Inspiring Products
Senin, 18 Mei 2020

Pijakbumi: Be Unique dengan Sepatu Kulit yang Ramah Lingkungan

  • Share
  • fb-share
Pijakbumi: Be Unique dengan Sepatu Kulit yang Ramah Lingkungan

Bro, nyadar nggak sih kalau baju sampai alas kaki yang kita pakai sehari-hari, suatu saat akan berakhir jadi sampah alias limbah outfit? Nah, masalah limbah dari industri fashion ini menjadi motivasi Pijakbumi untuk membuat bisnis yang lebih ramah lingkungan.

Bukan hanya bikin sepatu keren, Pijakbumi juga punya value lebih dan komitmen tinggi dalam menerapkan sustainable fashion pada setiap proses pembuatan produknya. Yuk, ulik lebih dalam!

 

Concern dengan Kelestarian Lingkungan

CEO Pijakbumi, Rowland Asfales di ajang The MICAM Milano 2020

Alasan utama Pijakbumi sangat concern terhadap kelestarian lingkungan dikarenakan dampak industri fashion konvensional menyebabkan kerusakan pada Bumi kita, Bro. “Fashion jadi industri penyumbang polusi kedua terbesar di dunia setelah industri minyak. Itu yang nggak banyak orang sadari selama ini,” tutur Vania Audrey Pakpahan, Co- founder dan CMO Pijakbumi. Menurut Vania, hal itu disebabkan karena tren fast fashion alias perubahan mode yang cepat, yang diiringi produksi massal.

Limbah dari aktivitas pembuatan pakaian, juga aksesoris penunjang penampilan - seperti tas dan sepatu - semakin meningkat. Emisi gas yang dihasilkan ternyata lebih merusak dibandingkan emisi perkapalan digabung dengan penerbangan. Belum lagi kebutuhan air bersih untuk industri fashion yang jumlahnya nggak sedikit. Makin bikin miris, Bro!

“Kengerian itu bukan cuma gara-gara pelaku industrinya saja. Hasrat belanja dari konsumen produk-produk fashion yang pengen selalu up to date dengan barang-barang kekinian, akhirnya ngasih motivasi buat para pelaku industri fashion untuk ikutan konsep fast fashion ini,” ujar Vania.

 

Ogah Jadi Bagian dari Fast Fashion Penghasil Limbah

Produk kolaborasi Pijakbumi dengan Rachel Ajeng

Pijakbumi nggak mau jadi bagian dari fast fashion yang nyata-nyata mengancam kehidupan di muka bumi. Menurut Vania, masalah limbah sisa fashion juga bikin Pijakbumi berpikir ulang untuk masuk ke industri fast fashion. “Banyak produksi fashion massal yang berakhir jadi sampah. Hanya sebagian kecil yang terjual dengan cepat. Sisanya bakalan di diskon mulai dari 10%, 20%, 75%, beli 1 gratis 1, dan sebagainya. Tapi kalau setelah didiskon masih nggak laku juga? Bakal berakhir jadi sampah,” cerita Vania.

Produk fashion bekas memang masih bisa didaur ulang. Vania mengungkapkan kalau dari beberapa sumber yang mereka rangkum selama ini, ternyata Tiongkok merupakan negara yang paling banyak mendaur ulang limbah produk fashion dari seluruh dunia. Tapi sekarang, negara tersebut menerapkan larangan impor 24 jenis bahan baku industri, salah satunya produk fashion bekas. Artinya, ada 50% limbah dari barang fashion yang mestinya bisa diolah lagi, namun akhirnya kembali jadi sampah. Ngeri banget, kan?

“Sebetulnya, daur ulang produk fashion itu bukan solusi gampang, karena kebanyakan barang fashion dibuat dari material sintetis yang susah didaur ulang. Jadi solusinya, konsumen yang harus berubah. Kita harus pelan-pelan memperbaiki pola belanja dan konsumsi kita,” ujarnya lagi.

