Hal yang berbeda dari Java Jazz Sebelumnya
Sudah beberapa tahun memang Java Jazz selalu mengangkat budaya Indonesia sebagai temanya. Kalau tahun lalu mereka mengangkat tentang Toraja, kali ini Java Jazz Festival 2017 mengangkat tema Jakarta. Dengan menggunakan ondel-ondel dan unsur-unsur Betawi. Tematik seperti ini selalu memperoleh respon positif oleh para audience, terbukti saat penjualan merchandise ataupun alat media komunikasi mereka. Java Jazz Festival 2017 melakukan ekspansi panggung, dari yang biasanya 11 panggung menjadi 14 panggung, dengan kata lain, akan lebih banyak lagi musisi yang akan tampil. Dan yang paling berbeda adalah, tahun ini tidak ada lagi extra charge untuk special show, jadi once lo sudah punya tiket festival ini, lo bisa menikmatinya secara keseluruhan.
Peran tersendiri musisi non-Jazz di Java Jazz Festival 2017
Kalau lo salah satu penonton setia festival satu ini, pastinya menyadari banyak musisi-musisi yang non-jazz juga ikut meramaikan acara ini. Ternyata hal tersebut bukanlah tanpa alasan, mereka memiliki peran tersendiri pada festival ini. Adanya musisi non-jazz bertujuan untuk mengedukasi pasar tentang musik jazz itu sendiri dan juga daya tarik untuk anak-anak muda yang mengaku tidak mengerti jazz. Saat lo sudah datang ke festival ini pastinya akan penasaran dengan musik-musik lainnya, sehingga para penonton juga mendapatkan experience tentang musik yang berbeda-beda.
Java Jazz Festival bukan sekedar festival musik
Java Jazz Festival tidak hanya menghadirkan para musisi lokal maupun internasional, tetapi di sekeliling acara ini terdapat instalasi-instalasi menarik dan edukatif. Instalasi yang menggabungkan berbagai unsur seni dan memiliki arti sendiri membuat penonton mendapatkan pengalaman dan vibes yang berbeda saat menghadiri festival ini. Dewi Gontha mengakui, konsistensi para rekannya sangat kreatif dan inovatif dari tahun ke tahun. Hal tersebut merupakan bentuk dukungan bahwa Java Jazz Festival bukan melulu tentang musik, tetapi merupakan festival kreativitas.
Challenge yang diberikan Java Jazz Festival pada para musisi
Dewi Gontha mengakui sangat merasakan perkembangan musik Indonesia sejak diadakannya festival ini pertama kali yakni tahun 2005. Perkembangan musik di Indonesia semakin baik dan variatif. Hal ini memberikan banyak sekali pengaruh positif pada berbagai unsur, mulai dari alat musik itu sendiri, sampai perkembangan bisnis di sekitar musik.
Adanya festival-festival seperti Java Jazz Festival ini merupakan pemicu untuk para musisi untuk terus berkembang dan lebih kreatif. Inilah alasan mengapa para musisi memiliki tampilan yang sangat berbeda saat di Java Jazz Festival, karena sebelum mengadakan kerja sama, Java Jazz Festival selalu memberikan challenge kepada para musisi tentang apa yang akan diberikan para musisi saat penampilannya nanti di Java Jazz Festival, entah dari konsep ataupun kolaborasi musik mereka. Jadi, meskipun lo sudah pernah melihat penampilan musisi tersebut sebelumnya, penampilan mereka di Java Jazz Festival pasti akan sangat berbeda deh!
Tujuan utama adanya Java Jazz Festival
Meskipun banyak musisi internasional yang tampil, tapi sebenarnya tujuan dari Java Jazz Festival yakni mempromosikan Indonesia melalui musik. Dengan adanya Java Jazz Festival secara tidak langsung sudah mempromosikan Indonesia pada puluhan negara lainnya, bahwa Indonesia merupakan negara yang aman untuk dikunjungi, dan memiliki banyak acara yang atraktif dan bertaraf internasional seperti Java Jazz Festival. Di sisi lain, Java Jazz Festival juga ingin memberikan media pada musisi-musisi Indonesia untuk mempromosikan musiknya. Dengan adanya live streaming yang dapat diakses seluruh dunia, musisi-musisi Indonesia mendapatkan exposure dan apresiasi secara global.
No one has commented yet. Be the first to comment on this article!