Selama pandemi ini, industri event bisa dibilang salah satu industri yang terpukul paling parah. Dengan dilarangnya kerumunan dan keramaian, industri event mati suri. Sebagai solusinya, organizer muter otak buat beralih ke event online. Jadinya, mulai bermunculan acara-acara berbasis virtual dan live streaming untuk live music session, mini concert, sampai talkshow.
Dari situ, banyak pelaku dan penonton yang merespon dengan positif dengan transisi ini. Daripada nggak ada hiburan sama sekali, ‘kan? Namun, ada juga yang ngerasa kalau event-event virtual seperti ini nggak bisa menggantikan euforia acara-acara offline. Kalau kalian sendiri gimana, nih, Bro? Lebih suka dateng ke acara langsung atau event online?
Dilema ini yang juga dirasakan sama Mirza ‘Jawir’ Noviansyah, yang bagi anak-anak komunitas hip hop dikenal sebagai Madilog. Jadi event organizer dari 1998, Madilog adalah salah satu pengurus dari event hip hop Represent: Jakarta. Sejak muncul pada 2016, Represent: Jakarta udah jadi salah satu must go to event untuk mereka para penikmat hip hop culture.
“Represent: Jakarta gue bikin mau gabungin old skool, new skool untuk saling kenal. Awalnya bikinnya untuk silaturahmi, sih,” ungkap Madilog saat pertama kali mendirikan Represent: Jakarta bersama beberapa rekannya.
Madilog dan rekan-rekannya di Represent aktif bikin acara untuk mendukung komunitas hip hop Tanah Air. Mulai dari showcase yang mengumpulkan talenta-talenta baru dan rapper-rapper senior, rap battle, sampai berbagai workshop seperti menulis lirik, memproduksi musik, promosi musik digital, sampai isu legal di industri musik Indonesia. Yang terbaru, bekerja sama MRT Jakarta untuk bikin acara di Terowongan Kendal Stasiun Dukuh Atas.
Sayangnya, COVID-19 bikin Represent harus menunda agenda berikutnya. Aktivitas Madilog yang juga menjalankan coworking space dan label manager di salah satu label musik di Jakarta juga berkurang drastis. Lebih banyak waktu di rumah dengan ketidakpastian kapan dia dan teman-teman komunitasnya bisa bikin aktivitas seperti sebelum pandemi.
Banyak waktu luang dan atas ajakan partnernya, Budi Cole, Madilog memulai usaha yang nggak ada kaitannya dengan expertise-nya di musik dan event organizing, yaitu berjualan makanan dan minuman di Gesgray Shop.
Dari Bikin Event ke Jualan Sayur dan Buah
Nggak mau berlama-lama diam di rumah, Madilog memutuskan untuk bikin Gesgray Shop, toko yang jual bahan makanan dan sejumlah makanan dan minuman kemasan. Sebenarnya, rencana ini sudah lama mau direalisasikan bahkan sebelum pandemi bersama Budi. Justru, momen pandemi malah memberi waktu buat mereka untuk mulai Gesgray.
“Gue nyari kesibukan lain. Gue bercocok tanam dan mulai berdagang kebutuhan-kebutuhan (produk-produk) dari teman-teman,” kata Madilog.
Sebagai distributor, Gesgray mengambil produknya dari lingkaran pertemanan Madilog yang bercocok tanam atau yang berbisnis produk makanan dan minuman kemasan. Bukan cuma jualan sebagai reseller, Gesgray juga memberikan servis lain berupa branding yang lebih matang dan menarik untuk target pasar Gesgray yang didominasi kenalan Madilog di komunitas hip hop.
Produk andalan Gesgray adalah bawang putih, bawang bombay, jahe merah, dan lemon lokal yang ditanam sendiri oleh teman-teman Madilog. Selain itu, Gesgray juga punya madu dalam kemasan, sirup pala, kopi rum botolan, dan yang paling terkenal Miras (Minuman Peras)—minuman lemon dalam botol.
Bukan cuma dapat produk buat dijual dari circle-nya, Gesgray juga dapat dukungan operasional dari teman-teman satu rumah Madilog. Menyebut rumahnya Safehouse, penghuninya yang juga teman-teman Madilog berkontribusi ke Gesgray. Ada Jin Panji sebagai fotografer katalog, serta Nissal Berlindung dan Salman yang mengerjakan segala urusan desain.
Nggak berhenti sebagai penjual aja, Madilog dan rekan-rekannya di Gesgray juga berencana buat melebarkan sayap. Dimulai dari menanam produk sendiri. Madilog yang juga suka bercocok tanam mulai menanam hidroponik di rumahnya dan coworking space yang dia jalankan. Madilog juga sudah bekerja sama dengan salah satu temannya yang punya tanah di Bogor untuk ditanami produk-produk Gesgray.
Dari sisi pemasaran, Madilog juga ingin membuat website dan aplikasi saat Gesgray sudah tumbuh pesat. Mengingat tren belanja sayur, buah, dan bahan-bahan makanan sudah mengarah ke digital dan mulai banyak layanan-layanan belanja yang berbasis situs web dan aplikasi.
Waktu ditanya apakah ada kesulitan pas menjalankan Gesgray; Madilog mengatakan kalau tentunya dia mengalami kesulitan menjalani bisnis yang nggak familier buat dia, tapi dia merasa bantuan dari orang-orang di sekitarnya setiap menemui hal-hal yang dia nggak tahu.
“Kalau gue punya kesulitan atau kurang paham tentang kualitas produk, atau harga produk atau kemasan produk atau apa pun yang belum pernah gue jalanin, gue akan cari orang yang bisa gua tanya buat dapet informasi biar gue ngerti,” tutur Madilog.
Keberanian Madilog buat banting setir inspiring banget, ‘kan, Bro? Dari sini, kita lihat kalau pandemi ini membuat kita harus menyesuaikan banyak hal dan tetap produktif bagaimanapun bentuknya. Kalau lo cuma berdiam diri dan pasrah sama keadaan, gimana mau overcome keadaan ini?
Lo bisa lihat cerita lengkap Madilog membangun Gesgray dan kiprahnya di skena hip hop Indonesia dengan nonton MLDSPOT TV Season 6 #MauLagiDimanapun Episode 2. MLDSPOT TV musim ini hadir dengan format episode sebagai respon dari pandemi COVID-19. Penasaran, kan, sama konsep barunya? #MauLagiDimanapun kalian bisa nonton episode ini melalui YouTube channel MLDSPOT TV and get yourself inspired with MLDSPOT.
Comments