Trending
Selasa, 10 November 2015

Bisikan Mimpi yang Menjadi Kenyataan

  • Share
  • fb-share
Bisikan Mimpi yang Menjadi Kenyataan

Berbicara tentang jas dan pakaian formal, pastinya lo sudah nggak asing lagi dengan brand satu ini. Yap, Brillington & Brothers yang merupakan tailor lokal yang sedang hype saat ini. Kali ini MLDSpot mendapatkan kesempatan langsung untuk ngobrol lebih jauh dengan founder brand satu ini.

Ronald M yang masih berumur 31 tahun, dengan istrinya Audrey mengaku bahwa Brillington & Brothers memiliki keunggulan yang berbeda dari tailor lainnya. Meskipun di setiap tailor memiliki keunggulan masing-masing, tetapi brand satu ini sangat menonjolkan cuttingan yang light atau soft construction megarah ke gaya casual Italia sebagai ciri khasnya. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa Brillington & Brothers bisa dibilang tailor paling berbeda dengan pendekatan yang lebih modern dan representatif.

Awal mula Ronald membuat tailor Brillington & Brothers ini sebenarnya karena pengalaman yang kurang baik saat menjelang pernikahannya. Ronald telah membuat jas sebanyak 2 kali untuk hari besarnya tersebut. Tetapi, Ronald tidak puas dengan apa yang didapatkannya, meskipun akhirnya tetap digunakan karena waktu yang sudah mepet menjelang hari-H. Tidak hanya dari hal tersebut aja, lucunya, ilham membuat sebuah tailor ini juga didapatkan Ronald melalui sebuah mimpi. Pada mimpi tersebut Ronald mendapat bisikan dari seseorang untuk membuat sebuah usaha jas yang bernama Brillington & Brothers. Nah, pada saat itulah Ronald dengan persetujuan sang istri mulai merintis usaha mereka satu ini. Ternyata terbukti, mimpi tersebut bukan hanya sekedar khayalan, tetapi juga menjadi masa depan yang cerah untuk mereka.

Pencapaian mereka hingga sekarang bukan tanpa usaha. Hal yang pertama Ronald dan Istri lakukan selama 2 tahun adalah melakukan "blusukan" ke setiap tailor dan mencari kekurangan atau kelebihan masing-masing. Selama melakukan research, mereka juga bukan tanpa biaya, banyak hal yang harus dikorbankan, salah satunya pekerjaan. Mereka mengambil resiko untuk meninggalkan pekerjaannya dan fokus pada bisnis satu ini. Meskipun Ronald mengakui bahwa awalnya ia tidak memiliki basic apapun dibidang tailor, dari mulai pemilihan bahan, model dan sebagainya, tetapi tidak membuat Ronald menyerah untuk membuat usaha ini. Pendekatan dengan para penjahit profesional ataupun supplier-supplier lain tidaklah mudah. Butuh waktu dan usaha yang keras untuk mendapatkan kepercayaan mereka. Bahkan Ronald bisa sampai 6 kali bolak-balik meeting dengan para supplier untuk meyakinkan mereka akan potensi usaha ini. Kalau berbicara tentang research, Ronald pun masih terus melakukannya sampai sekarang.

Kalau berbicara tentang keunggulan, bagi Ronald, setiap tailor memiliki keunggulannya masing-masing, tetapi yang menjadi perbedaan Brillington & Brothers dengan tailor lainnya adalah proses pembuatan jas itu sendiri. Inilah yang menjadi moto Brillington & Brothers dalam menjalankan usahanya, yaitu "Relationship with Customer", bagaimana menyalurkan apa yang menjadi kemauan customer, dan membuat mereka puas. Brillington & Brothers tidak mau hanya sekedar pembuat apa yang diinginkan customer seperti robot. Ronald mengakui bahwa komunikasi dengan customer sangatlah penting, untuk menciptakan jas yang tidak hanya bagus tetapi juga cocok dengan orang yang mengenakannya. Sebelum jas dibuat, terdapat sesi konsultasi terlebih dahulu antara penjahit dan juga customer sehingga apa yang diinginkan customer tersalurkan. Pada saat fitting juga mereka lebih banyak diskusi soal bentuk badan, tips dan tricknya. Sehingga customer bisa tau apa yang terbaik untuknya, sehingga dapat mengambil keputusan yang terbaik untuk jas nya. Ronald tidak mau kalau pengalamannya tidak puas dalam membuat jas untuk pernikahannya dirasakan oleh customer-customer Brillington & Brothers.  Ronald menyadari, pentingnya komunikasi dengan customer membuat hubungan bisnis menjadi lebih baik. Bahkan nggak jarang customer Brillington & Brothers berubah menjadi teman ataupun partner mereka.

