Kalau lagi nonton konser atau live music, pernah kepikiran enggak, sih, bro, siapa yang berjasa untuk ngatur sistem suaranya supaya musisi atau band kesayangan lo bisa perform? Orang-orang di balik layar ini kadang enggak di-notice. Padahal, servis penyewaan sound system ada industrinya sendiri dan jadi bisnis yang menjanjikan.
Sebelum pandemi COVID-19 dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), acara musik ada setiap hari. Belum lagi event-event lain di bidang lain kayak fashion, olahraga, edukasi, dan sosial. Peluang inilah yang dilihat oleh Bayu Fajri sebagai Founder Bayusvara. Bayusvara sendiri adalah jasa penyewaan sound system besutan Bayu sejak duduk di bangku kuliah pada 2009 silam.
Bayu yang dulunya juga anak band melihat peluang untuk menyewakan sistem suara dimulai dari teman-teman satu kampusnya yang suka bikin acara musik. Jadi langganan di kalangan gigs kecil di lingkungan kampusnya, lulus kuliah, Bayu belajar Live Audio Engineering di SAE Institute sebagai investasi ilmu buat bisnisnya yang baru mau tumbuh.
“Dari situ tercetuslah ide, gimana kalau misalnya gue sediain sendiri, nih, kebutuhan untuk kita. Untuk gue dan teman-teman di kampus manggung,” kenang Bayu saat pertama kali memutuskan untuk membangun bisnis Bayusvara secara serius.
Pas banget nih, Bayu diminta Payung Teduh untuk mengurus sound system mereka saat manggung sebagai sound engineer. Belajar banyak dari pengalaman sebagai sound engineer, pada 2012, Bayu meresmikan Bayusvara sebagai bisnis penyewaan sound system yang profesional.
Kedepankan Edukasi dan Kedekatan dengan Klien
Delapan tahun berjalan, Bayusvara perlahan-lahan tumbuh dan melesat. Sejauh ini, Bayusvara sudah punya portfolio event-event besar selama satu dekade terakhir. Salah satu yang terbesar adalah Asian Para Games 2018 kemarin, yang mana Bayusvara dipercaya untuk menyediakan sound system untuk salah satu area. Selain itu, acara-acara musik juga masih dipegang oleh Bayusvara.
Selama 2015 sampai 2019, nama-nama besar seperti Alexa, Efek Rumah Kaca, Sisitipsi, Endah N Rhesa, Barasuara, HiVi!, NTRL, dan The Adams sudah pernah kerja bareng Bayusvara. Bayu dan tim wara-wiri berbagai pensi di Jabodetabek. Meski sudah mengurus klien-klien besar, Bayusvara masih tetap senang mengurus event-event musik berskala kecil.
Menurut Bayu, dari acara-acara berskala kecil ini, dia dan tim Bayusvara bisa membantu penyelenggara acara untuk mendapat pengetahuan soal mengatur sistem suara. Satu hal yang selalu ia terapkan adalah memasang sistem suara yang sesuai kebutuhan bahwa kualitas suara yang bagus bisa dicapai tanpa harus punya budget yang besar.
“Mostly customer pasti pakai jasa kita lagi karena kita memposisikan mereka sebagai teman. Kita coba tawarkan mereka itu menggunakan apa yang mereka butuhkan. Kita mengomunikasikan apa yang mereka butuhkan, mereka bisa menyesuaikan butuhnya seperti apa, lalu kita bisa sediakan,” rangkum Bayu soal prinsipnya dalam berbisnis sound system.
Pada 2020, Bayusvara juga sudah punya klien-klien yang menggunakan servisnya. Namun, pandemi COVID-19 yang muncul membuat acara-acara ini tidak dapat diselenggarakan. Tidak mau tinggal diam dan enggak bisa memberikan gaji buat krunya, Bayu memutar otak dan mengambil keputusan bisnis yang drastis. Memulai Segarsvara.
Jualan Sayur, Buah, dan Produk Segar Lain Selama Pandemi
Segarsvara bisa dibilang adalah ide yang cukup spontan dari Bayu. Di awal PSBB, ia melihat notifikasi tentang pengumuman overload dan penundaan pengiriman dari aplikasi pengantaran bahan makanan di ponsel istrinya. Dari situ, Bayu mendapatkan ide untuk memulai bisnis serupa karena melihat peluang yang nyata.
“Berarti, kan, saat itu permintaan atas groceries tinggi sekali, ya. Dari situlah tercetus kayaknya oke, nih, kalau kita branding jadi satu produk delivery service bahan makanan. Dari situlah kemudian bermulanya Segarsvara,” Cerita Bayu soal inspirasinya saat mulai Segarsvara.
Bayu juga punya modal lain yaitu mertuanya yang punya toko kelontong di pasar. Dari mertuanya, ia mendapatkan insight kalau pendapatan pedagang kelontong menurun drastis karena kekhawatiran orang pergi ke pasar. Meskipun begitu, Bayu dan tim tetap harus mulai semuanya dari awal. Belanja sendiri di pasar tradisional malam hari, melakukan pendataan dan pengepakan di pagi hari, dan langsung dikirim siang harinya.
Para kru Bayusvara yang juga asing dengan bisnis Segarsvara juga dilibatkan. Tujuannya tidak lain untuk memastikan mereka masih punya pekerjaan dan pendapatan selama pandemi. “Mau enggak mau kita harus melibatkan tim Bayusvara karena tujuan awal diciptakannya Segarsvara ini adalah memastikan tetap ada cash flow untuk penghasilan teman-teman kru di Bayusvara,” tutur Bayu.
Menjangkau area pengantaran DKI Jakarta, Tangerang Selatan, dan Depok, Segarsvara mendapat respon positif karena menawarkan layanan pemesanan yang instan dan personal lewat aplikasi pesan singkat. Bukan cuma bisa memesan yang ada di daftar produk, konsumen juga bisa memesan produk segar spesifik dan waktu pengantaran yang spesifik juga.
Buat kesehatan dan keamanan lo dan keluarga, Segarsvara bisa jadi alternatif buat grocery shopping lo, bro! Nantinya, Bayu juga berencana buat melanjutkan Segarsvara yang jadi satu payung sama Bayusvara ke depannya. Semua cerita soal Bayusvara dan Segarsvara bisa ditonton di MLDSPOT TV Season 6 #MauLagiDimanapun Episode 6.
MLDSPOT TV musim ini hadir dalam format baru yang spesial dalam rangka menyesuaikan dengan situasi pandemi. Penasaran? Temukan bentuk baru MLDSPOT dengan nonton episode ini di YouTube Channel MLDSPOT TV dan selalu Get Yourself Inspired with MLDSPOT TV!
Comments