Urbaners, lo pasti udah familiar dengan Sore Ze Band, salah satu band indie di Indonesia yang semua personilnya bermain musik menggunakan tangan kiri, alias kidal. Setelah sempat vakum, Sore Ze baru aja meluncurkan single terbaru berjudul Woo Woo. Bagaimana proses kreatif pembuatan Woo Woo? Bagaimana kiprah perjalanan mereka untuk bisa sukses di industri musik Indonesia? Yuk dapetin jawabannya di sini!
Berawal Dari Teman Sekolah
Kalau mau ditelusuri, perjalanan panjang Sore Ze Band sama persis seperti perjalanan plesir Urbaners ke arena bermain: seru, tegang dan penuh kejutan. Punya kesamaan hobi bermusik, Ade Firza Paloh (gitar, vokal), Awan Garnida (bass, vokal), Reza Dwi Putranto (gitar, vokal) dan Bemby Gusti Pramudya (drum, perkusi, vokal) bertemu di bangku sekolah. Mereka memiliki kesamaan tujuan untuk menawarkan aliran musik yang unik dan berbeda dari biasanya.
Merasa satu visi dan misi, keempat anggota band ini pun bersatu dan membentuk Sore Ze Band di tahun 1995. Nama Sore diambil karena momen sore adalah suasana paling ajaib di kehidupan masing-masing personilnya. Sore mengandung energi yang penuh cerita dan lambang keletihan setelah selesainya perjalanan di satu hari. Kata Ze Band sendiri bermakna The Band. Sedari awal, Sore Ze Band tidak membatasi diri pada aliran atau genre musik khusus, sama seperti yang dilakukan oleh The Beatles.
"Kehadiran kami di dunia musik ditandai dengan sematan band bergaya Collage Rock, yang artinya bisa dikembangkan menurut pengertian kita masing2. Sampai saat ini, kami sudah meluncurkan tiga album besar dan proyek-proyek lain, seperti Centralismo, Ports Of Lima, Los Skut Leboys, 1 Album The Best Sorealist, 1 EP Sombreros Kiddos, original soundtrack film, single, dan kompilasi. Yang terbaru, saat ini kami sedang menggodok perilisan mini album bertajuk MEVROW, " ujar Awan Garnida, Bass dan Vokal Sore Ze Band.
Single Baru Woo Woo: Terinspirasi Ketangguhan Wanita
Di bulan Maret 2019, Sore Ze Band baru saja mengeluarkan single terbaru yang berjudul Woo Woo. Single ini berkisah tentang ketangguhan sosok wanita, membuktikan bahwa pria dan wanita memiliki derajat dan hak-hak yang sama. Ada hal-hal dalam kehidupan yang didominasi oleh kaum pria, sebagian lain didominasi oleh kaum wanita. Jika kolaborasi ini berlangsung dalam harmoni, penuh cinta, dan nggak norak dalam menyikapinya, maka hasilnya akan indah.
"Ya, inspirasi single Woo Woo adalah dari fenomena yang bernama wanita. Sama seperti proses penciptaan single sebelumnya, kami menjalani dan melewatinya dengan mengerahkan ide kreatif dari setiap personil. Kami juga dibantu dengan fasilitas sarana prasarana dan dukungan dari tim, sehingga kami bisa berkreasi dan menelurkan karya baru bagi penggemar,” tutur pria yang pernah bersekolah di Los Angeles ini.
Mewarnai Industri Musik dengan “Suara” yang Unik
Salah satu keunikan Sore Ze Band adalah karena setiap personilnya menggunakan tangan kiri dalam memainkan alat musik. Selain itu, Sore Ze terbilang anti-mainstream karena seluruh personil band bergantian mengambil peran sebagai vokalis. Proses ini rupanya berjalan secara natural, dimana setiap lagu membutuhkan karakter vokal yang berbeda-beda, sehingga mereka saling melengkapi satu sama lain.
Sore Ze adalah satu dari sekian ratus band indie yang dapat bersaing dan terus mencapai kesuksesan di industri musik Indonesia. Walaupun banyak band mainstream yang datang dan pergi, Sore Ze tetap bertahan pada idealisme musik yang dikagumi para penggemarnya.
“Setiap album dan panggung yang pernah menjadi ‘taman bermain’ kami memiliki kesan tersendiri. Sebagai band indie, tentu kami pernah merasa down karena berbagai keterbatasan. Tapi, seiring berjalannya waktu, kami fokus untuk memberikan karya terbaik dan mengembangkan skill musik terus-menerus. Ketika pertama kali kami dikontrak untuk menjadi band performer profesional, itulah milestone yang nggak terlupakan, karena itu artinya kami berhasil membuktikan bahwa band indie punya kualitas,” kata Awan.
Setelah itu, Sore Ze menerima banyak sekali tawaran, baik untuk manggung maupun untuk memproduksi lagu. Beberapa kali, band asal Jakarta ini dipercaya mengisi original soundtrack dari film-film terkenal Indonesia, seperti Janji Joni (lagu Funk the Hole), Berbagi Suami (lagu Pergi tanpa Pesan), dan Quickie Express (lagu Ernestito).
Selama hampir 24 tahun berkiprah di industri musik, Sore Ze Band tentu mengalami suka duka tersendiri, terlebih karena pergerakan industri musik sangat dinamis. Namun, personil Sore Ze melihat hal ini sama seperti kehidupan, selalu ada up and down yang harus dijalani. “Salah satu cara kami menjaga kekompakan band adalah dengan take it easy, enjoy, dan not taking it too seriously,” tambahnya.
Buat musisi baru yang ingin terjun ke dunia musik indie, ada tiga tips yang hendak disampaikan oleh Awan. Pertama, harus jujur. Kedua, ikhlas, dan terakhir, jauhi kelakuan yang ‘norak’ di dunia musik. Dengan karya yang jujur, Awan percaya bahwa semua musisi bisa mendapatkan hati di kalangan para penggemar.
Sukses terus ya buat Sore Ze Band dan tungguin terus karya-karya mereka berikutnya, Urbaners!
Comments