Yang namanya streetwear itu udah melekat banget sama kultur anak muda jaman sekarang, apalagi di kota-kota besar. Besar di era 90-an, streetwear memiliki desain yang simple namun beragam sehingga cocok untuk dipakai nongkrong, pacaran, bahkan nonton konser. Tapi, kebayang enggak, sih, kalo lo punya streetwear yang desainnya konyol, namun juga edgy di saat yang bersamaan?
Jawabannya adalah Kamengski – brand streetwear asal Jakarta yang udah hits banget berkat desain kaosnya yang nyeleneh abis. Bermain di ranah humor dan parodi – Kamengski punya banyak fans berkat plesetannya yang menggabungkan tokoh/brand besar dengan kultur pop lokal. Misalnya “The Mandralorian” yang menggabungkan antara karakter The Mandalorian dengan komedian legendaris Mandra.
Lalu, kenapa mereka memilih clothing ya, bro? Selengkapnya langsung cek ulasan Inspiring Products selengkapnya di bawah ini!
Kenapa Memilih Clothing?
Awalnya, clothing dipilih sebagai medium untuk menyampaikan karya Said karena sifatnya yang seperti “galeri berjalan”. Semakin kesini, produk yang dihasilkan Kamengski semakin beragam mulai dari masker, power bank, sampai keset lantai. Kalau sudah begini, apakah Kamengski ini beneran bisa dibilang sebagai brand streetwear? Hal ini bakal kita bahas bareng-bareng sama Inspiring People kali ini yaitu Sulaiman Said, founder dari Kamengski.
Sosok visual artist yang nyentrik ini pertama kali memulai Kamengski sebagai project untuk mengisi waktu luang di kuliahnya. Mengambil jurusan DKV di Institut Kesenian Jakarta membuat Said terbiasa berhadapan dengan teori dan disiplin ilmu desain. Hal ini membuatnya ingin membuat sesuatu yang berlawanan dari kaidah formal desain visual.
Kamengski pun lahir sebagai wadah untuk menampung ide-ide gila milik Said. Ia menjadikan segala sesuatu yang bersifat budaya pop sebagai inspirasinya dalam berkarya. Said merupakan penggemar dari mangaka Akira Toriyama, fashion designer Jun Takahashi, hingga seniman jalanan Banksy. Banyaknya referensi yang dimiliki oleh Said ini menjelaskan keragaman dalam produk-produk Kamengski.
“Karena gue ngerjain nya dengan senang maka gue merasa bahwa ini adalah makanan buat jiwa, sifatnya rohani.” ujar Said ketika ditemui di studionya.
Parodi Jadi Cara Komunikasi Masa Kini
Menurut Said, Kamengski ini merupakan caranya untuk merespon segala sesuatu yang ada di sekitarnya, terutama yang berkaitan dengan budaya pop. Parodi ini juga cara Said untuk mengapresiasi hal-hal yang Ia sukai. Brand dan figur yang menjadi “korban” Said pun beragam, mulai dari artis internasional, sportswear, hingga startup.
Sejauh ini, Kamengski hampir selalu mendapat respon positif baik dari penggemar maupun pihak yang diparodikan. Hal ini disebabkan oleh paduan humor dan visual yang tidak hanya menggelitik, tetapi juga berkualitas. Selain itu Said juga tidak pernah membuat karya yang bertujuan untuk menjatuhkan suatu pihak tertentu.
Di jaman sekarang, komunikasi antara brand/public figure dengan audiensnya sudah tidak bisa dilakukan dengan cara yang formal dan hard selling. Perlu pendekatan yang absurd dan out of the box untuk bisa relate dengan audiens yang lebih muda. Mengingat jagat dunia maya dan media sosial sudah dikuasai oleh golongan milenial dan generasi Z.
Ketika memulai Kamengski, Said mengerjakan semuanya secara one-man show. Ia yang memikirkan ide parodi dan desain visual untuk produk-produknya. Sekarang Kamengski telah memiliki tim kreatif dan sering menerima masukan ide dari followersnya. Hal ini yang menyebabkan Kamengski terus membesar dengan penggemar fanatik yang telah menyerupai sebuah “cult”.
“Kamengski adalah sesuatu yang terus bertumbuh karena penikmatnya juga jadi pelakunya.” terang Said waktu ditanya gimana kesannya ngelihat Kamengski yang udah jadi household name di industri fesyen lokal.
Kolaborasi, Syarat Utama Untuk Terus Bertahan
Sebagai sebuah brand fesyen, Kamengski sering melakukan kolaborasi untuk menghasilkan karya yang dinamis dan lebih eksklusif lagi. Salah satu kolaborasi yang sering menjadi hype tersendiri adalah ketika Kamengski merilis merchandise bersama beberapa band dalam negeri. Mulai dari Superglad, The Adams, hingga .Feast pernah merasakan kolaborasi, yang mana Said ikut turun tangan.
Syarat utama untuk bisa terus berkarya dan bertahan di zaman yang sulit ini adalah berkolaborasi. Sebagai sesama seniman dan kreator harus ada semacam solidaritas untuk maju bersama. Kolaborasi selalu menghasilkan sesuatu yang benar-benar tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Bayangin aja, Said pernah berkolaborasi membuat skateboard, sabun batang, beanbag, bahkan menu makanan vegan. Bagi Said kolaborasi merupakan sarana untuk terus belajar dan mengenal hal-hal baru yang tidak bisa diciptakan sendirian. Berani melangkah lebih jauh lagi, kolaborasi Said yang terakhir merupakan sebuah motor listrik bernama Spacebar. Motor ini dirancang dan dibuat bersama dengan studio mobility design Katalis.
Dari bikin kaos sampe motor listrik, jadi sebenarnya Kamengski ini streetwear atau apa sih? Said kembali menegaskan bahwa Kamengski adalah sesuatu yang bersifat independen dan antithesis dari hal-hal formal.
“Kamengski adalah taman bermain gue. Tempat gue mau ngapa-ngapain disitu, karena ide gue belum tentu diterima sama sesuatu yang bersifat formal.” tegasnya lagi.
Kalau mau tau lebih banyak tentang Sulaiman Said dan karya-karyanya di Kamengski, jangan lupa nonton MLDSPOT TV Season 7 Episode 3 ‘Mengalir Sampai Mana-mana’ di YouTube channel MLDSPOT TV. Subscribe juga YouTube channel MLDSPOT TV dan follow @mldspot di Instagram. Get yourself inspired by MLDSPOT.
Comments