Inspiring People
Jumat, 01 September 2023

Rahasia Novel Sabda Armandio yang Sukses Diangkat Jadi Film

  • Share
  • fb-share
Rahasia Novel Sabda Armandio yang Sukses Diangkat Jadi Film

Akhir-akhir ini, gue lagi cukup tertarik sama salah satu penulis muda, yaitu Sabda Armandio. Soalnya penulis yang biasa dipanggil Dio ini, menurut gue punya karya cerita yang unik dengan detail-detail kecil. 

Sebut aja salah satu karyanya, 24 Jam Bersama Gaspar yang booming di tahun 2017, malah sekarang udah diangkat jadi film sama production house Visinema. Film 24 Jam Bersama Gaspar itu bahkan juga bakal diputar di Busan International Film Festival (BIFF) 2023, loh.

Nah, yang mau tahu rahasia dibalik suksesnya Dio jadi penulis di usia muda, baca cuplikan obrolan gue di sini aja ya!

 

Bukan Cuma Jadi Penulis

Dari awal ngobrol, Dio bilang kalau dia enggak pernah nganggap dirinya sebagai penulis, apalagi sastrawan. Terlepas dari 24 Jam Bersama Gaspar dan novel-novel lainnya yang udah pernah terbit, Dio cerita kalau dia juga punya hobi lain yang dia kerjain di luar kegiatan nulis.

Sebenarnya, awal karir Dio itu adalah website developer, yang berubah jadi pekerja kreatif multimedia. Pas waktu itu, Dio pernah garap multimedia untuk ngembangin konten infografis dan hal-hal lain yang berkaitan sama produk websitenya. 

Dio juga cerita kalau dia senang sama dunia musik, mixing lagu, sampai buat komik, gado-gado deh pokoknya. Dan nulis sebenarnya adalah salah satu hobi Dio, yang kebetulan paling menonjol. 

Skill “gado-gado” tadi dia dapatin dari hasil otodidak dan kekepoannya sama perkembangan teknologi. Malah menurut gue, multitalent ini yang bisa buat Dio jadi sukses seperti sekarang. 

“Tamat SMA, untuk bertahan hidup, ya gue buat-buat website. Dan pas kerja di digital agency gue sempat ikut beberapa bootcamp untuk sertifikasi,” cerita Dio. Hobi, skill, dan pengalaman yang beragam ini akhirnya bisa bantu Dio jadi penulis dengan banyak latar cerita buat dikembangin.

 

Referensi Tontonan Masa Kecil


Lanjut ngomongin soal pengalaman waktu kecil, Dio ngaku kalau lebih banyak ngehabisin waktu bareng kakek dan neneknya. Dio cerita juga kalau dia anak rumahan dan jarang keluar rumah. Satu-satunya hiburannya ya nonton TV.

Dan Dio cerita kalau dulu sering rebutan nonton sama mendiang neneknya. Kalau Dio maunya nonton kuis, eh neneknya milih telenovela. Tapi jadinya Dio juga ikutan nonton deh katanya.

Nah menariknya, dari tontonan-tontonan ini Dio malah jadi sering buat ruang imajinasinya sendiri. Dia akhirnya nikmatin banget alur cerita sama tokoh dari tontonan-tontonan tadi, dan buat cerita dari “dunianya” sendiri.

“Pas nulis, gue selalu bergerak dari karakter, dan karakter inilah yang kemudian gue isi dengan alur,” cerita Dio dengan antusias dan ngaku kalau udah punya segudang koleksi karakter yang nunggu untuk dibuatin cerita. 

Nah karena itu, Dio jadi suka nulis di blognya yang akhirnya sekarang bisa nerbitin novel. Sebagai informasi buat lo nih, ternyata sebelum diterbitin sama Buku Mojok, 24 Jam Bersama Gaspar adalah naskah unggulan di Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta tahun 2016, loh.

“Waktu itu gue coba-coba aja sih, eh ternyata masuk sebagai naskah unggulan,” jelasnya. Dan sesudah diskusi bareng teman, Dio akhirnya mutusin naskah tersebut untuk terbit dari Buku Mojok di tahun 2017.

 

Lebih Jauh Tentang 24 Jam Bersama Gaspar

Gue sama Dio pun lanjut bahas soal 24 Jam Bersama Gaspar. Dio cerita kalau sebenarnya novel tersebut udah diobrolin untuk jadi film bareng Irfan Ramli, yang ternyata juga script writer filmnya, dari tahun 2021. Soalnya, Dio sama Irfan ini memang teman nongkrong dan diskusi.

Tapi pas waktu itu, belum ada PH yang serius banget untuk garap filmnya. Baru deh di tahun 2022 kemarin, 24 Jam Bersama Gaspar tiba-tiba dipinang secara official sama Visinema. Abis itu, di 2023 filmnya udah jadi aja buat dinikmatin. 

“Pastilah gue senang banget pas karya gue dijadiin film, cuma yang bikin gue excited adalah sejauh mana 24 Jam Bersama Gaspar ini dibawa,” cerita Dio. Dio juga ngaku kalau novel Gaspar ini cukup rumit, karena alurnya berlapis.

“Kalau gue sebagai script writernya pasti bingung mau mindahin ke naskah gimana. Sampah banget ini cerita hahaha!” canda Dio di tengah obrolan. Tapi akhirnya, di tangan orang yang tepat, Gaspar bisa dibawa to the next level yang bahkan Dio sendiri suprised, loh.

Pada akhirnya, yang bisa gue simpulin dari obrolan bareng Dio adalah semangat untuk mempelajari hal baru dan menuangkan serta mengeksekusi ide. Last but not the least, lingkungan yang tepat dan suportif juga jadi cara yang bisa lo gunain untuk survive di dunia tipu-tipu ini.

Nah untuk lo yang penasaran sama karya lainnya Dio, coba baca cerita bersambung yang judulnya Mongrel, ya. Menurut gue uniknya di cerita Mongrel ini, Dio coba bereksperimen untuk gabungin cerita panjang dengan audio visual. Jadi bisa ngasih lo pengalaman baca yang bakal beda. 

Ikutin terus cerita lain seputar komunitas, tokoh, dan produk inspiratif di MLDSPOT, supaya lo bisa terus nge-recharge sisi kreatif dan terus berkarya. Jangan lupa juga login di akun MLDSPOT untuk dapetin poin tiap kali baca artikel di sini, sekaligus ngumpulin poin yang bisa lo tuker dengan berbagai hadiah menarik.

Comments
John Hutabarat
Mantap bro
sahrul wijayadi
sumber inspirasiku