Trending
Jumat, 18 Mei 2018

Seni Kontemporer Yayoi Kusama, Surealisme yang “Ramah" untuk Semua Kalangan

  • Share
  • fb-share
Seni Kontemporer Yayoi Kusama, Surealisme yang “Ramah" untuk Semua Kalangan

Surealisme sebagai sebuah aliran seni biasanya dianggap njlimet, susah dimengerti dan ditafsirkan. Gak heran kalau aliran ini hanya bisa dinikmati segelintir orang. Biasanya orang-orang yang, katakanlah, merupakan seniman dari lingkungannya sendiri atau mereka yang artsy.

Tapi nggak begitu dengan Yayoi Kusama, salah satu seniman kontemporer terkemuka abad ini, Urbaners.  Karya-karya seni seminan asal Jepang yang dipamerkan di Museum Macan, Jakarta, ini justru begitu diminati oleh masyarakat umum.

Ini jelas terlihat banget dari antrean panjang untuk masuk ke pameran tersebut. Tua, muda, cewek-cowok, bahkan papa-mama muda bersama anaknya yang masih kecil, nyaris berdesak-desakan masuk untuk menikmati karya-karya Yayoi yang penuh warna.

Seni Kontemporer Yayoi Kusama

Ya, penuh warna! Ini nih, yang jadi kata kunci untuk menikmati karya-karya Yayoi. Titik-titik (dots) dan jaring-jaring (nets) adalah elemen utama dalam karyanya. Warna cerah yang dominan, seperti kuning, orange, hijau, hingga biru muda mengelilingi dots dan nets tersebut.

Seni Kontemporer Yayoi Kusama

Meski didominasi warna cerah dan sangat instragrammable, karya Yayoi dalam antologi Infinity Nets dan Dots Obsession ini sebenarnya punya filosofi yang lebih dalam.  Infinity Nets berkisah tentang kehidupan yang saling terhubung antara ruang dan waktu. Sebab pada dasarnya manusia, sebagai organisme hidup, terdiri atas jaringan sel yang terhubung satu sama lain. Di mana jika salah satunya mengalami malfunction, akan mengganggu berjalannya kehidupan itu sendiri.

Seni Kontemporer Yayoi Kusama

Selain karya yang penuh perenungan, Yayoi juga menampilkan karyanya yang kritis dan cenderung murung. Sebut saja “Narcissus Garden” yang terdiri atas bola-bola baja anti-karat yang sengaja dibuat terhampar. Menurut catatan kurator, karya seni ini dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari untuk melawan kecenderungan seni yang semakin komersil. Lo, sebagai penikmat seni, bisa berinteraksi langsung tanpa harus terhalang medium. Bahkan lo bisa bercermin di depannya, Urbaners!

Seni Kontemporer Yayoi Kusama

Karya-karya yang paling “mudah” dimengerti tanpa harus membaca catatan kurator mungkin Eternal Soul dan Love Forever. Keduanya berbentuk lukisan di atas kanvas yang menggabungkan bentuk figuratif dan abstrak dengan objek utama bunga, mata, profil wajah, polkadot, dan jaring. Karya ini terkesan murung dengan warna hitam dan putih menjadi latar utama. Apalagi Eternal Soul dan Love Forever ditempatkan di ruangan remang-remang nyaris tanpa cahaya yang menambah kesan teduh dan kontemplatif. Seperti cinta abadi yang meneduhkan.

Di luar maknanya yang dalam, karya-karya Yayoi cukup mudah dinikmati karena begitu berwarna dan imajinatif. Nggak heran banyak orang tertarik datang dan rela antre untuk bisa menikmatinya.  Lo sendiri gimana, Urbaners, tertarik datang ke Museum Macan Jakarta untuk menikmati salah satu pameran karya seni terbesar tahun ini?

Comments
Iriyandi
mantap infonya
RAHARDJO TEONOVI
Meski didominasi warna cerah dan sangat instragrammable, karya Yayoi dalam antologi Infinity Nets dan Dots Obsession ini sebenarnya punya filosofi yang lebih dalam. Infinity Nets berkisah tentang kehidupan yang saling terhubung antara ruang dan waktu. Sebab pada dasarnya manusia, sebagai organisme hidup, terdiri atas jaringan sel yang terhubung satu sama lain. Di mana jika salah satunya mengalami malfunction, akan mengganggu berjalannya kehidupan itu sendiri.