Trending
Rabu, 11 September 2019

Oo Yeh Yeh: Kultus Junjungan untuk Seni, Film, dan Musik

  • Share
  • fb-share
Oo Yeh Yeh: Kultus Junjungan untuk Seni, Film, dan Musik

Kalau dengar kata cult, mungkin yang terbayang di pikiran lo adalah sekumpulan orang yang melakukan pemujaan aneh-aneh seperti di film horor. Tapi, semakin ke sini, definisi cult itu semakin luas, Urbaners. Semua orang bisa disebut cult kalau mereka ngefans berat sama sesuatu. Makanya, sekarang mulai muncul sebutan cult film, cult musik, sampai cult bintang film.

Pernah lihat film dengan plot tentang zombie, kanibal, atau bahkan cerita absurd yang nggak ketebak sama sekali? Nah, itu bisa dibilang film cult. Sehancur apapun jalan cerita dan segala materi pendukungnya, pasti ada saja penggemar militan--meskipun jumlahnya sedikit--yang bahkan rela membela dan menontonnya puluhan kali.

Di Indonesia sendiri, ada junjungan film cult yang bahkan sering juga menyerempet musik dan seni. Adalah Oo Yeh Yeh yang hingga kini "bergerilya" menyebarluaskan ajaran film cult, seni, dan musik.

Oo Yeh Yeh yang dibentuk pertama kali oleh Muarif Sumahar ini berawal dari sebuah blog pribadi yang membahas ketertarikan dengan segala hal yang bersangkutan dengan budaya pop, khususnya film cult, musik, dan seni rupa. Lalu, lambat laun blog ini merambah ke brand clothing yang menyediakan apparel dari potongan percakapan atau scene film yang terkenal. Hingga kini, Oo Yeh Yeh tetap eksis melalui platform instagram.

 

Kenapa Oo Yeh Yeh?

Nama Oo Yeh Yeh terinspirasi dari lagu artis Britpop, Graham Coxon

Waktu mendengar atau baca nama ini, lo juga pasti mikir "apaan sih artinya?". Begitu ditanyakan hal yang sama, pemilik Oo Yeh Yeh pun menjelaskan kalau nama tersebut diambil dari judul lagu milik Graham Coxon, "Ohh, Yeh, Yeh" di album "A+E" yang kemudian dimodifikasi sedikit.

Kalau lo mencoba untuk mengingat siapakah Graham Coxon, dia adalah gitaris band Britpop "Blur", yang sudah vakum sekian lama. Bisa dibilang karya-karyanya adalah salah satu cara untuk menikmati musik dengan cara berbeda. Selama karirnya, Graham merilis banyak album solo, salah satunya ya "A+E" tadi. Mau membayangkan seperti apa musik Graham Cohen? Dengerin deh musik scoring-nya serial Netflix "The End of The F***king World", itu adalah hasil karyanya.

 

Kultus yang Kegiatannya Lain Daripada yang Lain

Film-film yang diputar pada setiap acara pasti mengandung tema khusus

Setiap ada kegiatan, Oo Yeh Yeh biasanya bikin playlist tematik atau rekomendasi film yang akan dibagikan di platform utamanya, yaitu Instagram. Nah, meskipun seringnya kegiatan mereka dilakukan secara online alias bikin grup di platform lain, mereka benar-benar serius menjaga rasa guyub di dalam kultus tersebut. Bahkan, diskusi tentang tema yang akan diangkat untuk merchandise pun kerap dilakukan.

Oo Yeh Yeh ingin merangkul sebanyak mungkin orang, terutama buat lo yang sering bingung mau nonton film apa atau dengerin musik yang bukan itu-itu aja, alias anti-mainstream. Ke depannya, sangat mungkin diadakan nobar atau nonton bareng film cult buat anggota atau sesama “pengikut” kultus Oo Yeh Yeh ini. Jadi, mending lo buruan gabung supaya nggak ketinggalan kegiatannya, Urbaners!

Caranya simpel banget kok. Lo tinggal follow akun instagram mereka di @ooyehyeh dan merchandise online store @ooyehyehstore. Mereka juga punya akun lain yang dikhususkan untuk berbagi ketertarikan dalam hal seni rupa di @teenangstdaydream. Coba aja rajin DM ke akun utamanya dan ikut berpartisipasi dalam memberikan ide atau inspirasi film cult, musik dan seni yang menarik buat dikulik lebih dalam lagi. Jangan lupa, mereka juga ada playlist Spotify yang bisa lo nikmatin!

 

Serba-serbi Merch yang Dijual

Omong-omong soal merchandise store, dari awal tahun pertama Oo Yeh Yeh sudah memproduksi merchandise yang nggak bakal lo temukan di tempat lain. Bentuknya adalah produk dengan kemasan kaleng kue yang dibalut desain homage Campbell Soup milik Andy Warhol.

"Kok sering banget cepet abis sih produknya?" Buat jawab pertanyaan yang sering dilontarkan itu, alasannya adalah karena produksi merch mereka memang terbatas karena mereka tahu betul kalau mass-production itu kurang baik untuk lingkungan.

“You know, be sustainable for better environment,” kalau kata Muarif Sumahar.

 

Rekomendasi Musik dan Film Cult

Sebagai perkumpulan, Oo Yeh Yeh merasa hubungan antara mereka dan para pengikutnya adalah two-way interaction, saat mereka membagikan hal yang disukai dan memang mereka anggap worth to share. Jadi bukan untuk mendikte selera para pengikutnya, jelas Muarif.

Beberapa contoh merchandise Oo Yeh Yeh dengan tema film tertentu

Berikut ini adalah rekomendasi film cult dan musik dari Oo Yeh Yeh yang bisa lo tonton sebelum tahun ini berakhir.

Rekomendasi film:

  • Once Upon a Time in Hollywood
  • Gundala and any other Joko Anwar's upcoming movies
  • Joker, ini wajib banget. Nah kebetulan, kali ini mereka sedang memproses preorder merchandise Oo Yeh Yeh dengan tema film hasil karya Todd Phillip, yang tidak lain tidak bukan dibintangi oleh Joaquin Phoenix.

Rekomendasi musik:

  • Kalau lagi mau eksplor musik baru, coba dengerin early wave Punk Rock di tahun 70an dan musik new wave di era 80an.
  • Bisa juga coba dengerin lagu dari dekadedekade sebelumnya.

 

Nah, buat lo yang butuh tuntunan rekomendasi film nyentrik yang nggak biasa, mau dengerin musik jenis baru, atau bahkan mau nikmatin seni yang berbeda boleh langsung gabung. Soalnya, nggak pernah ada kata terlambat kan buat memulai sesuatu? Siapa tahu lo bakal ketagihan, Urbaners!

Comments
Irwandi
seru banget nih
sumardiyono
Kegiatannya Lain Daripada yang Lain