Sekarang produk-produk Svas Living pun sudah tersebar di dalam maupun luar negeri, mulai dari Bali, Singapura, Filipina, Jepang, Australia sampai Belanda, bahkan ada seorang usahawan yang menawarkan membeli produk Svas Living dengan skala besar dengan syarat mencopot label “Svas Living", tetapi Svasti menolak, karena ini bukan hanya sekedar materi, tetapi tentang identitas brand yang diperjuangkan selama ini.
Kedepannya, Svasti hanya berharap dengan adanya produk Svas Living ini, para pengrajin tenun akan lebih banyak lagi dan semakin berkembang, sehingga salah satu warisan budaya Indonesia ini tidak hilang begitu saja.
Ini hanyalah salah satu kisah inspirasional dari banyak anak-anak muda di Indonesia. Lo punya sumber inspirasi sendiri nggak Urbaners? Kalau iya, langsung aja submit di MLD Content Hunt dan dapatkan jam tangan Matoa setiap minggunya!
Comments