya banyak yang menyebutnya sebagai hidden gem. Ketika melihat desain eksterior dan interiornya, lo serasa memasuki coffee shop kekinian yang nyaman dan artistik. Mungkin lo nggak nyangka kalau tempat ini menjual jamu sebagai tawaran utama.

Konsep ruangan Acaraki yang kasual dan  nyaman

“Konsep Acaraki adalah kafe jamu kekinian, yang nggak hanya mengolah jamu secara up to date tapi juga atmosfer hangat yang sesuai dengan keinginan pengunjung,” jelas Jony Yuwono, pemilik Acaraki. Untuk membuang jauh-jauh kesan jadul yang melekat pada jamu, Joni memikirkan betul tata letak tempat, suasana, sampai cara penyajian yang menggunakan pendekatan modern. Bahkan, gelas yang digunakan untuk salah satu jenis menu jamunya - The Challenger - adalah sloki yang biasa dipakai untuk minum Whiskey ataupun Vodka. 

“Gue mengemasnya dengan cara seperti ini, supaya edukasi ke anak muda bisa lebih mengena. Konsep-konsep kaku mengenai jamu hilang, termasuk imej negatif tentang jamu yang identik dengan minuman vitalitas semata lama-lama terkikis,” tambah Jony.

Setelah beberapa bulan beroperasi di Kota Tua, Acaraki berekspansi ke lokasi lain, yaitu Kemang. Menurut Joni, Kemang adalah salah satu sentra nongkrong anak muda, sehingga merupakan lokasi tepat untuk memperkenalkan konsep jamu kekinian kepada para millennial gaul.

Kalau lo perhatikan, konsep tempat antara Acaraki di Kota Tua dan di Kemang juga berbeda. Kalau di Kota Tua, walaupun konsepnya modern, tetap ada kesan jadul dengan dominasi warna coklat, beberapa pernik-pernik tua, buku-buku tentang sejarah jamu, serta penerangan yang temaram. Cocok banget buat lo yang ingin bernostalgia.

Di Acaraki Kemang, lo bisa merasakan suasana yang lebih ‘hidup’, nggak beda jauh dengan kafe-kafe kekinian di sekitarnya. Ada ruang terbuka dengan atap kaca di mana lo bisa menikmati langit malam. “Jamunya boleh sama, tapi mood tempat menikmatinya berbeda, tergantung domisili lo di mana dan suasana seperti apa yang lo inginkan,” ungkap Jony.

 

Beda Teknik, Beda Rasa

Grand opening Acaraki Kemang sekaligus pemberian penghargaan dari MURI

Nggak jauh berbeda dari kopi, teknik pembuatan juga sangat menentukan cita rasa yang keluar dari jamunya, mulai dari light sampai bold. Misalnya saja, dengan menggunakan teknik V60, cita rasa jamu yang keluar bakal lebih light. Lo bisa mencicipi cita rasa yang sesungguhnya dari jamu tersebut. Sangking banyaknya teknik penyeduhan yang ditawarkan Acaraki, mereka mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) pada November 2019 sebagai kedai ataupun kafe jamu pertama yang menyediakan teknik penyeduhan jamu terbanyak.

Teknik V60,  salah satu teknik yang digunakan untuk membuat jamu di Acaraki

Bukan hanya soal teknik, daerah asal bahan-bahan jamu juga memberikan cita rasa yang berbeda. Contohnya, kencur Wonogiri berbeda dengan kencur Lampung, dan ketika diolah dengan mesin kopi tertentu juga akan menghasilkan rasa yang berbeda juga. “Inilah yang membuat pengolahan jamu dengan mesin kopi bisa dibilang sangat kaya. Perlu dieksplorasi lebih dalam, dilakukan penelitian lebih detail untuk mendapatkan varian-variannya,” jelas Jony.

 

Golden Sparkling sampai Beras Kencur Es Krim

Jahe, kencur, kunyit asam, temulawak, adalah bahan-bahan utama yang biasa diolah menjadi jamu. Di Acaraki, bahan-bahan tersebut menjelma menjadi sajian Golden Sparkling yaitu kunyit asam yang diberi tambahan soda, ataupun Beras Kencur Es Krim yang nggak lain adalah jamu kencur dengan tambahan es krim.

Kombinasi jamu dan es krim, salah satu menu andalan di Acaraki

Masih banyak lagi sajian-sajian jamu unik yang nggak bakal lo temukan di tempat lain. Misalnya, lo bisa nyobain minuman Berkesan, yang merupakan kombinasi beras kencur, santan kelapa, dan nira kelapa. Ingin yang lebih menantang? Silakan coba The Challenger, minuman yang diracik dari campuran sambiloto dan temulawak.

Asal lo tahu, Urbaners, dalam kamus jamu Indonesia, sambiloto sering disebut-sebut sebagai the king of bitterness, yang konon pahitnya lebih pahit ketimbang kehidupan itu sendiri. Nggak hanya asal pahit, sambiloto memang sudah dikenal lama sebagai ramuan untuk menghilangkan penyakit diabetes, hipertensi, bahkan herpes. Racikan temulawak bermanfaat sebagai penawar untuk peradangan, mengatasi masalah pencernaan, dan meningkatkan stamina.

Masih banyak orang menganggap jamu adalah minuman penyembuh. Padahal, sejatinya khasiat jamu adalah sebagai langkah pencegahan. Kalau lo memang mau fit, lo harus menjadikan kebiasaan minum jamu ini bagian dari pola hidup sehat sehari-hari.

Kalau ingin tahu lebih banyak mengenai 101 teknik pengolahan jamu kekinian ala Acaraki, lo bisa mengikuti workshop yang diadakan secara regular, baik di Kota Tua maupun di Kemang. Biar nggak ketinggalan update, lo juga bisa follow Acaraki melalui Instagram-nya di @acaraki.jamu.

Comments
John Hutabarat
Indonesia punya rasa
John Hutabarat
Indonesia punya rasa