Fenomena art merchandise belakangan ini sedang mencuri perhatian, Urbaners. Pergerakannya ditandai dengan banyaknya individu maupun kelompok yang mulai bermunculan dengan beragam karya seni yang bisa diterapkan hingga ke kehidupan sehari-hari. Efeknya, lebih banyak orang kini bisa ikut mengapresiasi sekaligus mengoleksi karya-karya seni tersebut.
Yang lebih menariknya lagi, popularitas art merchandise ternyata nggak cuma mewabah di Jakarta. Tren tersebut turut merambah kota-kota lain di Tanah Air. Di Yogyakarta misalnya, ada sebuah kolektif seni unik dan inovatif bernama Nasi Goreng Diplomacy (NGD). Fokus NGD adalah untuk membantu para seniman dalam membuat dan memasarkan art merchandise dengan menggunakan desain mereka.
FYI, latar belakang kemunculan NGD nggak lepas dari adanya galeri seni utama dalam grup mereka, yakni Srisasanti Syndicate. Menurut sang founder Benedicto Audi Jericho (Dicto), kebanyakan seniman profesional yang sudah bekerja sama dengan Srisasanti sejak awal sudah memiliki ide untuk mengembangkan art merchandise. Oleh karena itu, NGD berperan sebagai fasilitator untuk memperkenalkan art merchandise eksklusif mereka kepada publik yang lebih luas.
Terkait pemilihan nama “Nasi Goreng”, menurut Dicto alasannya karena nasi goreng telah menjadi makanan khas Indonesia yang memiliki banyak variasi namun tetap bisa dinikmati oleh siapapun dari berbagai kalangan. NGD ingin memberikan pendekatan serupa, sehingga karya-karya para seniman mereka dapat lebih mudah diakses dan dunia seni Indonesia juga bisa dinikmati di level berikutnya.
Tetap Memberikan Kesan Eksklusif dan Personal Melalui Seni
Saat NGD didirikan sekitar tahun 2013 dan 2014, art merchandise di Indonesia memang belum se-booming sekarang ini. Walau demikian, NGD tetap berusaha menjaga eksklusivitasnya dengan memproduksi barang dalam jumlah terbatas. Untuk setiap produk, biasanya hanya akan diproduksi sekitar 15-50 pieces. “Niatnya agar setiap pembeli dapat merasakan kesan ‘personal’ atas produk art merchandise yang mereka koleksi,” ujar Dicto.
Sejauh ini, ada empat seniman yang secara khusus diwakili oleh NGD. Mereka adalah Eddi Hara, Heri Dono, Roby Dwi Antono, dan Ronald Manullang. Untuk jenis produknya, NGD antara lain menyediakan berbagai pilihan fashion items, household items, toys, literatures, dan F&B souvenirs.
Lebih dari itu, NGD sebenarnya nggak hanya menyediakan art merchandise. NGD juga memiliki tempat bersantai untuk mengobrol dan membaca buku seni. Lo bahkan bisa datang ke (Fine) Art Merchandise Gallery NGD dan ikut sharing mengenai seni dengan para staf di sana, Urbaners.
Intinya, NGD pada dasarnya ingin membentuk suatu komunitas seni di Yogyakarta. So, lo yang berkunjung ke sana nggak cuma bisa bawa pulang barang-barang keren, tapi sekaligus pengalaman seru. “Tidak harus beli, sekadar melihat-lihat dan berfoto dengan berbagai koleksi karya seni NGD juga boleh. Yang penting orang senang melihat karya seni dan menambah pengetahuan tentang seni,” jelas Dicto.
Ke depannya, NGD masih akan berkolaborasi dengan seniman asli Indonesia sekaligus sesama pegiat art merchandise di dalam dan luar jaringan Srisasanti. NGD pun telah berkomitmen untuk menyediakan ruang bagi para emerging artist untuk mengadakan pameran affordable artwork atau kegiatan seni lainnya yang termasuk non-exhibition programs.
Yang saat ini berlangsung, NGD sedang menggelar presentasi dan retrospektif perjalanan dari Endry Pragusta dan Mahija hingga 15 September mendatang. Endry membawakan presentasi toy series “Plug and Play”, sedangkan Mahija menampilkan koleksi perhiasan terbaru dalam seri “Closure”.
Nah, buat lo yang ingin berkunjung ke NGD, lo bisa langsung datang ke Tirtodipuran Link. NGD buka setiap hari dari pukul 11.00 sampai 21.00 WIB. Tapi sebelum itu, tonton dulu MLDSPOT TV Season 4 episode 8 dengan tema “Art Merchandise” di YouTube Channel MLDSPOT TV. Subscribe our channel and get yourself inspired!
Comments