Inspiring Products
Jumat, 10 Maret 2023

Kanky, Sneakers Trendy Lokal yang Go International

  • Share
  • fb-share
Kanky, Sneakers Trendy Lokal yang Go International

Pernah nggak sih lo naksir sama sepatu yang trendy, tapi nggak nyaman dan breathable pas dipakai? Sekalinya ada yang paket komplit, harganya malah selangit. 

Nah, ternyata ada loh merek sepatu yang tampilannya keren, nyaman dipakai, tapi harganya terjangkau. Kenalin nih, Kanky, sneakers asal Indonesia yang bahkan udah go international.

Kanky didirikan oleh Alfonsus Ivan Kurniadi, sosok yang udah malang melintang di industri sepatu selama lebih dari 20 tahun. Penasaran sama cerita inspiratif di balik berdirinya Kanky? Yuk, simak obrolan gue dengan Alfonsus!

Alfonsus memang orang baru. Wirausahawan asal Semarang ini ternyata udah 26 tahun terjun ke dalam industri sepatu. “Gue udah 26 tahun bekerja sebagai distributor sepatu, tapi baru kali ini akhirnya benar-benar bikin merek sepatu sendiri,” katanya.

Dari pengalaman selama puluhan tahun itu, Alfonsus akhirnya menemukan formula pas untuk membuat sepatu yang trendy, nyaman, dan terjangkau buat semua kalangan.

Menurut Alfonsus, industri sepatu di Indonesia sebenarnya udah sangat bagus. Pangsa pasarnya juga oke banget kok. Cuma yang masih kurang adalah teknologi dari sepatu itu sendiri. Menurutnya, sepatu yang bagus itu enggak hanya dilihat dari modelnya, melainkan juga dari fungsi dan kenyamanannya.

“Kita membuat Kanky dengan teknologi yang ringan, empuk, nyaman, breathable dan pastinya affordable,” papar Alfonsus. Dengan segala kelebihannya itu, Kanky dijual berkisar Rp200.000 - Rp300.000-an loh. 

Alfonsus berkali-kali menekankan kalau persoalaan harga itu sangat penting. Soalnya, Kanky dibuat bukan cuma untuk kepentingan profit aja, melainkan kolaborasi dan kerja sama yang luas.

“Kita enggak cuma ingin cari uang dari keuntungan jual produk, tetapi juga bikin produk yang suatu saat bisa diekspor mulai dari bahan baku.” 

Nah, Alfonsus lanjut cerita kalau belum banyak pabrik di Indonesia yang bisa support mereka dari bahan baku. Padahal Indonesia punya banyak sumber daya untuk itu, kan. Ini karena belum banyak pabrik yang mau investasi besar untuk dipakai ke UMKM.

Dia pun berharap kelak produksi sepatu di Indonesia bisa mengalami peningkatan. Enggak hanya menjadi tukang jahit aja, tetapi bahan baku juga diproduksi di Indonesia. Untuk bisa mencapai hal itu, pasti perlu ada kerja sama antara banyak pihak. Mulai dari para pengusaha, pemerintah, pekerja kreatif, sampai masyarakatnya juga.

Khusus soal masyarakat, Alfonsus juga menjelaskan kalau konsumen adalah komponen utama dalam suatu usaha. Membuat produk yang berkualitas dengan harga terjangkau itu penting. Supaya orang Indonesia sadar kalau merek lokal juga bagus dan tidak mahal.

Akhirnya kalau kesadaran ini terbangun, akan muncul kepercayaan dan daya beli masyarakat Indonesia akan produk lokal bisa meningkat. “Pada akhirnya kan ini akan kembali ke ekonomi masyarakat juga,” paparnya.

Kerja Sama Tim dan Kolaborasi

Dalam obrolan yang berlangsung lebih kurang 42 menitan itu, gue perhatikan, Alfonsus jarang banget menyebutkan dirinya ketika membahas soal Kanky. Dia selalu menyebut kata “kita” yang kalau gue asumsikan sih, menunjukkan kalau Kanky bukan cuma soal satu sosok, tapi kerja sama satu tim.

“Paling penting dalam membuka usaha adalah kenali dulu jati diri kita dan bekerja samalah dengan orang lain secara tim,” jawab Alfonsus ketika gue tanya soal tips menjadi pengusaha.

Kerja sama dan kolaborasi ini juga digunakan Alfonsus dalam menggarap Kanky. Salah satunya terlihat dari makna Kanky dan logonya. Ternyata, Kanky itu singkatan dari kanan kiri, loh. Logonya sendiri terdiri dari simbol O dan V, yang merupakan inisial dari nama anak Alfonsus, “Olga” dan “Viollanitta”. 

