Inspiring People
Jumat, 04 Juni 2021

Berawal dari Mimpi, Demas Narawangsa Kini Jadi Musisi Jazz

  • Share
  • fb-share
Berawal dari Mimpi, Demas Narawangsa Kini Jadi Musisi Jazz

Seiring berjalannya waktu, kalo lo perhatikan - musik Jazz makin berkembang jadi musik populer ya, bro? Nggak heran kalo kultur musik satu ini pun akhirnya merambah ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.

Munculnya berbagai aliran Jazz seperti swing dan soul, bikin musik jadi lebih variatif dan dinikmati dari berbagai generasi. Sejak diperkenalkan pada tahun 1930-an, Indonesia sukses memunculkan musisi-musisi Jazz legendaris yang prestasinya udah merambah ke kancah internasional.

Kali ini, MLDSPOT berkesempatan buat ngobrol bareng salah satu pendatang baru musik Jazz Indonesia – Demas Narawangsa, seorang musisi muda berbakat yang bisa meneruskan karir Tohpati dan Gilang Ramadhan. Penasaran dengan cerita perjalanan karir Demas Narawangsa? Simak artikel ini sampe tuntas, bro.

Kenal Musik Sejak Kecil

 Demas Narawangsa

Sejak kecil Demas udah akrab dengan musik, “bokap gue sering kasih liat video life music kayak zaman leisure bizz dan akhirnya ada ketertarikan dari situ, gue suka susun box mainan terus gue pukul pake stik gitu”, ujarnya.

Salah satu instrumen musik yang pertama kali Demas pelajari justru bukan drum, melainkan piano classic di umur 4 tahun. Setelah satu tahun, ia baru ada ketertarikan untuk belajar drum. Berawal dari situlah bakatnya mulai terlihat. Kemampuan musiknya pun semakin berkembang, bahkan ia juga bisa memainkan instrumen lain seperti bass dan gitar. Wow, seorang musisi yang sangat multitalenta ya, bro?

Tertarik dengan Fusion Jazz

Mendalami musik sejak kecil – Demas Narawangsa nggak cuma fasih dengan beragam alat musik, tetapi juga dengan aliran musik lain, seperti R&B, latin, pop, progressive, dan berbagai macam musik dunia. Akhirnya, Fusion Jazz lah yang berhasil menarik perhatiannya.

“Waktu gue kecil bokap ngenalin berbagai jenis aliran musik, mulai dari metallica pop, latin, dan fusion Jazz. Tapi anehnya dan nggak tau kenapa, gue justru punya ketertarikan lebih pada fusion Jazz” ujar Demas.

Bahkan sejak muda, ia juga menuntut ilmu di berbagai sekolah musik hingga mendapat beasiswa ke luar negeri. Selama dua tahun tinggal di Amerika membuat Demas mempelajari budaya musik dari negara lain dan menambah wawasannya tentang musik Jazz.

Kolaborasi dengan Beberapa Musisi Hebat

 Demas Narawangsa

Memutuskan menjadi musisi Jazz, nama Demas Narawangsa pun kini begitu dikenal oleh kalangan penggiat musik jazz. Ia juga kerap kali manggung di dalam dan luar negeri, bahkan pernah berkolaborasi dengan beberapa musisi ternama Indonesia.

“Diajak kolaborasi pastinya menjadi pengalaman yang sangat berkesan. Karena semua berawal dari mimpi gue bermain sama mereka. Waktu di umur 11 tahun gue juga sempat diajak main bareng sama Donny Suhendra, Tohpati, dan Indra Lesmana” tutur Demas.

Meskipun pada awalnya Demas sempat nervous ketika manggung dan tampil di depan banyak orang, ia bisa melawan ketakutannya. Kini, ia udah menjadi musisi Jazz serba bisa, namun terlepas dari situ ada satu keinginannya yang belum terwujud yaitu kolaborasi dengan musisi luar dan punya album solo.

Motivasi Tinggi untuk Belajar 

Demas Narawangsa

Ketika ngobrolin soal musisi, emang nggak hanya berhenti pada soal teknis, pembelajaran akademis dan skill semata. Menjadi seorang musisi juga banyak faktor yang bisa mempengaruhi kesuksesannya.

Kalo lo mau menjadi musisi handal – lo nggak boleh merasa puas karena bisa menguasai satu instrumen musik aja, tapi harus bisa mengenalnya secara keseluruhan. Selain itu, supaya kemampuan musik lo makin berkembang, ada baiknya temukan mentor yang tepat juga ya, bro.

Gimana seru kan obrolan kali ini bareng Demas Narawangsa? Pastinya lo setuju, untuk menjadi seorang musisi yang sukses, harus serius dan mau mencoba, dibarengi juga dengan kerja keras dan ketekunan. Good luck!

https://open.spotify.com/playlist/28RLdOfYoWKEtGhkwehLC0?si=a6a55adcc9bd4d09

Comments
Kata Basi
Keren banget
Agus samanto
ngobrolin soal musisi, emang nggak hanya berhenti pada soal teknis