Trending
Senin, 11 Januari 2016

Menanam Setiap Saat dengan Hydroponic Farming

  • Share
  • fb-share
Menanam Setiap Saat dengan Hydroponic Farming

Setiap buah memiliki musim panen tertentu. Itulah kenapa lo bakal jarang menemukan durian pada bulan Mei atau Juni, mengingat bahwa musim durian jatuh pada bulan Oktober hingga Februari. Atau buah mangga yang bakal panen secara maksimal pada bulan Agustus hingga Desember. Susah juga, kan, kalau lo pengen mengkonsumsi buah tertentu pada bulan non panen mereka? Worry not, Urbaners. Kini, udah ada teknologi yang memungkinkan lo untuk memanen berbagai buah pada musim apapun!

 

Nggak Terpaku pada Musim Tertentu

Seorang pria bernama Carl Gabrielsen di Riverhead, Long Island, sedang mengembangkan suatu teknik pertanian di dalam greenhouse berukuran 27,870 meter persegi. Ketika kebanyakan petani tradisional di daerah East Coast telah menyelesaikan panen mereka di akhir musim gugur, Gabrielsen justru baru memulainya. Sejak tahun 1950-an, keluarganya memang telah menanam bunga meskipun selalu mengambil break ketika musim dingin.

Tetapi, hal tersebut berubah sejak beberapa tahun lalu. Ia berhasil menemukan metode hydroponic farming yang memungkinkannya untuk memproduksi berbagai tanaman tanpa mempedulikan musim apa yang sedang hadir. Hydroponic farming dilakukan secara indoor dan tanpa menggunakan tanah. Jadi, selain mencurangi musim, teknik tersebut juga mampu menghasilkan tanaman segar yang tidak mampu tumbuh maksimal apabila menggunakan cara tradisional.

 

Sudah Ada Sejak Berpuluh-Puluh Tahun Lalu

Sebenarnya, teknik hydroponic farming telah ada sejak 60 tahun lalu, tetapi akhir-akhir ini popularitasnya kembali naik karena mampu menumbuhkan makanan. Seorang profesor bernama Dickson Despommier dari Columbia University berkata bahwa hydroponic farming dapat berkembang karena adanya pola cuaca yang buruk. Ia ternyata juga telah menciptakan konsep vertical farming yang memungkinkan lo untuk menumbuhkan makanan secara vertikal.

Hydroponic farming yang dikembangkan oleh Gabrielsen berhasil menciptakan 6000 selada dalam seminggu, sekaligus sayuran-sayuran lain seperti bok choy, peterseli dan daun kemangi. Di Indonesia, teknik ini sepertinya belum diketahui oleh banyak orang sehingga popularitasnya pun rendah. Mungkin lo mau menjadi pelopor untuk mencoba hydroponic farming, Urbaners?

 

Source: fox5ny.com, my-much.blogspot.co.id

Comments
Susiana Saputri
Mantap banget
SAWI TRI
Sudah Ada Sejak Berpuluh-Puluh Tahun Lalu