O dan V pada logo Kanky juga dipilih untuk melambangkan medali yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. “Ini untuk mengingatkan mereka kalau mereka itu enggak bisa berdiri sendiri,” jelas Alfonsus. Nah, selain diartikan sebagai kanan kiri, Kanky juga punya makna yang lebih luas yaitu “karena kita peduli”. 

Kanky dibangun atas keinginan untuk menggaungkan local pride yang harapannya bisa menembus pasar dunia. Bukan cuma dari sisi produk, tapi juga dari segi corporate social responsibility (CSR) seperti pemberian beasiswa ke mahasiswa berprestasi dan kerja sama dengan penggiat seni tanah air.

Tahun 2022 lalu, Kanky bahkan berhasil jadi salah satu UMKM yang mengisi acara Java in Paris di Le BHV Marais, salah satu department store terbesar yang terletak di jantung kota Paris. Produk Kanky juga dipakai oleh grup tari Eko Pece atau Eko Supriyanto dalam perhelatan acara yang sama, loh. 

Uniknya lagi nih, sepatu yang dipakai adalah sepatu dengan corak batik. Kedepannya, enggak hanya motif batik, bakal ada beberapa corak lain seperti, corak ulos dan tenun NTT.

Selain acara di Paris, Kanky juga terlibat dalam event internasional lain seperti Powerboat F1H2O World Championship di Danau Toba Februari 2023 lalu. Kanky jadi salah satu souvenir yang diberikan dalam laga internasional tersebut.

“Kerja sama itu penting. Untuk branding, perluasan pasar, kita enggak bisa sendiri. Kita perlu kerja sama tim dan kolaborasi,” ujar Alfonsus sembari menambahkan kalau dalam waktu dekat ini juga akan menjalin kolaborasi dengan Never Too Lavish. 

Menemukan Identitas Diri

Kalau lo perhatikan, desain-desain sepatu Kanky itu simpel aja, coba cek deh Instagramnya @sepatukanky. Warna-warnanya juga kalem seperti hijau, biru, hitam. Pilihan desain dan warna ini nih sejalan sama visi dari Kanky yang mau mengembalikan fungsi sepatu pada konsep yang sebenarnya, yang digunakan buat melindungi kaki.

Jadi, penekanan pada fungsi itu lah yang lebih diutamakan. Ringan, nyaman, empuk, dan outsole yang agak lebih tinggi untuk mendukung kenyamanan tersebut. Namun memang Alfonsus enggak menampik, kalau fashion itu juga penting. Makanya, Kanky punya dua tipe, fashion dan sport style. 

Kalau fashion bisa dipakai segala kalangan, sedangkan sport style lebih fungsional dan anak muda. “Yah, walaupun balik lagi ke selera sih, ada juga anak muda yang lebih suka yang tipe fashion,” tambah pria yang mengaku tidak lagi mengenakan produk-produk luar semenjak menikah ini. 

Menurut Alfonsus, dalam membuka usaha dan menjalani hidup, penting banget buat menemukan identitas diri. Apalagi industri sekarang udah mendukung kita buat jadi diri sendiri.

Bahkan dengan dunia sekarang yang udah serba digital nih, semua bisa dikemas dalam bentuk yang menarik tapi enggak memakan biaya banyak. Asal ya seperti Alfonsus bilang, lo kreatif dan punya identitas yang bisa lo jual ke publik.

“Konsisten dan tahu kelebihan kita dan mau mengembangkannya itu juga penting ketika mau membuka usaha,” tambah Alfonsus lagi. Menurutnya banyak anak muda yang mau buka usaha tapi enggak konsisten. Ingin menjadi seperti orang lain. Karena melihat si A kayaknya sukses dengan cara tertentu, terus langsung mau jadi seperti si A. “Bisa jadi kegagalan karena kondisi begini,” pungkasnya mantap.

Itu tadi kisah inspiratif dari berdirinya salah satu brand sneakers kebanggaan lokal, Kanky. Buat yang penasaran dengan Kanky, sepatu lokal ini bisa langsung lo cek di Kanky Official Store.

Jangan lupa juga buat baca kisah inspiratif lainnya di MLDSPOT. Di MLDSPOT, lo juga bisa dapetin berbagai rewards keren. Caranya gampang, cukup daftar jadi member dan kumpulkan MLDPOINTS lewat website MLDSPOT

Ayo, bangga dengan berbagai cerita inspiratif lokal bareng MLDSPOT!

Comments
Radhitya
mantap bro
John Hutabarat
keren nih bro