Urbaners, lo setuju nggak kalau adanya ruang kreatif menjadi cara yang efektif bagi para pelaku industri kreatif untuk terus menghasilkan karya? Well, memang ruang kreatif secara langsung maupun nggak langsung memang turut berperan dalam menghasilkan talenta-talenta yang semakin beragam. Ruang kreatif sekaligus menjadi penghubung bagi para seniman masa kini dalam membangun jejaring sosial untuk berkolaborasi dan saling menginspirasi.
Kehadiran ruang kreatif pun tentunya nggak lepas dari keikutsertaan anak muda yang aktif bereksplorasi demi memajukan skena lokal. Hal ini seperti yang bisa lo lihat melalui Kedutaan Besar (Kedubes) Bekasi. Berawal dari sebuah komunitas yang ingin menyampaikan respon sosial, Kedubes Bekasi kini menjelma menjadi ruang kreatif yang semakin berkembang.
Mungkin lo masih ingat saat kota Bekasi menjadi bahan bully netizen di akhir tahun 2014 silam. Malah, hal tersebut masih bisa lo temukan hingga sekarang. Dengan jaraknya dari Jakarta ditambah lagi kemacetan yang harus dilalui untuk menuju ke sana, Bekasi sering disebut sebagai ‘planet’ atau ‘negara lain’. Namun demikian, fenomena itulah yang kemudian menjadi latar belakang berdirinya Kedubes Bekasi di tahun 2015, yakni untuk mengangkat citra positif Bekasi melalui bakat kreatif anak mudanya.
Di awal terbentuknya, Kedubes Bekasi sempat menemui kendala. Pro kontra bermunculan terkait nama yang digunakan. Setelah mengganti nama dari Pede Gede Kreatif menjadi Kedubes Bekasi, komunitas ini sempat mendapat teguran dari pemerintah kota dan salah satu kementerian karena memakai istilah ‘Kedubes’. “Sebenarnya nama tersebut merupakan gimmick, semacam ‘pancingan’ untuk menarik keingintahuan masyarakat tentang Bekasi,” ujar Fithor Faris, penggagas Kedubes Bekasi.
Menghadirkan Dinamika untuk Menanggapi Problematika
Nggak hanya berusaha menanggapi bully-an terhadap Bekasi, Kedubes Bekasi basically ingin menjawab kebutuhan akan wadah komunitas yang dapat digunakan bersama oleh
para pelaku industri kreatif. Kedubes Bekasi pun nggak punya sistem keanggotaan khusus, jadi siapa saja bebas datang dan bergabung bersama individu atau kolektif lain.
Dengan kata lain, Kedubes Bekasi ingin menjadi pintu masuk sekaligus meeting point bagi seniman dari Bekasi maupun luar Bekasi yang ingin berinteraksi dan berkolaborasi. “Kalau Jakarta, Bandung, dan Surabaya bisa dikenal melalui media seni, kenapa Bekasi tidak?” ujar Fithor.
Bermarkas di Jatikramat, Kedubes Bekasi memilih seni sebagai fokus utamanya kegiatannya karena background para pengurus serta mereka yang sering nongkrong di sana umumnya berasal dari kalangan seniman. Selain itu, seni dinilai sebagai bahasa universal, dengan segala bentuknya yang mencakup musik, film, teater, komik, ilustrasi, sketsa, fotografi, buku, dan sebagainya.
Untuk program-programnya sendiri, Kedubes Bekasi rutin mengadakan banyak event, termasuk di antaranya “Main di Kedubes” dan “Cek Ombak”. FYI, Main di Kedubes merupakan sebuah event musik yang menampilkan sekitar 3-4 musisi yang telah melalui proses kurasi dan biasanya dikelompokkan menurut genre. Sebaliknya, Cek Ombak merupakan open mic akustik bagi siapa saja yang ingin bermain.
Di samping itu, Kedubes Bekasi memiliki @kedubesartclub sebagai wadah visual art yang menghasilkan sejumlah art merchandise. Sebut saja contohnya notebook dengan tampilan paspor Kedutaan Besar Bekasi serta buku dan album kompilasi berjudul “Samping Jakarta”. Ada pula beberapa kolaborasi lain bersama @komikin_ajah, @sketsapulangkerja, @patriotfilmbekasi, @projectanakseni, @indochiptunes, dan @kom.bek. Bahkan, Kedubes Bekasi kerap ikut meramaikan sejumlah acara kreatif lainnya, seperti PopCon Asia dan RRREC Fest in the Valley.
Eits, tapi masih ada lagi nih yang bikin Kedubes Bekasi makin keren, Urbaners. Di tahun 2016 yang lalu, Kedubes Bekasi sempat membuat sebuah inisiasi untuk memulai gerakan sosial dalam rangka menyelamatkan keberadaan Gedung Juang Tambun. Kedubes Bekasi menggelar pameran lukisan di gedung bergaya art deco yang terbengkalai itu plus menyebarkan hashtag #SaveGedungJuangBekasi. Kedubes Bekasi pun berhasil menarik perhatian masyarakat dan pemerintah, sehingga gedung tersebut direnovasi dan masuk dalam jajaran cagar budaya Kabupaten Bekasi yang perlu dilindungi di tahun 2017.
Gimana, Urbaners? Yakin masih mau ogah-ogahan buat main ke Bekasi? Kalau iya, mending lo tonton dulu deh cerita selengkapnya seputar Kedubes Bekasi di MLDSPOT TV Season 5 episode 2 dengan tema “Creative Spaces for Everyone”. Cek videonya di YouTube Channel MLDSPOT TV, lalu subscribe, and get yourself inspired!
Comments