Orisinalitas di industri kreatif yang sudah sangat maju ini memang menjadi grey area tersendiri bagi para pelakunya. Ide segar dari segala desain, terkadang tetap saja dituntut karena dinilai menjiplak. Hal ini sedang terjadi di antara Nike dan Warren Lotas.
Seperti yang diketahui bersama, salah satu sneakers Nike dengan tipe SB Dunk Low Rip-Offs seri ‘Pigeon’, menurut Nike, ditiru desainnnya oleh Warren Lotas yang juga mengeluarkan sneakers mirip sekali dengan yang punya Nike, namun tetap ada perbedaannya.
Perbedaan yang paling mencolok berada di logo utama dari sepatu tersebut. Kalau punya Nike, SB Dunk Low Rip-Offs ‘Pigeon’ ini jelas mempunyai logo swoosh yang tajam di body sneakers tersebut. Nah, kalau Warren Lotas, logo swoosh tersebut ia ganti dengan topeng ‘Jason Voorhes’ dengan bentuk mirip dengan logo swoosh tersebut.
Dari warna, bentuk, sampai tipe jahitan dan bahkan lambang burung dara atau ‘Pigeon’nya juga kurang lebih sama. Mungkin ini yang membuat Nike akhirnya menuntut Warren Lotas dengan alasan menjiplak karya mereka sebelumnya.
Memang sih, secara waktu atau timeline, sneakers dari Nike dengan tipe SB Low Dunk sudah ada sejak lama, kurang lebih populer dari tahun 2007. Nah, jika tetiba Warren Lotas mengeluarkan teaser sneakersnya yang konon mirip dengan signature sneakers dari Nike tersebut, wajar jika akhirnya pabrikan apparel olahraga besar tersebut menuntutnya.
Akan tetapi, jika perspektifnya dilihat dari ide desain yang memang tetap ada perbedaannya, apakah Warren Lotas benar-benar salah dan pantas dituntut? Atau karena tetap ada perbedaannya, Warren Lotas tetap bisa mendapatkan pembelaan?
Apa Tuntutan Dari Nike?
Credit Image: nicekicks.com
Dilansir dari situs hypebeast.com – Nike menganggap kalau Lotas “promoting and selling fakes of coveted Nike Dunks”. Nike menilai Lotas telah membuat kebingungan karena karya dalam bentuk sneakers tersebut dan mengambil kesempatan untuk mendapatkan untung dari hal itu.
Masih dilansir dari situs yang sama, sepertinya tuntutan Nike akan terus ditujukan ke Lotas sampai akhirnya Lotas memberhentikan “Illegal fakes” tersebut. Bahkan Nike sampai mempertanyakan ke pihak-pihak legal yang terkait untuk mempertanyakan legitimasi desain dari Lotas tersebut.
Credit Image: wwd.com
Dan ini yang cukup mengejutkan dari Nike, bro. Perusahaan besar apparel olahraga dan kasual ini bahkan sampai menuntut Lots untuk mengubah keseluruhan logo yang ada di sneakers, apparel lainnya, file digital, packaging, material promosi bentuk fisik, sampai iklan untuk diganti menjadi logo Nike yaitu swoosh.
Ngobrolin penjiplakan desain sneakers, di Indonesia sendiri, beberapa waktu lalu juga sempat digegerkan dengan hal yang kurang lebih mirip dengan apa yang dilakukan oleh Nike ke Warren Lotas. Sempat dengar Vans menuntut Ventela dan Saba?
Produk Lokal Kena Sue Oleh Vans
Credit Image: indiemarket.news
Local pride! Semangat menggunakan sneakers asli buatan tangan-tangan terampil dari dalam negeri sendiri memang jadi spirit yang luar biasa, bro. Siapa sih yang tidak bangga untuk menggunakan produk yang dibuat oleh para local greatness?
Akan tetapi, lagi-lagi masalah desain, ide dan perihal lainnya, beberapa contoh brand lokal yang pernah di sue oleh pihak luar seperti Ventela dan Saba – mereka pernah dicari oleh Vans karena dinilai menjiplak logo.
Produsen sneakers buat anak muda skena skateboard dari California, Amerika Serikat ini memang dikenal sebagai salah satu perusahaan yang mati-matian melindungi konsep kreatif dari produknya tersebut.
Memang sih, belum sampai ke ranah hukum yang sangat begitu serius – tapi Vans memberi sinyal serius kepada brand Indonesia yang mereka anggap menjiplak desainnya. Dilansir dari situs VICE Indonesia – perwakilan dari Vans sampai meminta moderator Instagram untuk menghapus semua foto dagangan sneakers yang dianggap menjiplak desain mereka.
Nah, di Indonesia sendiri, brand lokal yang cukup mendekati desain dari Vans adalah Ventela dan Saba. Perihal ini sempat jadi trending topic di Twitter untuk Kawasan Indonesia. Permintaan dari Vans dikabulkan oleh Instagram.
Bahkan pedangan pengecer saja kena ‘razia’nya. Masih dari situs yang sama, penggiat sneakers sekaligus owner dari Shoes and Care yaitu Tirta Mandira Hudhi alias dr. Tirta, sampai mengimbau reseller Ventela dan Saba untuk menghapus unggahannya untuk sementara.
Hal ini terkait dengan kemungkinan Instagram sendiri yang akan menutup akun tersebut kalau ketahuan tetap nekat berjualan. Bahkan ternyata – beberapa akun reseller sudah mengaku mengalaminya.
Akan tetapi, serunya gini, bro – Ventela merespon hal tersebut dengan pernyataan kalau mereka sudah mendaftarkan secara legal ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual di Kementerian Hukum dan HAM.
Ventela sendiri juga meminta para reseller untuk tetap santai karena mereka merasa sudah memenuhi persyaratan administrasi dan merasa tidak melanggar hukum. Nah, dari perspektif Ventela sendiri ini, juga perlu dipikirkan bro. Pasalnya Ventela juga menganggap kalau desain yang mirip adalah praktik yang wajar saja terjadi di dalam industri bisnis kreatif.
Diwarnai Debat Netizen!
Berbagai perspektif tumpah di internet, dan berbagai kata dan umpatan juga ada di sana. Debat netizen memang bikin hidup semakin seru, bro! Akan tetapi, yang perlu dicatat di sini adalah bagaimana memang masing-masing produsen punya ‘ciri khas’ agar kasus serupa tidak terjadi lagi.
Soal debat netizen, beberapa produk dari Ventela kena cibir netizen di Twitter dan Instagram. Kalau dari sisi produsen, well ini pekerjaan rumah kalian yang mesti dipikirkan dan dikerjakan benar-benar sih bro!
Nah, kalau seandainya diri lo yang sudah punya brand dan memproduksi banyak produk tetapi tiba-tiba kena hal seperti ini, apa yang bakal lo lakukan, bro?
Feature Image – nicekicks.com
Comments