Kalo datang ke tempat makan, biasanya lo lebih mencari jenis makanan yang mau di makan atau nyari vibes yang dihadirkan dari tempat itu? Yang manapun lo, kayaknya akan lebih enak kalo kita menggabungkan kedua konsep ini ke dalam referensi yang di cari.
Kali ini, MLDSPOT berkesempatan untuk jalan-jalan ke Bandung – tepatnya ke sebuah restoran yang terbilang cukup sempit dan berada di dalam gang, yaitu Gang Nikmat. Seperti namanya, meskipun berada di dalam gang tempat ini menyajikan vibes dan juga makanan yang nggak kalah nikmat.
Nggak cuma jalan-jalan, MLDSPOT juga berkesempatan buat ngobrol banyak sama owner-nya tentang gimana ‘nikmat’-nya proses membangun Gang Nikmat ini sendiri. Pastikan lo membacanya sampai habis, berikut kisah inspiratifnya!
Awal Merintis Gang Nikmat
Berkesempatan bertemu dengan owner dari tempat unik – yaitu Sandi, tentunya nggak di sia-siakan begitu aja, dengan segudang rasa penasaran, Sandi memulai ceritanya dari awal perintisan Gang Nikmat.
Sebelum memulai bisnis Gang Nikmat, Sandi memang udah pernah membuat sebuah bisnis berupa tempat makan. Dengan latar belakang pendidikan yang juga berkaitan dengan masak, Sandi mengelola bisnisnya sendiri. Meskipun untuk bisnis ia mengaku belajar secara autodidak.
Bisnis yang sebelumnya dikelola oleh Sandi merupakan bisnis yang dibangunnya sendiri dengan segala keterbatasan yang dimilikinya. Meskipun harus gulung tikar, namun hal itu dijadikannya menjadi sebuah motivasi untuk tidak berhenti mencoba.
Di tahun 2018, Sandi bertemu dengan Fiki–yang memiliki latar belakang pariwisata, yang mengajaknya untuk membuat sebuah bisnis baru sebagai langkah yang diambilnya karena baru menyelesaikan studinya.
Hal itupun disambut hangat oleh Sandi. Sebagai orang yang pernah terjun di dunia bisnis F&B, Sandi menganggap ajakan Fiki sebagai sebuah peluang baru baginya. Akhirnya, terbentuklah restoran dengan konsep unik bernama Gang Nikmat ini.
Inspirasi dari Industri Lain: Kenapa Gang Nikmat?
Dari awal terbentuknya, Gang Nikmat udah menentukan bahwa nantinya akan menggunakan nama tersebut. Sedangkan untuk mencari inspirasi dan konsep, Sandi dan Fiki justru melihatnya dari industri-industri lain di luar F&B. Dari sini, akhirnya mereka mendapatkan perspektif baru dan sudut pandang yang lain.
Nggak hanya itu, dukungan dari keluarga sendiri jadi alasan inspirasi dari Gang Nikmat terbentuk. Kalo mau dibilang, mungkin konsep Gang Nikmat menggabungkan industri-industri lain yang berpengaruh pada hidup Sandi dan Fiki. Mulai dari keluarga, kegemaran akan manga, musik, dan lain-lain.
Konsep ini sendiri juga terbentuk lebih dulu dari pada proses pembangunan restorannya sendiri. Sebelum mendapatkan tempat di sebuah gang sempit kayak sekarang, Gang Nikmat udah dicetuskan oleh Sandi dengan alasan yang sederhana – karena memang suka dengan nama ini.
Hingga akhirnya mendapatkan tempat di Cihapit, Gang Nikmat terbentuk menjadi restoran di gang sempit namun tetap asik.
Ambisi Nggak Berat yang Menghasilkan Gang Nikmat
Dari awal pembentukannya, Gang Nikmat hanya ingin menyajikan restoran dengan comfort food – alias bukan yang mengikuti tren pasar secara terus menerus. Ambisi yang cukup ringan ini dianggap oleh Sandi dan Fiki sebagai hal yang membuat mereka bisa tetap sustain untuk menjalankan bisnis ini.
Menurut keduanya, menjadi konsisten adalah kunci utama dalam membangun dan mengelola bisnis. Karena dari konsistensi inilah yang nantinya akan memberikan jalan tersendiri pada setiap rintangan yang dihadapi.
Sebagai dua orang yang tinggal di Bandung, Gang Nikmat ingin menunjukkan warna baru dari makanan yang ada di kota Bandung sendiri. Makanan comfort food dengan warna baru ini nggak ingin dinilai sekadar konsep aja, tapi juga ada memori yang tersimpan setelah menikmati santapan dari Gang Nikmat dan juga memori akan kota Bandung itu sendiri.
Bertahan di Era New Normal versi Gang Nikmat
Nggak selalu mulus – Gang Nikmat juga mengalami rintangan yang sama seperti bisnis-bisnis lainnya di era new normal. Sebelum berlokasi di Jl. RE.Martadinata No. 25 Bandung atau yang biasa dikenal dengan daerah Cihapit, Gang Nikmat berlokasi di Jl. Riau. Namun ketika awal new normal – outlet yang di Jl. Riau harus ditutup.
Bisa bertahan tentunya bukan hal yang mudah – apalagi di era new normal. Tapi dengan keyakinan dan juga kekuatan dalam menghadapi tantangan, Sandi dan Fikri mencoba bangkit lagi dari awal untuk perlahan kembali membangun Gang Nikmat.
Sustain bagi Sandi dan Fiki bukan cuma bertahan dalam finansial, tapi juga kembali pada product & service yang diberikan kepada konsumennya. Diluar konsumen, cara bertahan dari Sandi dan Fikri hanyalah mencoba mempertahankan diri masing-masing agar tetap kuat bersama.
Cerita dari Gang Nikmat ini inspiratif banget kan? Setelah membaca, lo jadi tau – kalo untuk mulai sesuatu, yang penting adalah niat dan konsistensi. Kalo Sandi dan Fikri aja bisa, kapan giliran lo nih, bro?
Comments