Trending
Selasa, 03 Oktober 2023

Slow Living, Gaya Hidup yang Sering Disalahpahamin

  • Share
  • fb-share
Slow Living, Gaya Hidup yang Sering Disalahpahamin

"Hidup udah berat. Dibikin santuy aja, deh."

Lo pernah denger kalimat ini di circle lo, atau malah lo sendiri yang hidup dengan prinsip itu? It’s okay, gue bisa relate sama pemikiran begitu, kok. Nah, contoh itu aja udah ngebuktiin kalau tren slow living lagi populer banget! Tapi, gimana asal-usulnya, dan apa ngejalanin lifestyle ini berarti lo pemalas? Biar enggak ngawang lagi, kuy, simak ringkasan MLDPODCAST episode 98 bareng Oza Rangkuti, Asri Saraswati, Laze, sama Vira Talisa di sini!

 

Slow Living = Endgame Hidup

Simpelnya, sih, slow living itu gaya hidup yang ngejalanin segalanya dengan pace pelan. Tapi, apa definisinya sebatas di situ aja? Enggak juga ternyata, Bro! Justru, gue jadi dapat wawasan baru dari pendapat Laze yang kebentuk dari musik hip-hop kesukaannya.

Kata doi, slow living itu tahap akhir yang bisa lo capai kalau lo udah cukup lama dan keras nge-hustle di kehidupan. Makanya, awal-awal banyak rapper yang sering bikin lagu dengan elemen “no sleep” atau “work hard”. Pas mereka udah sukses, baru deh, mereka nge-rap tentang hidup santai di pantai. Jadi, bisa dibilang kerja keras bagai kuda itu proses panjang selagi masih muda biar bisa hidup santai pas udah renta!

 

Slow Living Tetap Kerja?

Setelah Laze, Asri Saraswati juga nambahin sudut pandangnya yang di mata gue enggak kalah insightful, Bro. Menurut penjelasannya, nih, “Slow living tuh, kita tetap kerja. Kita tetap punya penghasilan, tapi kita lebih conscious sama sesuatu.”

Maksudnya gimana, nih? Sekarang, gue mau ngajak lo bercermin sebentar sama kebiasaan sendiri pas lagi kerja. Kata Asri, sekarang banyak anak muda yang cuma “kerja, kerja, kerja terus tipus”, tapi mereka seolah ngejalanin hidup dalam mode autopilot. Nah, apa lo pernah ngerasa enggak sadar ama rutinitas sehari-hari? Well, you’re not alone, karena terkadang gue juga pernah.

Tapi, menurut Asri, sesekali kita perlu introspeksi kenapa kita bekerja in the first place selain karena duitnya. Apa karena passion, atau yang lain? Catet, deh, biar bisa dijadiin alasan buat lebih ngertiin tugas di depan mata.

 

Miskonsepsi soal Slow Living

Gara-gara slow living lebih nekenin prinsip ngejalanin hidup dengan pace yang lebih santai, banyak yang salah ngira gaya hidup ini justru kayak free pass buat malas-malasan. Malah, di Indonesia, slow living malah diartiin kayak gaya hidup di desa dalam artian lebih sering rebahan, cuma makan produk nabati, dan numbuhin hasil pangan sendiri. Tapi, kayak yang kita udah sama-sama tahu, itu semua cuma miskonsepsi, Bro!

Asri Saraswati nekenin lagi poin yang udah dia sampein di bagian sebelumnya, which is pentingnya ngejalanin semua aktivitas sehari-hari dengan kesadaran. Selain itu, masih ada tambahan lagi yang menurut doi perlu diketahui semua orang. Pertama, gaya hidup ala pedesaan itu tetap capek karena lo musti ngurusin semua-muanya sendiri secara manual, apalagi when it comes to physical labor

Terus, yang kedua, gaya hidup ini beda jauh sama tiba-tiba ghosting tempat kerja tanpa pemberitahuan resign biar bisa kabur dari stresnya kerja. Justru, kata doi, selagi masih muda kita harus tetap produktif selama masih dalam batas wajar, dan dilakuin dengan consciousness penuh.

 

Susahnya Nerapin Slow Living

Karena prinsip dasar slow living itu berkegiatan dengan segenap kesadaran sama apa yang kita lakuin dan gimana perasaan kita–sama kayak meditasi–secara teori kita bisa nerapin gaya hidup ini di perkotaan. Tapi, eksekusinya enggak gampang karena gaya hidup zaman sekarang yang serba instan. 

Bayangin aja, sekarang kita bisa ngedapetin informasi yang dimau secara langsung. Kalaupun kepanjangan, ada AI yang bakal otomatis motong dan ngeringkas biar ke intinya. Selain itu, adanya socmed yang accessible tiap detik juga jadi alasan kita buat ngebandingin progress hidup sendiri sama kesuksesan orang lain setiap saat. 

So, buat nerapinnya, ketiga tamu MLDPODCAST episode kali ini setuju kalau lebih baik hidup sesuai pace dan kondisi saat ini, jangan 100% ngikutin orang lain. Kalau keadaan lagi urgen, enggak ada salahnya hustle dulu. Kalau udah, baru deh, bisa lebih santai.

Gimana, lo udah lebih paham sama esensi slow living dari podcast ini? Sekarang, enggak ada salahnya kita ngulik gimana negara lain ngerapin gaya hidup satu ini lewat budaya sama peraturan kerjanya bareng Oza dkk. Caranya, pantengin aja full version MLDPODCAST episode 98 di YouTube atau stream lewat Spotify! Kalau udah, jangan ragu-ragu bagiin pendapat lo dan jangan lupa stay tuned sama konten menarik lainnya di website sama Instagram MLDSPOT, Bro!

Comments
Epul Saepuloh
Slow living
Fadya Aulia
sering bikin salah paham