Nama Chris Lie mungkin nggak begitu familiar bagi penggemar komik dalam negeri. Namun di luar negeri, Chris cukup tenar sebagai salah satu ilustrator dan yang mendesain komik GI Joe, Spider-Man, Iron Man dan Transformers!
Sukses berkarir di dunia internasional, lulusan Master of Fine Arts (MFA) Savannah College of Art and Design, Amerika Serikat ini kembali ke tanah air dan mendirikan Caravan Studio. Bersama dengan ilustrator dan komikus lain, di sana dia mengerjakan berbagai proyek mulai dari pembuatan komik, desain mainan, ilustrasi video game dan konsep art untuk film.
Hobi Menggambar Sejak Kecil
Jiwa seni dan kemampuan menggambar Chris Lie sebenarnya sudah terasah dari kecil. Sejak SD, Chris sudah mulai menyukai komik dan saat duduk di bangku SMP, dia telah membuat komik sendiri. Saat itu bagi Chris, menggambar karakter komik hanya sekadar hobi.
Setelah menempuh pendidikan kuliah di jurusan arsitektur ITB pada tahun 1997, barulah Chris mulai menyeriusi hobinya tersebut untuk karir profesional. Bersama dengan teman-teman kuliahnya, Chris sempat mendirikan sebuah studio komik mandiri di Bandung. Di studio tersebut mereka membuat, mencetak dan menjual komiknya sendiri. Namun karena kurang menghasilkan, Chris akhirnya keluar dan sempat bekerja sebagai seorang arsitek.
Pada tahun 2003 dia mendapat beasiswa bergengsi kerjasama pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia yaitu Fulbright. Chris kemudian melanjutkan pendidikan Master Degree jurusan Sequential Art di Savannah College of Art and Design, Savannah, Amerika Serikat.
Garap Proyek Internasional saat Magang
Selama kuliah di Amerika Serikat, pihak kampus mewajibkan Chris untuk magang sebagai salah satu persyaratan akademik jelang kelulusan. Awalnya, dia berniat magang di perusahaan komik kenamaan dunia seperti Marvel dan DC. Namun menurut Chris, kedua studio komik tersebut ternyata nggak memiliki ilustrator inhouse.
Merasa tak berkesempatan mengasah kemampuan menggambar di dua studio tersebut, dia akhirnya magang di Devil's Due Publishing, sebuah penerbitan komik independen di Chicago, Amerika Serikat.
“Jadi saya lebih kepingin magang yang ke arah skill gambar, kemudian saya cari-cari akhirnya ada satu studio penerbitan di Chicago ini yang memang ada tiga artis komik inhouse dan magangnya bukan sebagai editor tapi sebagai ilustrator komik,” kata Chris Lie.
Awal magang, Chris nggak langsung ditawari membuat gambar karena dianggap belum cukup mumpuni. Seperti anak magang pada umumnya, dia kebagian tugas sebagai tukang scan dokumen, fotokopi, dan mengirim barang. Namun, di sela-sela waktu dia tetap aktif menggambar. Singkat cerita, projek manajer perusahan tersebut melihat bakat Chris Lie dan menawarinya untuk mendesain karakter mainan GI Joe Sigma 6.
“Dia (projek manager) bilang coba lo desain ini mainan GI Joe, yang lain juga desain. Jadi ternyata bukan aku sendiri yang ditawari. Waktu itu aku disuruh bikin desain 3 karakter. Kemudian akhirnya karya aku terpilih dan setelah itu projek manajer bilang bahwa aku mulai dibayar karena sudah garap proyek, kalau hanya magang kan nggak dibayar,” tutur Chris.
Kesuksesan desain mainan GI Joe menjadi pintu masuk kesuksesan karir Chris. Selanjutnya, ia diminta untuk mendesain mainan Amazing Spider-Man, Iron Man 3 dan Marvel Toys Line.
Dari situ, Chris kemudian terlibat dalam pembuatan komik Transformers, Spider-Man, Return to Labyrinth dan Josie and the Pussycats comic series. Bukan hanya komik, dia juga menggarap desain video game untuk Marvel Ultimate Alliance 2, Forgotten Realms Visual Bible dan Street Fighter 4.
Selain itu, Chris Lie juga membuat ilustrasi card game untuk Star Wars Galaxy, DC Universe Online, Magic the Gathering Tactics, Lord of the Rings, Warhammer, Legend of the Five Rings, dan Legend of Norrath.
Pulang ke Indonesia dan Mendirikan Caravan Studio
Sukses berkarir di Internasional tak membuat Chris Lie lupa akan kampung halamannya. Chris yang dari awal bercita-cita memproduksi komik lokal karyanya sendiri akhirnya kembali ke Indonesia dan mendirikan Caravan Studio di awal tahun 2008.
Saat awal berdiri, personilnya hanya empat orang dan sebagian besar proyek yang dikerjakan adalah kelanjutan proyek-proyek internasional yang telah dipegang oleh Chris sebelumnya. Pada tahun 2013, Caravan Studio akhirnya menerbitkan secara berkala serial komik lokal reON. Komik fiksi tersebut masuk kategori best seller untuk komik lokal di Indonesia, lho Urbaners!
Semakin berkembang, sampai saat ini personil Caravan Studio sudah mencapai 35 orang. Mereka mulai melebarkan sayap dengan menggarap konsep art untuk film. Untuk kategori tersebut, serial film Halfworlds karya Joko Anwar yang tayang di HBO jadi proyek lokal pertama.
“Kita yang bikin opening animation, logo dan karakter desainnya,” ujar Chris. Dari situ, Caravan Studio semakin eksis dan terlibat dalam proyek film Wiro Sableng dan Gundala Putra Petir. Desain karakter, senjata dan kostum dari kedua film tersebut adalah hasil karya para ilustrator di Caravan Studio, lho. Untuk kedepannya, Chris Lie pun bercita-cita agar studio miliknya bisa menembus industri film Hollywood.
Ternyata perjalanan Chris Lie untuk sampai ke pencapaiannya sekarang penuh lika liku, ya Urbaners. Kalau lo juga punya mimpi yang sama dengannya tapi ternyata banyak halangan, nggak perlu khawatir. Tetaplah berusaha sepertinya. Hard work won’t betray you!
Comments