Inspiring Products
Kamis, 30 Juli 2020

Asal Usul Kue Kipo, Kue Tradisional yang Bangkit setelah Hampir Punah

  • Share
  • fb-share
Asal Usul Kue Kipo, Kue Tradisional yang Bangkit setelah Hampir Punah

Menikmati kuliner itu tidak melulu harus menu dan tempat baru, berburu kue tradisional pun jadi satu kenikmatan tersendiri. Seperti yang dipunya Kota Yogyakarta, kota ini memiliki ragam kuliner yang sepertinya nggak habis diburu. Satu kebanggaannya adalah kue tradisional yang bernama Kue Kipo.

Kue kipo bukan sekadar kue biasa, melainkan kue berukuran mini khas Kotagede yang sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram Kuno. Bahkan, para bangsawan keraton pada masa lalu menjadikannya sebagai makanan favorit!

Sayangnya, kue kipo ini sempat tergerus zaman dan hampir mengalami kepunahan. Beruntung, kue khas ini kembali muncul setelah adanya sebuah kompetisi jajanan pasar. Hasilnya, kue kipo masih bisa ditemui dan dinikmati di Kota Yogyakarta. Yuk, simak kisah lengkap kue tradisional yang satu ini!

 

Bangkit dari Kepunahan

Toko kue Kipo sederhana milik Bu Djito

Namanya yang unik, juga ada ceritanya, Bro! Konon, penamaan diambil dari pertanyaan yang sering dilontarkan pembeli. “Iki opo?” alias ini apa? Lama kelamaan, iki opo mengalami peleburan menjadi kipo, karena masyarakat setempat lebih familier dengan sebutan itu.

Meski terkenal di masanya, kue kipo sempat “hilang” dari peredaran. Usut punya usut, ternyata para pembuat kue ini terbilang sangat sedikit. Namun di tahun 1980-an, di tengah perlombaan jajanan pasar tradisional, Paijem Djito, salah satu pesertanya, menghadirkan kue kipo dengan resep khas keluarganya sebagai sajian. Sejak saat itu, kue kipo mulai “kembali” dan diburu. Beruntung, Paijem Djito tidak hanya membuatnya untuk perlombaan, namun ikut melestarikannya dengan aktif berjualan.

Sepeninggal Bu Djito, kue kipo dengan resep turun temurun ini dilanjutkan ke anak keduanya, Istri Rahayu. "Saya membuat kue kipo dengan resep warisan turun temurun dari kakek yang dulu membuat kue kipo untuk keluarga Keraton Yogya. Resep Kipo ini adalah resep keluarga, jadi sebisa mungkin tetap saya perhatikan kualitas rasa kuenya," ujar wanita yang mengelola toko kue kipo sejak 1991 ini.

 

Proses Pembuatan Kue Kipo

Kemasan Kipo yang dibungkus daun pisang

Selain resep, rahasia pembuatan kipo ada pada proses dan teknik pembuatannya. Proses pembuatan kue berukuran sebesar ibu jari orang dewasa ini dimulai dengan menyiapkan bahan utama yang diperlukan, seperti tepung beras, tepung ketan, kelapa parut, dan gula.

"Membuat kipo susah-susah gampang karena harus telaten. Pertama, kita campurkan tepung beras dan tepung ketan dengan tambahan air daun suji dan daun pandan untuk membuat warna kipo menjadi hijau. Untuk isian kipo, kita gunakan kelapa parut dicampur dengan gula jawa,” terang Istri dalam memaparkan proses pembuatan kipo.

Istri juga menambahkan bahwa adonan yang sudah diberi isian kelapa parut dan gula jawa kemudian dibungkus daun pisang. Setelah terbungkus rapi, adonan kemudian dipanggang. Proses ini membuat tekstur kipo terbilang unik. Pasalnya, di bagian luar kue ini tampak kering kecoklatan. Namun, begitu disantap, tekstur di dalamnya sangat lembut dan kenyal.

 

 

Kue Legendaris yang Digemari Anak Muda

Saat ini, kipo bisa dinikmati siapa dan kapan saja. Rasanya yang unik dan kemasannya yang menarik membuat kipo mencuri banyak perhatian. Belum lagi harganya yang sangat terjangkau, Rp2.500 per 5 buah, menjadikan kipo sebagai santapan wajib sebagian besar masyarakat Kotagede.

Seperti yang diutarakan Yoga Putra, mahasiswa salah satu universitas swasta di Kota Yogyakarta yang kerap membeli kipo untuk cemilan. "Biasanya saya dan teman-teman sering ke Kotagede untuk membeli cemilan kipo. Saya juga pernah mencari tahu sejarah tentang kipo pada pemilik Toko Kipo Bu Djito. Menarik juga untuk tahu perjalanan sejarah kue legendaris yang berumur ratusan tahun ini, karena kue ini hanya bisa ditemui di Kotagede saja dan tidak semua orang bisa membuat kipo," ungkapnya.

Kelezatan kue kipo juga banyak menarik perhatian wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Banyak wisatawan yang ingin membawa pulang kipo sebagai oleh-oleh. Sayangnya, kipo belum bisa jadi oleh-oleh karena proses pembuatannya dilakukan secara alami tanpa bahan pengawet. Kue kipo hanya dapat bertahan 24 jam setelah waktu pembuatan untuk menjaga rasa dan teksturnya. Setelah lebih dari 24 jam, teksturnya akan berubah menjadi keras dan rasanya pun tak lagi sedap.

So, buat lo yang lagi ada di Yogyakarta, nggak ada salahnya melipir ke Kotagede dan mampir ke Toko Kue Kipo Istri Rahayu, di Jalan Mondorakan No.27, Prenggan. Silakan cicipi kipo legit khas Kotagede. Walau jajanan tradisional ini terbilang murah meriah, tapi soal rasa tidak murahan, Bro!

Comments
Susiana Saputri
Mantap banget
Noviyanti
Nice info, thanks