Trending
Kamis, 29 Agustus 2019

Sagara Bootmaker: Bikin Sepatu Boot Sesukamu sejak 2010!

  • Share
  • fb-share
Sagara Bootmaker: Bikin Sepatu Boot Sesukamu sejak 2010!

Kota Bandung memang terkenal sebagai salah satu pusat bisnis kreatif yang terus berkembang. Di kota inilah hadir Sagara Bootmaker yang sudah berdiri sejak tahun 2010. Ini dia salah satu sepatu lokal karya anak bangsa yang bisa lo coba langsung kualitasnya.

Dalam kesempatan kali ini, Bagus Satrio, owner sekaligus Creative Director di balik Sagara Bootmaker bakal menceritakan awal dan perjalanan dari brand buatannya.

 

Identitas Indonesia Dalam Karya

Jika menilik dari pemilihan namanya sendiri, mungkin ada yang penasaran apa sih arti dari ‘Sagara’ ini? Ternyata asal katanya diambil dari bahasa Sanskrit yang artinya adalah samudra.

“Dulu, brand di Indonesia kebanyakan menggunakan nama dari bahasa Barat, adapun budaya lokal juga belum begitu populer di kalangan anak muda. Segala yang berbau lokal tidak terdengar eksotis, bisa dimaklumi karena western culture semenjak era tahun 90-an begitu membombardir Indonesia. Kami di sini ingin menggunakan identitas yang berbau Indonesia karena memang target kami waktu itu ingin produk Indonesia diapresiasi oleh international market,” sambung Bagus.

Pemberian label nama di bawah sol sepatu Sagara Bootmaker

Deskripsi: Pemberian label nama di bawah sol sepatu Sagara Bootmaker.

Banyak hal yang diangkat menjadi inspirasi dalam pembuatan sepatu Sagara Bootmaker. Jika diperhatikan lebih seksama nih, koleksi sepatu buatan Sagara memiliki gaya Americana yang nggak biasa. Ternyata, sepatu bot Sagara merupakan akulturasi dari beberapa genre.

Dalam setiap sepatu, ada banyak peleburan budaya yang menyatukan mereka. Pertama, ada semangat nusantara di mana Sagara menggali the spirit of craftsmanship dari pekerja-pekerja lokal tanah air. Ada

juga gaya American workwear dan military culture dari era-era ‘40-an sampai ‘60-an. Nilai-nilai freedom and rugged disisipkan secara rapi pada produk, sementara unsur Victorian digunakan dalam marketing.

 

Sosok Di Balik Proses Pembuatan Sepatu

Hingga saat ini, Sagara Bootmaker memiliki 16 orang yang membantu usahanya. Mereka terdiri dari 11 orang pengrajin dan 5 orang staf yang mengurus kebutuhan operasional.

“Masing-masing dari kami punya karakter yang berbeda pastinya, tapi kebanyakan dari kami senang bercanda dan selera humor kami kasar,” kata Bagus dengan diakhiri tawa.

Staf Sagara Bootmaker terdiri Belda, istri Bagus yang memiliki passion terhadap segala sesuatu bersifat organik dan natural. Kemudian Oda, dengan hobinya terhadap bidang otomotif dan musik. “Lalu ada juga si OCD Tebhe, dia memiliki skill yang tinggi untuk berorganisasi. Selanjutnya Ryan si cat lover yang gak punya hobi selain fotografi, bidang yang memang digelutinya. Last but not least, saya sendiri (Bagus), yang seneng nongkrong dan masih terjebak di umur 20-an awal,” tambah Bagus.

Di tengah geliat munculnya banyak variasi bisnis karya anak bangsa, Bagus langsung mengambil keputusan untuk membuka usaha sepatu bot. Penasaran nggak sih Urbaners, kenapa Bagus yakin dengan keputusan membuka Sagara Bootmaker?

“Kalo diceritain prosesnya kenapa bisa kepikiran untuk buka usaha sepatu bot, panjang banget prosesnya. Tapi singkat cerita, sedari kecil, saya memang sukanya sepatu tinggi. Saya mggak pernah pake sepatu di bawah mata kaki. Di masa SMA sampai kuliah, saya bersinggungan dengan musik hip-hop yang otomatis bikin saya terhubung dengan basketball shoes dan Timberland. Seiring pendewasaan diri, saya ingin membuat sepatu bot yang proper dan long lasting.”

