Inspiring People
Selasa, 08 Mei 2018

Alvin Tjitrowirjo: Membuktikan Furnitur Indonesia Berkualitas Premium

  • Share
  • fb-share
Alvin Tjitrowirjo: Membuktikan Furnitur Indonesia Berkualitas Premium

Urbaners, bicara tentang industri kreatif khususnya di bidang furnitur, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia tahun lalu menegaskan bahwa industri ini memiliki potensi yang besar untuk tumbuh dan berkembang. Alasannya karena didukung sumber bahan baku melimpah dan perajin yang terampil.

“Pemerintah berupaya untuk mengurangi berbagai hambatan yang selama ini dihadapi pelaku usaha mebel nasional dalam proses produksi, pemasaran, maupun ekspor,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di sela kegiatannya menghadiri Global Manufacturing and Industrialisation Summit (GMIS) 2017 di Abu Dhabi, tahun lalu.

Didukungnya industri ini oleh pemerintah, membuat pemuda Indonesia berlomba-lomba ingin terjun kedalamnya. Salah satu pemuda Indonesia yang akhirnya menekuni industri ini dan berhasil menginspirasi banyak orang adalah Alvin Tjitrowirjo. Ia membuat sebuah brand furnitur yang benar-benar mempromosikan Indonesia melalui desainnya yang modern dan kontemporer.

“Mestinya ada kejujuran di dalam menggunakan material. Jadi kalau materialnya rotan itu artinya fleksibel, bisa dibentuk seperti bagaimana pun juga, dia datangnya dari akar. Nah, jadi itu yang mau kita coba ekspresikan di dalam desainnya, kita nggak perlu nyontek-nyontek atau meniru-meniru. Dan yang paling penting adalah kita bisa membantu menginspirasi orang lain supaya mereka juga bisa bangga dengan produk lokal dan kita bangga sebagai orang Indonesia juga,” ungkap Alvin.

Dari yang awalnya sekedar hobi, Alvin akhirnya semakin serius di bidang ini sampai menempuh pendidikan S1 jurusan Product Design di RMTI Australia pada 2001. Ia kemudian melanjutkan studi S2 di Istituto Europeo Di Design, di Madrid, Spanyol, pada 2008.

Setelah menyelesaikan kuliahnya, ia kembali ke Indonesia dan melihat bahwa industri funitur di Indonesia semuanya bisa membuat produk untuk diekspor.

“Semua permintaan dari luar negeri, kita cuma jadi tukang bikinnya doang dan itu dilakukan terus menerus. Tahun demi tahun  tidak ada inovasi, tidak ada breakthrough, semuanya itu sama. So, I wanna change that." Lalu, Alvin Tjitrowirjo pun mulai mendirikan produk AlvinT pada 2006.

Target pasar produk yang dijual Alvin adalah mereka yang berumur 25 sampai 40 tahun dan tinggal di daerah urban. Sedangkan untuk segmen pasarnya middle up, middle upper premium, dan orang-orang yang basically sudah bisa mengekspresikan diri karakter personalnya di dalam sebuah space.

Persepsi pasar terhadap produk lokal buatan Alvin awalnya dinilai negatif. Alvin berpendapat bahwa persepsi pasar terhadap barang lokal Indonesia selalu harus murah dan meriah harus diubah. Hal itu menjadi tantangan terbesar Alvin karena ia tidak ingin membuat produk yang diinginkan pasar, tetapi ia ingin membuat sebuah produk yang pasarnya dibutuhkan.

Alvin memiliki keyakinan bahwa ia ingin menjadi contoh dan bisa menginspirasi orang lain, tidak peduli diterima pasar atau tidak. Perjuangannya pun berbuah manis, sampai akhirnya produk karya Alvin berhasil didistribusikan ke berbagai negara, seperti di Amerika, Eropa, Afrika selatan, Singapura, dan Malaysia. Karya buatan Alvin juga pernah tampil di berbagai pameran internasional seperti Asian Star di Singapura, Asia Talents di Bangkok, Ambiente Messe Frankfurt, dan Salone del Mobile Milan.

Alvin juga sering diundang untuk jadi pembicara. Ia memanfaatkan kesempatan tersebut sebagai salah satu channel untuk mengedukasi orang-orang yang baru memulai bisnis. Intinya yang mau ia sebar luaskan adalah semangat membuat produk Indonesia yang bisa bersaing di kancah internasional. Termasuk mempunyai visi bahwa bisnis yang dibangun akan membuat negara kita jadi lebih baik.

Kedepannya Alvin berharap bahwa industri furnitur dapat terus berjalan dengan baik jika stakeholder bisa ikut berpartisipasi. Agar Indonesia tak perlu lagi impor dari luar negeri, mengingat bahwa pasarnya ada disini. "Natural resourses itu ekonomi yang tidak terbaharukan, tapi kalau kreativitas itu source ekonomi yang terbaharukan," Ujarnya.

Comments
Ald
. . .
Ardi Widisetiawan
Indonesia sebenernya memang bagus 😎