Inspiring People
Selasa, 04 Mei 2021

Riandy Karuniawan: Kolaborasi Bareng Musisi Lewat Digital Art

  • Share
  • fb-share
Riandy Karuniawan: Kolaborasi Bareng Musisi Lewat Digital Art

Bahkan sebelum ada seni digital kayak sekarang , kolaborasi antara musisi dan seniman visual udah jadi hal yang wajib dalam merilis sebuah musik. Kalau lo lihat artwork album atau single musisi favorit lo atau merchandise-nya mereka, itu semua hasil karya seniman visual. Seni dan musik adalah dua hal yang enggak bisa dipisahkan.

Dalam sebuah kolaborasi, seniman visual atau ilustrator punya peran dan tanggung jawab buat merepresentasikan karya musik atau identitas musisi secara visual. Banyak teknik yang bisa dipakai. Ada yang masih bertahan sama teknik tradisional. Ada juga yang memanfaatkan teknologi supaya bisa mengeksplorasi beragam format karya.

Salah satunya Inspiring People yang satu ini, Riandy Karuniawan. 11 tahun berkecimpung di industri musik, Riandy ngerasain gimananya teknologi seni digital membantunya sebagai seorang seniman visual. Dengan bantuan teknologi, banyak tools yang bisa ngehasilin karya seni yang detail.

Arsitek yang Bertransformasi Jadi “Tukang Gambar” Langganan Musisi

Merantau dari Sumatera ke Bandung, Riandy yang hobi menggambar sejak kecil memutuskan berkuliah di jurusan yang ngasih kesempatan buat dia mengembangkan skill gambarnya. Waktu itu, jurusan Seni Rupa masih dipandang sebelah mata, jadi Riandy mengambil jurusan Arsitektur supaya ada peluang yang lebih besar untuk berkarier.

Satu tahun jadi mahasiswa Arsitektur, Riandy iseng daftar ke Fakultas Seni Rupa dan Desain Insitut Teknologi Bandung (ITB). Enggak disangka, dia lulus seleksi dan sempet kuliah di dua jurusan yang beda bersamaan. Gokil!

Tapi, uniknya Riandy malah ngelanjutin pendidikannya di Arsitektur. Dia cuma ngejalanin dua semester di Seni Rupa dan Desain karena merasa kebutuhan pencarian jati diri dan latihan skill gambarnya masih bisa dilakukan di Arsitektur. Sayangnya, ini salah satu keputusan yang disesali Riandy. Pada akhirnya, dia ngerasa enggak cocok sama jurusan Arsitektur, tapi Riandy tetap berkomitmen jalanin kuliahnya sampai lulus.

Setelah lulus, Riandy sempet kerja kantoran di firma arsitektur selama satu tahun. Namun, karena memang bukan passion-nya, Riandy cabut dan fokus berkarier di dunia seni, khususnya yang erat hubungannya sama dunia musik.

Klien musisi pertamanya adalah grup band Komunal di 2008. Ngefans berat sama grup band heavy metal ini, Riandy memberanikan diri buat ngedatengin mereka dan nawarin jasanya sebagai ilustrator. Setelah ngelihat portofolionya, Riandy dipercaya buat ngedesain merchandise Komunal pada tahun itu. Itulah awal dari karier Riandy sebagai salah satu seniman yang well-respected di industri musik sekarang.

Musik Jadi Pintu Masuk ke Scene Kesenian yang Lebih Luas

Selama sebelas tahun menekuni bidang yang sama, sudah banyak musisi yang pernah berkolaborasi sama Riandy. Di antaranya Komunal, Rajasinga, Homicide, Sarasvati, Efek Rumah Kaca dan Siksa Kubur. Buat Riandy, kolaborasinya untuk mengerjakan cover album untuk band death metal Siksa Kubur jadi salah satu momentum dalam kariernya.

Ia merasa dirinya semakin dikenal sejak berkolaborasi dengan band tersebut. Dan nggak cuma musisi tanah air aja, Riandy ternyata juga pernah membuat ilustrasi untuk band rock asal Singapura, Marijannah.

Selain desain artwork dan merchandise, di salah satu kolaborasi terbarunya sama The Sigit, ia diberi kesempatan untuk menjadi ilustrator dan animator video klip single ‘Another Day’. Saat itu, Rekti ‘The Sigit’ mengajak langsung Riandy untuk berkolaborasi dalam pembuatan video klip lagu tersebut.

Riandy dan Rekti ternyata punya kesukaan yang sama, yaitu menonton animasi Jepang. Dari situ, diputuskan untuk membuat video klip dengan unsur animasi.

Tapi ternyata, saat itu Riandy belum punya pengalaman membuat video klip dengan konsep animasi. Riandy yang belum mengenal software dan tools untuk membuat video animasi, mempelajari program After Effect dari nol secara otodidak dengan menonton video tutorial melalui YouTube. Proses pengerjaannya sendiri berlangsung selama 3-4 bulan.

Signature Art Bergenre Fantasy

Sama kayak seniman pada umumnya, Riandy juga punya gaya seninya sendiri. Buat Riandy, signature art miliknya mengarah ke science fiction (sci-fi) dan surrealism. Gaya seni milik Riandy ternyata dilatarbelakangi oleh dirinya yang tumbuh di tengah film dengan genre sci-fi, fantasy, surrealism, dan juga pelukis asal Spanyol, Salvador Dali, yang jadi salah satu inspirasi dalam karya-karya yang dibuat olehnya.

Dalam proses penerjemahan karya seninya, Riandy biasanya menggabungkan dua teknik pengerjaan yang berbeda. Ia menggunakan teknik digital dan tradisional. Misalnya, untuk membuat sebuah oil painting, proses pembuatan sketsa dilakukan secara digital menggunakan aplikasi Adobe Photoshop atau Procreate.

“Karena gue pakai media cat minyak, menurut gue, gue harus menentukan spektrum warna yang tepat. Jadi gue bikin sketsa dengan skema warna yang tepat di digital, gue print, gue contek lagi, baru gue bikin si painting-nya.” cerita Riandy.

Karya seni Riandy bukan cuma mondar-mandir di produk musik bikinan musisi-musisi terkenal aja. Riandy juga pernah menggelar pameran tunggal perdananya di tahun 2016 bertajuk “Sathar Vol.1: Past”. Setelah pandemi berakhir, Riandy udah punya rencana buat bikin pameran tunggal keduanya.

Kalau lo mau tahu lebih banyak soal perjalanan karier Riandy sebagai seniman di industri musik, dan lihat gimana proses kreatif seorang Riandy Karuniawan waktu gambar, nonton MLDSPOT TV Season 7 Episode 5, “Tukang Gambar di Industri Musik” di YouTube channel MLDSPOT TV. Sekalian, subscribe juga YouTube channel MLDSPOT TV, dan follow Instagram @mldspot buat lihat konten-konten inspiratif lainnya. Get yourself inspired by MLDSPOT!

Comments
sahrul wijayadi
musik is my country
Agus samanto
Musik Jadi Pintu Masuk