Setiap sepatu pesanan pelanggan diproduksi di workshop milik Sagara. Bahkan produksi sol karet dan heel pun dibuat sendiri. Ternyata ada alasan kenapa satu pasang sepatu membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup lama.

Hal tersebut dilakukan karena konsentrasi mereka lebih kepada kualitas, bukan kuantitas. Diakui Bagus bahwa upaya tersebut penting untuk menjaga keseimbangan agar tidak terjadi bubbling effect di masa yang akan datang.

“Proses pembuatan sepatu kami kurang lebih ada dua ratus langkah. Setiap pasang sepatu memakan waktu efisien kurang lebih dua hingga tiga minggu. All made by hand. Semua jahitan, kecuali jahitan upper, kami kerjakan pakai tangan,” jelas Bagus.

Setiap Proses Pengerjaan Sepatu Sagara dilakukan secara Handmade

 

Tantangan yang Kerap Muncul

Sewajarnya proses kehidupan para pebisnis, tentu Sagara Bootmaker pun berjalan bukan tanpa tantangan nih, Urbaners. Ada saja masalah yang mengetuk pintu, satu, dua, hingga tiga hal lainnya. Salah satu yang harus dihadapi adalah waktu produksi.

Dijelaskan oleh Bagus bahwa karena setiap sepatu dikerjakan dengan tangan, maka ketika ada pengrajin yang tidak hadir karena sakit atau lain hal, itu cukup menghambat produksi. “Kemudian juga persoalan material. Sebagian material kita impor dan porsinya besar, keterlambatan di pengiriman atau customs bisa jadi masalah besar buat kami,” tambah Bagus.

Meskipun kendala pada proses produksi, tim Sagara Bootmaker tidak mengabaikan konsumennya, namun mencoba untuk menyampaikan pesan dengan jujur. Terus berprestasi dalam artian merilis sesuatu yang tidak terduga oleh orang sehingga bisa menjadi bahan perbincangan adalah salah satu strategi mereka.

Bagus melanjutkan, “Kami percaya kekuatan produk dan ingin pesan tersebut tersampaikan dengan jujur, itulah mengapa kami tidak pernah endorse atau iklan karena menginginkan segala yang

tersampaikan memang apa adanya, tidak berlebihan. Kami dulu besar dari kritik dan saran, dan kami sadar berkompetisi dengan diri sendiri itu baik untuk perkembangan brand.”

 

Pangsa Pasar Sepatu Boot Di Indonesia

Bagus dan tim Sagara Bootmaker meyakini bahwa target pembeli akan selalu ada dan bertumbuh, “Indonesia punya 260 juta rakyat yang tersebar, mulai dari yang lemah secara daya beli, hingga yang hartanya nggak habis tujuh turunan. Kami percaya, Indonesia akan selalu jadi pangsa pasar yang bagus untuk produk apapun jika mampu menemukan pasar itu atau mengembangkan pasarnya jika market-nya belum kelihatan,” jelasnya.

Sepatu Boot buatan pengrajin lokal Sagara Bootmaker

Jika harus menjabarkan apa saja keunggulan dari Sagara Bootmaker, Bagus menekankan kepada satu hal: kualitas. Dari mulai kualitas material, ergonomi, durability, after sales service, hingga brand image, Sagara Bootmaker selalu memberikan yang terbaik.

“Kami adalah pionir di era digital ini dan kami sadar banyak orang berharap kepada kami. Oleh karena itu, kami mencoba memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” tambahnya. Bagus menutup kisahnya

dengan memberikan tiga kata yang mendeskripsikan Sagara Bootmaker yaitu, “quality, heritage, rugged.”

Wah Urbaners, makin penasaran nggak sih lo sama sepatu bikinan Sagara Bootmaker? Model sepatunya yang keren-keren, sampai filosofi di balik nama merek Sagara, bisa bikin berdecak kagum. Kalau penasaran, yuk intip aja karya-karya mereka di Instagramnya, @sagarabootmaker.

Comments
Susiana Saputri
Mantap banget
Epul Saepuloh
Thanks artikelnya