 

Proses Pembuatan Produk yang Ramah Lingkungan

Produk kolaborasi Pijakbumi dengan Rachel Ajeng

Produk utama Pijakbumi berupa sepatu yang klasik dan elegan diklaim terbuat dari kulit nabati. Tapi, kulit nabati ini bukan berarti kulit yang berasal dari tumbuhan ya, Bro. “Natural vegetable-tanned leather istilahnya. Jadi, leather series kami terbuat dari kulit sapi yang disamak pakai bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, tanpa menggunakan bahan kimia sintetik maupun produk hasil tambang. Walau dalam proses pembuatannya terjadi reaksi kimia secara mikroskopis yang sulit dilacak, proses ini membuat kulit samak nabati memiliki keunikan yang nggak dimiliki oleh kulit pada umumnya,” tutur Vania.

Salah satu keunikannya adalah perubahan warna secara alami pada produk Pijakbumi seiring waktu pemakaian. Berawal dari warna krem lembut, produk hasil samak nabati akan mengalami perubahan warna jadi semakin matang atau gelap. “Biar warnanya makin bagus, kami sarankan buat mengoleskan pakai minyak cerpelai atau mink oil. Minyak tersebut akan memberikan kelembaban pada kulit, juga sebagai pelindung anti kotor pada sepatu,” ujar Vania.

Tidak dipungkiri kalau produk Pijakbumi yang diolah secara alami, tanpa bahan kimia sintetis, memiliki kekurangan yang sebenarnya jadi keunikan. Salah satunya adalah pori-pori permukaan sepatu yang lebih besar sehingga sangat sensitif dengan zat-zat yang menempel. Noda air saja akan menimbulkan bercak pada sepatu kalau nggak dilindungi dengan mink oil. Oleh karena itu, perawatan sepatu ini juga membutuhkan komitmen dari para pembelinya.

 

Manfaatkan Bahan Alami untuk Kualitas Terbaik

Sepatu Pijakbumi Saka Series

Selain mengandalkan bahan nabati untuk proses penyamakan kulit, Pijakbumi juga menggunakan bahan tenun pada beberapa produknya. Kenaf adalah tumbuhan yang seratnya cukup sering dimanfaatkan. “Dibanding katun yang terbuat dari kapas, kami menilai penggunaan kenaf ini lebih ramah lingkungan, karena hanya butuh sekitar 1/8 dari kebutuhan lahan untuk menanam kapas. Masa panennya dua kali lebih cepat dan kenaf ini butuh air yang lebih sedikit, hanya seperempatnya! Belum lagi kekuatannya yang lebih besar daripada katun, juga tahan api. Kami juga nggak memintalnya pakai mesin, tapi pakai tenun manual,” ujar Vania dengan bersemangat.

Melengkapi produknya yang dibuat dari bahan-bahan alami dan dengan proses yang ramah lingkungan, Pijakbumi juga menggunakan karet natural alias crepe sole. Diolah dari getah karet murni, tanpa banyak bahan kimia sintetis, menjadikan material ini memiliki daya rekat kuat dan kelenturan yang optimal. Jadi makin nyaman deh pakai produk Pijakbumi!

Nggak heran kalau pendiri, CEO, sekaligus desainer Pijakbumi, Rowland Asfales baru-baru ini mendapat penghargaan Emerging Designer di ajang The MICAM Milano 2020. Ajang pameran perdagangan internasional ini rutin diadakan dua kali setahun di Fiera Milano Rho, Italia, dan diikuti oleh 1.400 perusahaan dari 30 negara. Jumlah pengunjungnya pun rata-rata mencapai 45 ribu orang dari 130 negara. Bangga banget pastinya Pijakbumi bisa dapet penghargaan bergengsi tersebut ya, Bro!

Kalau lo ingin mengintip kerennya produk sepatu ramah lingkungan Pijakbumi, langsung aja follow akun Instagram mereka, @pijakbumi.

Comments
Radhitya
mantap punya
John Hutabarat
keren nih bro