Fakta menarik yang mereka temukan pada dunia tailor ini, bahwa kebanyakan tailor akan mewariskan "bakat" mereka ke anak dan cucu mereka, sedangkan anak muda zaman sekarang tidak banyak yang tertarik tentang dunia konveksi atau tailor. Kultur jas di Indonesia pun sebenarnya sudah ada dari dulu, tetapi karena masuknya western style, membuat hal tersebut lama-lama mulai memudar. Meskipun pada awalnya mereka sempat diragukan karena bisnis ini terlalu beresiko, tetapi menurut Ronald, It's not about how we going to be well, tetapi juga bagaimana mempertahankan kultur tersebut tetap eksis di masyarakat dan tidak punah begitu saja. Ronald dan istri juga berharap dengan adanya Brillington & Brothers, tailor yang ada di Indonesia dapat maju atau bahkan bersaing dengan tailor-tailor mancanegara.

Kalau berbicara tentang kondisi industri kreativitas zaman sekarang Ronald berpendapat bahwa di Indonesia sangat berkembang pesat dan sangat adaptive. Dengan banyaknya informasi tanpa batas dari internet dan source yang lainnya membuat semuanya menjadi lebih mudah  dan berubah secara cepat. Inilah perbedaan Brillington & Brothers dengan yang lainnya, mereka mencoba lebih konsisten dengan apa yang dikerjakan sekarang dan berkembang bukan menjadi sesuatu hal yang berbeda, tetapi malah yang lebih baik secara detail dan pelayanan.

Brillington & Brothers pun membuktikan usahanya dengan kesuksesan yang dicapai sampai sekarang. Nama Brillington & Brothers sudah dikenal sampai Abu Dhabi. Mereka cukup sering diliput oleh majalah, koran bahkan TV Lokal. Beberapa artis Indonesia juga telah mempercayai Brillington & Brothers untuk menunjang penampilannya, contohnya Glenn Fredly, Tompi, Sandhy Sondoro dan masih banyak lainnya.

Comments
Susiana Saputri
Mantap banget
RESPENI RIMA KUMALASARI
Pencapaian mereka hingga sekarang bukan tanpa usaha. Hal yang pertama Ronald dan Istri lakukan selama 2 tahun adalah melakukan "blusukan" ke setiap tailor dan mencari kekurangan atau kelebihan masing-masing. Selama melakukan research, mereka juga bukan tanpa biaya, banyak hal yang harus dikorbankan, salah satunya pekerjaan. Mereka mengambil resiko untuk meninggalkan pekerjaannya dan fokus pada bisnis satu ini. Meskipun Ronald mengakui bahwa awalnya ia tidak memiliki basic apapun dibidang tailor, dari mulai pemilihan bahan, model dan sebagainya, tetapi tidak membuat Ronald menyerah untuk membuat usaha ini. Pendekatan dengan para penjahit profesional ataupun supplier-supplier lain tidaklah mudah. Butuh waktu dan usaha yang keras untuk mendapatkan kepercayaan mereka. Bahkan Ronald bisa sampai 6 kali bolak-balik meeting dengan para supplier untuk meyakinkan mereka akan potensi usaha ini. Kalau berbicara tentang research, Ronald pun masih terus melakukannya sampai sekarang.